5

206 45 4
                                    

"A-aku tidak ingin membicarakannya." Tori merinding ngeri, mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu.

Sampai sekarang kejadian itu masih menyisakan memori yang buruk diingatannya.

Yuzuru yang peka pun hanya mengangguk dan tak bertanya lebih lanjut.

"Oh ya tuan muda, ini kotak yang kau minta." Yuzuru menyodorkan sebuah kotak berwarna merah muda yang disambut dengan senang hati oleh Tori.

"Ah ini dia!"

Tori membuka kotak itu dan menghamburkan isinya begitu saja. Kertas kertas putih pun berhamburan dikasur berukuran king-sizenya.

Dengan tidak sabaran Tori membaca setiap kata dari kertas kertas putih tersebut dan berpikir keras.

"Apa yang tuan muda lakukan?"

"Aku sedang mencari tahu siapa teman penaku dengan membaca ulang surat lama kami."

"Kalau begitu boleh aku membantu tuan muda? Karena entah kenapa aku tidak yakin tuan muda bisa menyelesaikan ini seorang diri." Ujar Yuzuru yang secara tanpa sadar menohok tepat ke kokoro Tori.

"Jangan membuatku kedengaran sebodoh itu dong!" Seru Tori kesal.

Yuzuru hanya tersenyum dan mengambil salah satu surat itu dan membacanya.

Tori yang masih tidak mengerti apa yang dilakukan Yuzuru hanya duduk diam tanpa mengucapkan apapun.

"Melihat dari caranya berbicara atau memanggil tuan muda Momo, apakah ada orang yang tuan muda kenal juga menyebut tuan muda Momo?" Yuzuru mulai melontarkan pertanyaan-pertanyaannya.

Tori berpikir sejenak.

"Sena-senpai? Tapi sepertinya tidak mungkin dia akan melakukan hal seperti ini."

"Kalau begitu apakah tuan muda mengenal tulisan tangannya?"

"Sebenarnya aku merasa tidak asing sih dengan tulisan tangannya tapi..."

"Tuan muda sendiri tidak yakin?" Tebak Yuzuru yang langsung dibalas anggukan Tori.

"Tidak banyak informasi yang kita dapatkan disurat ini, tapi yang pasti aku yakin jika si pengirim surat berada di rumah yang sama dengan tuan muda."

"Di rumah yang sama denganku?" Tori mengernyitkan keningnya.

"Ya, tidak mungkin seseorang bisa menerobos masuk rumah tuan muda mengingat keamanan disini cukup ketat, jadi saya yakin si pengirim satu rumah dengan tuan muda."

"Kalau si pengirim satu rumah denganku." Tori menatap Yuzuru curiga dan memajukan wajahnya mendekat dengan wajah Yuzuru.

"Jangan-jangan... selama ini kau si pengirim surat itu!?"

"...apa?"

.

Tori mendengus kesal dan mengelus-ngelus pipinya yang memerah karena cubitan Yuzuru.

"Huh! Kalau bukan dia orangnya tidak perlu sampai mencubit sekeras itu kan! Bilang tidak saja juga sudah cukup." Gerutunya.

Sambil terus melangkahkan kaki mungilnya kebelakang rumahnya tanpa sengaja ia melihat sosok familiar didekat pohon yang selama ini seolah menjadi kotak pos untuk Tori.

"[Name]?" Tebaknya.

Surai [Your hair color] yang melambai-lambai membuat Tori semakin yakin sosok itu adalah [Name].

"Apa yang dia lakukan disini?" Bisiknya.

Tori memicingkan matanya, mencoba melihat lebih jelas dan sesuatu ditangan [Name] pun membuat Tori mebelalakan matanya kaget.

"Surat?"


Tbc

Sakura Message | Himemiya Tori x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang