1. Mysterious Young Man

4.5K 441 93
                                    

Pemuda manis kesepian yg hanya bisa duduk di bangku taman tanpa adanya seorang yg menemani.

[Berlin Jerman, 25 Maret 2010]

Eren. Eren. Eren.

Nama itu terus terngiang di kepala Levi Ackerman. Membuat kepalanya pusing tujuh keliling. Bumi seperti berputar-putar. Gonjang-ganjing. Membuatnya harus berpegangan erat pada kursi yang ia duduki.

"Sir? Anda kenapa?"

Eren menepuk pundak kokoh Levi lembut, wajahnya terlihat sangat khawatir.

Levi menggeleng pelan, "Tidak apa. Aku hanya sedikit pusing."

"Sebaiknya anda segera masuk kedalam. Tidak baik terlalu lama disini. Angin disini lumayan kencang. Anda akan tambah sakit, nanti."

Levi mendengus. Bocah ini Cerewet sekali.

"Bocah, sebenarnya yang jadi Dokter disini siapa?"

Eren merengut, "Aku kan hanya khawatir."

"Sangat mengejutkan kau mengkhawatirkan ku yang seorang Dokter."

"Tapi, anda kan tetap Manusia. Dokter handal sekalipun pasti mengalami yang namanya Sakit."

"Aku tahu. Daripada mengkhawatirkan aku, lebih baik khawatirkan dirimu sendiri. Bocah sepertimu mudah diserang penyakit."

Kali ini Eren memilih diam. Tak menatap Levi lagi. Sekilas, tatapannya menyendu. Levi ikut terdiam. Diamnya kali ini, ia sedang berfikir keras.

"Bocah, ada yang ingin kutanyakan."

Masih tidak menatap Levi, "Apa yang ingin anda tanyakan?"

"Nak, tatap aku kalau sedang berbicara."

Dengan mata yang terlihat berapi-api, ia teguhkan hati untuk menatap Levi.

"Apa, kita pernah bertemu sebelumnya?"

Hening.

Eren mencoba tersenyum, "Apa yang anda katakan? Kita belum pernah bertemu sekalipun. Ini pertemuan pertama kita."

Hening lagi.

"Oh maaf. Mungkin aku salah orang."

"Salah orang?"

Levi menatap lurus mata Eren, "Kau sangat mirip dengan orang yang kukenal dulu."

Eren diam sejenak, "Orang yang mirip aku itu, bagaimana Sir?"

"Maksudmu?"

"Anda mengiraku orang yang anda kenal dulu. Apa yang membuat anda mengira aku ini orangnya? Wajahku, kah?"

"Semuanya."

"Eh?"

"Semuanya. Semuanya mirip dengannya."

"S-semuanya..? Ha ha.. mana mungkin, Sir. Anda bercanda, ya?"

Levi tatap datar, "Tak percaya, ya sudah."

Eren menahan nafas, lalu menghembuskannya dengan perlahan.

"Maaf. Bukannya tak percaya. Hanya-- masa iya, ada seseorang yang sangat mirip dengan seseorang lainnya. Bukankah terdengar mustahil..?"

Levi angkat bahu dengan ringan. "Entahlah. Aku selalu mengatakan apa yang ada dikepalaku. Tak dilebihkan, dan tak juga dikurangkan. Aku apa adanya, Nak."

"Begitu." Eren terkekeh pelan.

Lalu hening lagi. Hanya sebentar keheningan yang membuat Levi nyaman itu, sudah dirusak oleh dering ponselnya sendiri.

Jiwa Yang Terikat Denganmu [RivaEre] END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang