pesta! 2 (CH. 2)

28 7 3
                                    

Sementara Aldrina,Rafael,Haruka, dan Lecia makan.
Di lain tempat.

Lux pov.

Hah... lelahnya diriku. Menghadapi semua kekacauan yang sangat melelahkan.

Semua anak buahku memang merepotkan. Lien yang sedang berebut makanan dengan sohibnya, Ries. Chris yang masih melerai mereka berdua, dan Lucis sedang tebar pesona di hadapan semua putri dan bangsawan. Cih masih imutan aku kok.

Sedang kan aku, mau tau apa yang ku lakukan? Yang kulakukan adalah diam dan meratapi keanehan mereka semua.

'Menyedihkan.' Jawab batinku.

"He.. he! Alien gadungan! Lu napa masih ngambil sushi punya gw sih?! Coba ambil piring sendiri lalu ambil makananlu. Gk perlu lewat piring gw elah!." Ucap seorang babu yang tingginya hampir sebanding dengan 'alien gadungan' dan memiliki suara cetar nan membehana, Ries.

"Males, kan lu juga bawa banyak makanan. Gua ini termasuk bantu supaya angkutan lu jadi ringan." Jawab Lien dengan santainya sambil mengambil beberapa makanan pencuci mulut di piring Ries.

Ries yang mendengar pernyataan Lien langsung memanas dan mereka perang mulut, hah.. ini membuatku lelah juga. Mungkin lebih baik aku menjauh dari sini.

"Lux mau kemana?" Tanya lucis kepadaku.

Aku hanya menatapnya dingin dan berjalan menjauh dari orang sengklek plus orsng tebar pesona yang nanya-nanya tadi.

Aku berjalan menuju tengah aula, mungkin ada yang bisa ku lihat-lihat disana bukan? Aku pun duduk di tempat yang sudah di sediakan, sambil menatap orang yang sedag berdansa dengan indah di sana. Indah.. sangat indah sampai ku teringat orang yang sangat ku benci itu.

Aku melihat sekitar lalu aku terpaku, melihat seorang gadis yang sedang berlari.. eh tapi kearahku? Seketika...

Byurrr splash...

Ternyata dia sedang membawa segelas air dan berlari oleng. Gelas yang dibawa tadi tumpah tepat di depan wajahku yang imut ini, aku hanya bisa menunduk lalu mendongak untuk menatap orang itu.

"Ma-maaf aku tidak sengaja.. aku bakal gan-" ucapan orang itupun ku potong.

"Brengsek, kalau lari-lari itu liat-liat. Apa ini tanah lapang yang pantas untuk berlari-lari? Bukan kan? Memang cewek jalang." Ucapku sambil berdiri dan mensejajarkan dirinya yang menunduk dan ingin mengambil gelasnya tadi. Seketika ekspresinya berubah menjadi terkejut dan matanya berkaca-kaca.

Aku hanya memberi tatapan membunuh, dia langsung berdiri kikuk dan mengeluarkan sebulir air mata dan berkata, "ma-maaf, aku tidak sengaja, mohon maafkan a-aku hiks.."

"Ngapain orang seperti lu meminta maaf, ha? Gak pantas! Cth." Aku pun pergi meninggalkan dia yang tertunduk dan menangis.

Semua orang memandangku dengan tatapan takut, tetapi juga ada yang memandangku dengan tatapan marah. Memang siapa sih orang yang tadi menyiramku tadi?

Ada beberapa orang yang melihat kejadian tadi langsung bergosip dengan teman sebelahnya, "hey, bukankah itu Lux? Dia adalah si anak kecil berumur 13 tahun yang sudah kelas 3 loh. Ngapain dia mempermalukan putri mahkota?"

"Kasian putri Lyn... aku ingin membantunya tapi aku tidak mau kena batunya." Ucap salah satu dari mereka.

"Sepertinya ini bukan hari yang bagus untuk putri Lyn, karna bertemu dengan monster angkatan kita." Ucap mereka yang lain.

Mereka semua bergosip ria sambil menatapku dan orang yang kupermalukan tadi. Memang kenapa? Harus kasian gitu sama orang yang derajatnya lebih tinggi? Atau harus mengalah? Itu sepertinya tidak ada di kamus pikiranku.

Elementer AirynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang