CHAPTER 6 : CONFLICT

4 1 0
                                    

=
==
===

Brakkkkkkkkkk..

Suara gebrakan yang cukup membuat semua mata yg ada ditempat itu memandang ke arah sumber suara.

Ya irene beserta genk nya...

Sudah tidak heran lagi memang, seluruh penghuni SMA Bintara sudah hafal dengan tingkah laku akal baik dan buruk nya sosok irene dengan notabene anak dari donatur terbesar di sekolah nya,
ga heran kalohampir tiap tahun ajaran baru sekolah elit ini membuka jalur beasiswa dengan tak lain dan tak bukan ayah irene lah yang menanggung semua biaya itu.

~

Aneh memang melihat sifat orang tua dan anak ini berbanding terbalik. Dermawan,bijaksana,ramah namun tegas.
Sederet sifat yang dimiliki seorang Chandra Sutomo itu tidak satupun menurun pada anaknya ini.
Tegas?
Tidak lebih tepatnya irene itu kejam hampir tidak punya perasaan.

~~

Suasana kantin yang riuh dengan celotehan penghuninya mulai senyap. Bukan,bukan karna mereka telah pergi berlarian menuju kelas masing masing karna bel berbunyi,
akan tetapi org itu lebih berniat bungkam dan tertarik melihat kejadian yg sedang berlangsung didepan mata mereka.

Banyak yg hanya sekedar penasaran dan menonton, ada pula yg mencoba merekam tetapi langsung menyimpan ponsel mereka masing2 karna tatapan maut yg dilemparkan irene,
seakan akan mereka akan dikubur hidup2 setelah ini.

"He, cewek kampung! Lo bener bener tuli ya?? Atau lo sengaja mancing-mancing gue buat ngebuktiin omongan gue yang kemaren?"

"Kurang belai kali ren, masa upik abu kaya dia ngarep jadi permaisuri nya axel" saut Atasya zein yang lain dan tak bukan teman satu genk cewek berambut curly yang sedikit di cat abu dibawanya siapa lagi kalo bukan irene.

Clara tak bergeming lebih memilih mengabaikan segala cercaan yg ditujukan orang didepannya untuk dirinya.

"Wah,, bener2 nih bocah ya bener bener tuli apa gimana sih, hehh clara lo budeg ya? Ini yang lagi ngajak lo ngomong irene loh, berani berani nya loh anggurin dia" tambah Caitlyn yang ikutan nimbrung untuk memperpanas atmosfer diantara Irene dan Clara tersebut.

"Besar juga nyali lo, lo pikir lo siapa ha? Udah puas lo bikin axel mutusin gue?? Atau masih kurang? Lo ga punya mulut buat ngejawab ??" Pekik Irene sambil menarik rambut Clara kebelakang.

Terlihat Clara yg kesakitan irene semakin kuat menarik rambutnya sampai satu tangan mencengkeram tangan nya kuat.

"Ga pernah berubah ya lo dari dulu, nindas junior seenak jidat lo, belom kapok? Terus gue denger axel mutusin lo? Ga heran sih klo dia mutusin lo, mana ada cowok yg suka sama cewe tukang bully anak org kyk lo" ujar wanita yg mencengkeram kuat lengan irene ini.

"Satu lagi, axel itu nerima lo semata-mata biar lo ga nanggung malu didepan anak2 bintara gara2 dia nolak perasaan lo, terus harusnya lo bersyukur krn gue nahan axel buat mutusin lo besok nya, begonya gue,gue pikir lo bakal berubah jadi lebih goodgirl dan see ga ada sedikit pun tingkah laku lo yg bisa lo perbaiki"

Sambil berusaha melepas cengkeraman tangan wanita didepannya ini, Irene melemparkan tatapan tajam yang penuh arti ke arah Clara.
"Lepasinn,bar-bar banget sih lo jadi cewe" kesal irene pada wanita dihadapannya saat ini.
"Lebih bar-bar mana gue yang kya gini apa lo dengan segala kemunafikan yg selama ini lo sembunyiin dari axel dan anak2 disini?"

Mengerti akan maksud pembicaraan wanita itu, membuat Irene sedikit terpojok alih alih takut apa yg ia perbuat dimasa lalu terbongkar di depan anak2 bintara saat ini yg sedang memandang mereka berdua dengan tatapan datar tanpa ekspresi.

SUDDENLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang