CHAPTER 4 : Fear - Anger - Freedom

8 1 0
                                    

================================================================

Siulan burung bersahut-sahutan
Sinar mentari menelisik lewat celah gorden milik sang empunya kamar.

Perlahan matanya terbuka menandakan dia mulai sadar dari mimpi indahnya, beserta lukisan abstrak yang ia torehkan diatas bantal kebesaran nya sejak tadi malam.

Tangan nya bergerak menyusuri meja disamping mencari benda kotak yg dia anggap sudah seperti soulmate nya,,,,,
Ya,,,
handphone mungkin dia bisa mati jika tidak memegang benda itu sehari saja.

Sambil memincingkan matanya sebelah karena sinar matahari menyorot matanya secara langsung,ia melihat layar hp nya dan betapa kagetnya ia menyadari kurang lebih tiga puluh menit lagi pelajaran pertama akan dimulai.

Seketika itu juga nyawanya kembali utuh, dengan cepat ia menyambar handuk dan belari ke kamar mandi, kurang dari sepuluh menit ia keluar memakai seragam dan berdandan seadanya.
Menyambar tas sekolah,mengunci pintu lalu berlari menuju halte bus terdekat yang jaraknya kurang lebih 100meter dari kosan nya.

Sambil harap2 cemas menunggu bus nya datang, berhenti sebuah motor tepat di depan halte itu, dengan raut wajah keheranan ia memperhatikan pengemudi motor sport didepannya. Sadar bahwa sedang diperhatikan, akhirnya ia membuka helm fullface yg menghalanginya.

**

"Lo mau diem disini telat atau kesekolah bareng gue?" ,

"gausa,gue naik bus aja! Lagian gue gamau nyari ribut sama nenek sihir lo itu dan jadi bahan bullyan satu sekolah!" Ketus Clara.

"Lo yakin masih mau nunggu? Bukan nya bus nya lewat selang 20menit? Dan baru lima menitan yg lalu bus pertama lewat" jelas axel pada gadis dihadapan nya.

Axel, ya pemilik suara bariton itu adalah cowok yang dikenal dingin oleh seantero penghuni SMA Bintara,namun lain sikapnya jika dengan gadis yang ada didepan nya saat ini.

***

Setelah menimang-nimang tawaran axel cukup lama akhirnya clara menyerah dan memilih untuk menerima tawaran cowok didepannya.

"Ya-yaudaa dehh gue ikut sama lo, tapi lo inget gue ikut lo krn terpaksa! Gausa mikir yg aneh2" jawab Clara yg hanya dibalas senyum kemenangan oleh axel.

****

Setibanya mereka disekolah, bukan axel namanya klo ga bikin heboh seluruh penghuni SMA Bintara, setelah puas membuat suara berisik yg keluar dari motor sport miliknya, axel menyapa anggota genk nya yg lain.

"Tumben lamaan lo dateng" 
"biasalah,ada sedikit misi yg harus diselesaiin" tanya benny yg disusul oleh axel sambil melirik ke arah Clara.

Merasa risih dengan apa yg mereka bicarakan clara pun melenggang pergi meninggalkan axel dan teman2 nya yg masih nyaman berada diparkiran.

"Claraaaa!!!" Mendengar namanya dipanggil, sang pemilik nama mencoba mencari sumber suara; "Ikut gue yukk,buruan! Ada yg mau gue omongin penting!!" Ujar sang pemilik suara yang lain dan tak bukan adalah sahabat nya sendiri.

Merasa penasaran dengan apa yang dimaksud caca, clara akhirnya mengekor sahabatnya itu dari belakang, setelah melewati beberapa koridor dan ruangan serta dirasa nya sudah cukup sepi,caca pun buka suara;

"lo beneran dateng dianter kak axel? Clarr" 

"lo tau darimana" merasa heran krn secepat ini beritanya tersebar dikalangan para siswa.

"Clarr,ini tuh Bintara ga heran klo berita sekecil apapun bakalan cepet merembet dikalangan anak-anak dari mulut ke mulut,mending klo gosipin nya bagus lah klo ada yg nambah-nambahin cerita gmn? Kya gatau aja lo anak2 disini pada gimana terus nihh ya kalo misal--" 

SUDDENLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang