11.

27 5 0
                                    

Mereka bertiga semakin mendekati asal suara yang membuat rasa ingin tau mereka timbul.
Dan ternyata suara tersebut berasal dari suatu ruangan yang lampunya berbeda dari ruangan lain. lampu itu berwarna kuning terang.

Icha,Qila dan Acha masuk kedalam ruangan tersebut dan ternyata.

"Eh kalian disini? Butuh apa?" tanya Luna ramah.

"Iya tante kita lagi penasaran sama rumahnya kak Arkan. eh malah kesasar" jawab Icha.

"Oh kok bisa kesasar?" tanya Luna.

"Ih lagian rumah tante besar,kita bingung harus lewat mana biar bisa balik kekamar" sambung Acha.

"Ah rumah ini biasa aja kok" jawab tante Luna sambil me mixer adonan kue.

"Heh dia bilang rumah ini biasa aja,kalo rumah gue dia kata apa?" bisik Qila pada Acha.

"Kandang kambing" ketus Acha.

Tak lama kemudian Arkan datang bersama ketiga buntutnya. siapa lagi kalau bukan Aldi, Alan dan Bintang yang berdiri dipintu.

Arkan merasa tertipu dengan apa yang Aletta katakan,dia bilang kambingnya tidak ikut. lalu? Ketiga gadis yang Arkan lihat di ruangan masak ibunya siapa? Apa kambing sungguhan? Arkan hendak berbalik.
Lebih baik kena marah ibunya karena tidak menepati janjinya untuk menemani Luna membuat kue dari pada haris bertemu member geng yang selalu membuatnya malu disekolah.

"Gue gak jadi nemenin nyokap ah males" Arkan mulai bicara dan berbalik kearah ketiga sahabatnya.

"Kenapa?" tanya Bintang sok polos.

"Nah gitu dong!sekali-kali jangan kek anak masih deh!" cerocos Aldi,Arkan hanya membalas senyum sinis

Mungkin sudah takdir arkan mempunyai salah satu teman seperti alan berkat Alan, Arkan ketahuan sedang berdiri di pintu ruangan yang berisikan tiga kambing dan ibunya

Alan teriak.
" Tante! uh makin hari makin cantik deh"sapa alan genit

"Eh Alan,Bintang,Aldi kalian makin ganteng huhu" balas Luna

"Anak sendiri gak di sapa?" tanya Arkan

"Sementara itu Icha,qila,Acha hanya bisa mematung percaya tidak percaya mereka kini satu atap dan satu lantai dengan Arkan oh my god! bukan Icha jika tidak berani memulai percakapan.

" Kak Arkan ...kakak mau ngapain disini!? cibir Icha yang tak luput dari senyumnya

"Seharusnya gue yang tanya! Ngapain kalian di sini?" ketus arkan sinis sekali

"Ish ish Arkan gak boleh gitu nak,merka tamu kita sayang", sambung Luna dengan nada yang mencoba memberikan penjelasan pada Arkan

" Iya tuh dengerin sayang!" ledek Bintang,Aldi dan Alan secara bersamaan

"Ibu tadi liat Adel sama mereka bertujuh, mereka kenal kamu Arkan?mereka bilang kamu ganteng, kasihan anak gadis kalo malam-malam dibiarkan disamping jalan yang kanan kirinya hutan, Adel bilang juga ban mobilnya kayanya disabotase orang makanya meletus ditengah jalan. kalau ibu tau siapa pelakunya ibu bakal penyet-penyet dia!" gemas Luna.

Degg....

Arkan dan ketiga temanya benar-benar merasa diambang maut. karena pelaku sabotase ban mobil Letta tidak lain adalah mereka, Arkan dan ketiga temanya mencoba untuk tenang mereka tau bahwa laluna tidak menyukai hal jahat seperti ini,akankah mereka dipenyet?
Ah lupakan itu.

"Oh" jawab Arkan enteng

Aldi,Alan,Bintang menggeleng, bagimana Arkan bisa tetap tenang? jika Aletta mengadu?mungkin jadilah mereka lauk pauk untuk kucing.

"Arkan duduk na! Ibu belikan kalian ramen" ajak Luna tidak hanya pada Arkan,tetapi pada ke tiga sahabatnya
Sementara icha qila,Acha hanya terdiam,ibu Arkan yaitu Laluna menawarkanya ramen,mereka bertiga tidak suka ramen, jadi mereka menolak halus tawaran Luna.
Icha yang duduk sambil memperhatikan Luna mulai angkat suara yang mulai hilang

"Eh mamaku juga jago bikin kue lo teh" kata Icha menunjukan mata berbinar binar
Masih sibuk dengan kue yang dia buat Luna menjawab
"Ah masa? tante ajakin lomba ah"

"Iya beneran dah. boleh kalo tante mau" jawab Icha senang

"Dan tante harus jadi pemenang!" tegas Luna sambil tersenyum Icha menjawab" kenapa menang?"

"Biar anak gadisnya boleh jadi menantu di rumah ini" jawab Luna dengan nada terenteng dan terrrrr-ramahnya sambil tersenyum penuh kemenangan .

Uhuk-uhuk!!... Arkan tersedak ramen pedasnya.

"Ambilin gue minum! agh! pedes kambing!" jerit Arkan membuat Qila dan Acha refleks.

Refleks mereka berbeda Acha memegang bahu Arkan agar tetap tenang sedangkan Qila mengambilkan minum dan anehnya Bintang menarik tangan Acha agar cepat lepas dari bahu Arkan,Bintang cemburu? Ah jangan pikirkan itu dulu nasib arkan kita masih dalam tahap pemulihan.

Setelah minum Arkan sudah lebih santai.

"Arkan gak papa nak?" tanya Luna khawatir.

"Ah elah tante timbang kesedak ramen aja pada gitu" sirik Alan sambil melirik Arkan yang nafasnya terengah-engah.

"Ya iyalahh Arkan itu banyak yang sayang,gak kek lo!" sosor Aldi.

"Ish udah-udah" lerai tante Luna.

"Emm tante kita balik ke kamar ya?" pamit Acha.

"Eh iya kalian perlu diantar?" tanya Luna.

"Enggak usah tante kita bisa minta Letta untuk temujin kita kok" sambung Qila.

"Oh yasudah,hati-hati ya sayang!"
jawab Luna sambil menatap punggung tiga gadis itu yang mulai menjauh.

Jangan lupa vote oke jadi pembaca yang ninggalin jejak, vote yaa...
Bikin orang sng dpt pahalaa tau
Oke tunggu part selanjutnya yaww
#salambidadariwatu

FRIENDSHIP OR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang