JB menunduk, melihat kedua kakinya yang di balut sandal rumahan, kedua tangannya bertaut di atas pahanya, bergumam kata 'maaf' entah yang sudah berapa kali, tidak berani menatap Bambam dan Rose di hadapannya.
JB bingung, dirinya sekarang susah mengatur emosi, mudah terpancing dan mengeluarkan kata-kata menyakitkan, dia menyukai Rose tetapi dia menyakiti wanita itu.
Bambam menghela nafas, kepalanya pusing melihat kedua anak itu, Bambam sudah tahu apa permasalahannya, dirinya sedikit marah ketika mendengar penjelasan JB tadi.
"Sudahlah Rose pulanglah dengan JB hyung kalian sebentar lagi akan mengadakan tour jangan bertengkar terlalu lama"
"Aku masih marah dengannya oppa"
"Dia sudah berkali-kali meminta maaf, dia menyesal dan berjanji tidak akan mengulanginya"
Rose diam, termenung untuk memikirkan perkataan Bambam, ada benarnya tetapi Rose masih sedikit kecewa, matanya melirik JB du seberang sana yang masih setia dengan posisinya sedari awal.
Rose berdiri dan masuk ke kamar membuat JB mengangkat kepalanya dan menatap Bambam yang menggeleng, Rose keluar dari kamar dengan tas yang berada di tangannya.
"Aku pulang oppa"
Bambam bangkit begitupun dengan JB, memeluk sang adik dan mengucapkan beberapa patah kata lalu mengantar Rose serta JB ke depan.
"Terimakasih Bam, maaf sekali lagi"
"Tak apa hyung"
Bambam tersenyum, memerhatikan JB yang membuka pintu mobil untuk Rose dan berlari kecil untuk ikut masuk kedalam mobil, tangannya melambai ketika mobil milik JB bergerak.
Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, JB dan Rose hanya diam, masih sibuk dengan pikiran masing- masing, takut-takut tangan JB mendekat ke arah tangan Rose yang bebas, di genggamannya dengan lembut, sesekali menggerakkan ibu jarinya untuk mengusap tangan Rose.
"Maaf aku terbawa emosi, maaf menyakitimu Rose, aku hanya tidak suka ada orang yang menyentuhmu selain aku"
"Kau egois oppa"
Rose menoleh ke arah JB yang sedang menyetir, laju mobilnya sedikit di turuni agar tidak cepat sampai, membiarkan Rose untuk berbicara.
"Kamu tidak mau melihat aku di sentuh dengan yang lain, kamu mengekang ku, ini tidak ada di dalam ikatan kontrak yang kita sepakati..."
"... kamu seenaknya menyentuhku walaupun aku tidak keberatan, walaupun aku sama maunya, tetapi kamu tidak bisa begini, memang kita siaap?..."
"... apakah kita terlalu jauh?"
JB menepikan mobilnya ke pinggir jalan, menatap Rose sepenuhnya yang sudah banjir air mata, membuka sabuk pengamannya dan memeluk Rose dengan hangat, menumpahkan semua rasa bersalahnya dan membiarkan baju mahalnya basah.
JB mengusap punggung Rose untuk menenangkan tubuh yang sedikit bergetar itu, hatinya terasa di cubit, perih sekali.
"Aku menyukaimu Rose"
Rose semakin menangis mendengar penuturan JB, dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa, yang dia lakukan hanyalah memeluk JB.
JB membuka sabuk pengaman milik Rose dengan satu tangan lalu membawa Rose ke pangkuannya, memposisikan Rose dengan nyaman, membiarkan wanita itu menangis sepuasnya.
Rose bingung apakah JB mengatakannya dengan tulus? Apakah selama ini Rose salah bahwa menuduh JB hanya obsesi dengan dirinya?.
JB memundurkan kursi mobilnya membuat dirinya sedikit mundur kebelakang, menjadikan posisi yang sedikit tiduran, dia tidak mau kaki Rose sakit karena tertekuk, kedua tangannya masih setiap di posisi, satu menahan pinggang Rose dan satunya menepuk punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idol 'Im Jaebum' (Revisi)
RomanceSeorang lelaki yang berprofesi sebagai penulis lagu terkenal dan mulai mencintai salah satu fansnya.