[ when oliver got his letter ]

7.1K 779 77
                                    

[ Renjun a.k.a Oliver]

Oliver terbangun saat ia merasakan hangatnya sinar matahari dari jendelanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oliver terbangun saat ia merasakan hangatnya sinar matahari dari jendelanya. Ia mengusap matanya dan bangun dari tempat tidurnya, lalu berjalan ke arah dapur. Ia melirik ibunya yang sedang memasak, seolah-olah bertanya apakah ada yang bisa ia bantu. Ibunya menggelengkan kepalanya, "Duduklah Ollie, sebentar lagi sarapan siap untuk disantap."

"Oh lihat, ada burung hantu! Dan dia membawa surat bu!" Seru Oliver, ia melihat seekor burung hantu putih bertengger di jendela ruang makan mereka.

"Benarkah?" Ibunya tertawa kecil, "coba panggilkan ayahmu, kurasa dia lebih mengerti tentang ini."

Oliver mengangguk, ia mengerti apa yang ibunya maksud, ini pasti berhubungan dengan dunia ayahnya. Ia mengintip ke ruang televisi, mendapati ayahnya sedang menyimak siaran di televisi.

"Kau sudah bangun, Ollie?" Tanya ayahnya, Olliver mengangguk dan menghampiri ayahnya.

"Ada burung hantu di jendela ruang makan yah" kata Oliver.

"Burung hantu? Milik nenekmu? Atau mungkin Moon?" Mata ayahnya masih terfokus pada siaran televisi.

Oliver mengangkat bahunya, "sepertinya bukan, kurasa dia bukan burung hantu milik ayah atau nenek, warnanya putih seputih salju. Moon memiliki corak hitam sedangkan milik nenek berwarna coklat. "

Ayahnya bangun dari sofa, "baiklah mari kita lihat apa yang dibawa oleh burung hantu itu, mungkin saja itu surat untukmu."

"Mengapa ada penyihir yang mengirim surat untukku? Aku hanya kenal nenek dan belum pernah bertemu saudara-saudaramu."

"Itu mungkin saja Ollie" Ayahnya mengacak rambut anaknya dan berjalan kearah ruang makan.

Ayahnya membuka jendela yang ada di ruang makan itu, "Terima kasih, ini ambilah" ia mengambil surat di paruh burung hantu putih itu dan memberikannya tip.

"Jadi dari siapa suratnya?" Tanya Oliver sambil mengunyah Roti yang ada di meja

Ayahnya tersenyum dan meliriknya, "Lihat, ini surat untuk mu Ollie", ia memberikan sebuah amplop kepada Oliver.

"Dari nenek?" Oliver mengambil surat itu.

"Bukan, coba kau baca sendiri."

Oliver mengamati amplop itu, memang benar surat ini ditujukan untuk dirinya, Mr. O.Huang tertulis di amplop tersebut. Ia membalik amplop tersebut, ada sebuah lambang dengan gambar singa, ular, musang, dan elang; dan terdapat tulisan Hogwarts diatas lambang tersebut. Hogwarts? pikir Oliver.

"Hogwarts?" Oliver memandang ayahnya, "apakah ini sekolah ayah dulu? Sekolah untuk penyihir? Yang sering ayah ceritakan kepadaku."

Ayahnya tertawa dan merangkul bahu anaknya, "ya, lebih baik kau baca suratnya sekarang. Aku tidak sabar untuk melihatnya."

Ibunya segera bergabung dengan mereka di ruang makan, ia terlihat bersemangat, namun rasa khawatir juga terlukis di wajahnya.

"Dear Mr. Huang,
We are pleased to inform you that you have been accepted at Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry. Please find enclosed a list of all necessary books and equipment.

Term begins on September 1. We await your owl by no later than July 31."

Oliver terdiam, ia merasa bingung dan bersemangat. Aku seorang penyihir? Apakah ini dari orang iseng? Tapi pasti tidak ada orang yang mengetahui tentang hogwarts kecuali mereka adalah seorang penyihir, pikir Oliver.

"Jadi aku ini penyihir?" Ia bertanya kepada ayahnya, untuk memastikan sekali lagi.

"Iya, kau seorang penyihir! Selamat nak!" Ayah langsung memeluk Oliver denan erat.

Ibunya mencium kening anaknya lalu memeluknya erat, "kau adalah seorang penyihir seperti ayahmu! Ibu sangat bangga padamu!", walaupun Oliver masih bisa melihat kecemasan di wajah ibunya, ia yakin ibunya bangga padanya.

Oliver sudah tau kalau ayahnya seorang penyinir, ia selalu suka mendengarkan cerita ayahnya tentang dunia penyihir. Tak jarang juga ayahnya menggunakan sihir di rumah, ia paling ingat Lumos, mantra yang bisa mengeluarkan cahaya dari tongkat sihir ayahnya. Ia tak pernah menyangka ia adalah seorang penyihir dan akan bersekolah di Hogwarts, tempat ayahnya bersekolah dulu. Bahagia dan sangat penasaran, itulah yang ia rasakan sekarang.

"Baiklah, ayah akan membalas surat ini dan kita akan pergi membeli keperluan sekolah mu hari ini."

Oliver menyipitkan matanya merasa tidak yakin, "memang ada jualannya di toko-toko sekitar sini?"

"Tentu saja mereka tidak dijual di dunia muggle nak," ayahnya tertawa, "kita akan pergi ke Diagon Alley, kau akan menemukan segalanya disitu!"

"Tentu saja mereka tidak dijual di dunia muggle nak," ayahnya tertawa, "kita akan pergi ke Diagon Alley, kau akan menemukan segalanya disitu!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oliver when he find out he's a wizard

ーー⭐ーー

Gimana nih first chapternya? Lanjut atau engga kira-kira??? Hope you enjoy it ya!


Jangan lupa vote and comment! Thank you and i love you!

H O G W A R T S || dreamiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang