Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Matthew adalah seorang muggle born, atau bisa dibilang ia tidak memiliki darah penyihir di darahnya. Ia baru tau dia adalah seorang penyihir saat seseorang datang kerumahnya untuk memberikan surat dari Hogwarts dan menjelaskan kepada orang tuanya tentang segalanya. Matthew sangat bingung dan merasa senang disaat yang bersamaan, keren pikirnya.
Matthew berlalu-lalang di Stasiun King Cross, berusaha menemukan peron 9¾. Ia menggaruk kepalanya dan mengecek karcisnya berkali-kali, ia merasa sangat bingung dan konyol sekarang. Orang-orang terus memperhatikannya, ia yakin sudah bolak-balik peron 9-10 berkali-kali tapi belum menemukan peron 9¾, ditambah seekor burung hantu di trolinya, ia yakin ia terlihat sangat konyol sekarang.
"Memang ada peron 9¾?" gumam Matthew.
Orang tuanya hanya dapat mengantarnya sebentar karena harus pergi bekerja, ia juga yakin pasti mereka tidak tahu dimana peron 9¾ itu berada. Matthew memutuskan untuk berhenti dan beristirahat sebentar, ia lelah berkeliling mencari peron itu. Ia melihat sekitarnya, matanya membulat saat melihat seorang anak laki-laki tinggi mendorong troli dengan burung hantu sepertinya, ia ditemani olh orang tuanya. Matthew bergegas menghampiri keluarga tersebut
"Pemisi," Keluarga itu berhenti dan tersenyum kepadanya, "apa kalian mau pergi ke Hogwarts?"
"Ya, ini tahun pertama Alvin, ini pasti tahun pertamamu juga kan?" Tanya wanita yang berdiri di sebelah kiri anak tinggi yang menurutnya bernama Alvin.
"Em, ya, apa aku bisa bergabung dengan kalian? Aku tidak tahu dimana dan bagaimana menuju peronnya" kata Matthew malu-malu. "Tentu, kita sudah sampai di peronnya" kata Laki-laki yang berdiri di sebelah kanan Alvin, "sayang, pergilah duluan dengan Alvin. Aku akan bersama anak ini"
Wanita itu merangkul anaknya, "Sampai ketemu di kereta!" seru Alvin. Mereka berdua berlari ke pembatas peron yang ia yakini peron 9¾. Sedetik kemudian, mereka sudah hilang dari pandangannya.
"Bagai-manabisa?" Mata Matthew berkedip berkali-kali, ia tidak percaya apa yang baru ia lihat.
"Giliranmu sekarang nak," Laki-laki itu merangkul pundaknya, "oh iya, siapa namamu? Dn dimana orang tua mu?" tanya laki-laki itu sambil tersenyum kepadanya
"Namaku Matthew Zhong. Mereka harus bekerja, dan keluargaku bukan seorang penyihir," Matthew menjawabnya pelan
"Well, sekarang kau juga punya keluarga penyihir," laki-laki itu tertawa, "ayo, kita hanya harus berjalan menembus palang antar peron ini. Jangan berhenti dan jangan takut kau akan menabraknya, ini yang paling penting."
Matthew mengangguk dan berlari bersamanya menuju peron itu. Ia menutup matanya erat, bagaimana kalau ini tidak berhasl? Ia membuka matanya dan melihat kereta api berwarna merah menunggu di sebelah peron yang penuh orang. Tulisan di atasnya berbunyi Hogwarts Express, pukul 11.00.