Bagai selembar film yang di putar ulang, kenangan menyerbu dan mencakar ingatan yang mulai pudar.
Menempa kembali puing puing yang terserak .Pelukan terakhir yang kau titipkan pada senja yang sendiri adalah landak berduri dalam pangkuanku.
Setiap malam bagaikan mantra yang seakan enggan meninggalkanku dalam kegelapannya.
Meminangku dalam kebekuan yang tak berujung.
Menjamahku dalam kesakitan atas luka yang tak berdarah.
Dan
Bercinta denganku dalam kemasgulan yang di panggang api dendam.Seperti orang miskin dan papa
Engkau hempas aku dari sisimu.
Melupakan semua hari dan massa
Dimana engkau hanya menjadi kerikil di tepian pantai.Ketika kini pagi menjelang,
Kembali membawa mentari dalam hidupku. Kenapa engkau datang dengan kail dalam genggaman.Tak sadar kah engkau
Jika pantai yang kau datangi telah kering tak berdasar.
Semuanya telah terkuras oleh badai yang menerjang.Kini hanya ada pasir yang terbang seperti sahara di tengah padang.
Tak gunalah umpan yang kau tebar
Karna itu hanyalah sia sia.Biarlah semua berlalu
Seperti jalan di belakang rumah.
Hanya untuk di lihat agar jalan baru takan buruk rupa dalam perjalannya