1.Aku.

694 23 2
                                    

Namaku Alma Alfakhira. Aku lahir di Bandung, 13 Juni 1997. Aku seorang Dokter di sebuah Rumah Sakit milik kakek ku. Nama Ayahku Fauzan Fadhilah, di usia senja, beliau seorang Jendral. Nama Ibuku Fakhira Afilia,ibuku seorang Dokter. Aku mempunyai 1 orang kakak laki-laki dan 1 orang adik laki-laki. Nama kakak laki-laki ku, Fadli Arfairel. Nama adik laki-laki ku, Arfatir Adiatama. Namun sayang, kak Fadli telah wafat di Masjidil Aqsa, Palestina. Pati kalian bertanya-tanya kenapa kak Fadli bisa berasa di Palestina? Dan bagaimana ia bisa wafat di sana? Tentu Indonesia dengan Palestina jauh bukan? Namun ini di luar dugaan.

Dari sinilah perjuangan ku di mulai. Aku ingin membalas dendam kepada Zionis. Aku ingin mereka merasakan penyiksaan yang pernah mereka berikan kepada kakak ku. Sekaligus aku ingin berjihad dan menolong saudar-saudara seiman ku yang sedang berada di bawah tangan haram kaum kafir.

Banyak keluarga ku yang melarangku untuk pergi ke Palestina. Karena mereka tidak ingin nasib ku sama seperti kak Fadli. Buat mereka sudah cukup kak Fadli yang pergi meninggalkan kami semua. Hal ini membuatku sulit untuk memutuskan pergi atau tidak. Karena tanpa izin dari mereka semua sangat sulit bagi ku untuk menjalankan misi ini.

Ayahku merestui ku untuk pergi tetapi di sisi lain ibuku tak ingin aku pergi. Ibuku sangat trauma atas kejadian tragis yang menimpah kak Fadli. Kakak ku seorang tentara Indonesia yang dikirim ke Palestina. Dalam tugasnya ia di suruh menjadi pertahanan warga Palestina dan membantu para relawan PMI mencari korban-korban yang di bunuh oleh tentara israel.

Kakak ku wafat di Masjidil Aqsa. Ia sedang sholat 2 rakaat sebelum sholat subuh di mulai. Saat ia selesai mengucap 2 kalimat salam.

Dorrr..dorrr..

Tentara Israel berhasil menerobos pintu Masjidil Aqsa yang telah di jaga oleh tentara Indonesia. Tentara itu menembakkan seluruh isi Masjidil Aqsa yang sedang sholat dan mengaji.
Salah satu korban penembakan yaitu kakak ku,Kak Fadli tertembak di bagian dada sebelah kanan.

"Allahuakbar,A-Allahu aa-akbar."Guma Kak Fadli lirih sambil memegangi dadanya.

Kak Fadli sempat menolong anak kecil yang sedang tertidur pulas di Masjidil Aqsa. Dengan kondisinya yang seperti ini ia masih ingin menolong anak itu. Kak Fadli memeluk erat anak itu,sontak anak itu kaget dan terbangun dari tidurnya.

"YaAllah tuan dadamu berdarah."Ucap anak kecil itu. Kak Fadli hanya tersenyum.

Setelah melakukan penembakan,tentara israel meninggalkan Masjidil Aqsa.

"Apakah kau warga Indonesia?."Tanya kak Fadli,anak kecil itu mengangguk.

"Di-di m-mana ke-luarga mu?."Tanya kak Fadli sudah tidak kuat menahan rasa sakitnya.

"Aku tidak tahu,tentara biadab itu telah membunuh kedua orang tua ku."Sahutnya tertunduk.

Wajah kak Fadli sudah sangat pucat. Anak itu berteriak meminta tolong kepada petugas PMI. "Tolong...tuan ini membutuhkan pertolongan!!!!." Teriaknya.

Kak Fadli sempat berpesan ke pada anak itu. Agar terus hidup,dan menolong saudara-saudara seimannya.

"Kaa-kau pria h-ebat, sa-saya tahu itu. Te-teruskan lah per-juangan sa-saya,jangan ka-kau biarkan m-manusia biadab itu me-mengusai se-seluruh tanah air Palestina. Ber-semangatlah untuk te-terus hidup, sa-saya bangga bi-bisa bertemu denganmu." Ucap Kak Fadli dengan nafas yang sudah terengah-engah.

Para petugas PMI mengerubungi kak Fadli. Dengan sekuat tenaga para petugas PMI pun akhirnya di kalahkan oleh maut. Kak Fadli melantunkan 2 kali kalimat Syahadat dan di akhiri oleh Takbir dan ia tersenyum kepada seluruh petugas PMI,termasuk anak kecil itu.

Sekiranya begitulah ceritanya. Kejam bukan? IYA DAN AKU TIDAK AKAN BIARKAN MEREKA SEMUA MERAJALELA DI NEGRI PARA NABI YAITU PALESTINA.




Setulus cinta AlmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang