Menceritakan tentang 2 makhluk ciptaan Tuhan yang saling jatuh cinta dengan berbagai perbedaan, khususnya dalam pekerjaan. Akankah mereka bisa mempertahankan hubungan cinta itu atau malah membuat karir mereka hancur?
“Kamu harus tahu bahwa mencintai seseorang bukanlah perkara kamu sekedar menyukainya, namun bagaimana kamu mencintai seseorang itu dengan tulus.
“Terkadang kebohongan bisa menjadi jalan yang terbaik dalam suatu hubungan.”
Tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita ini terinspirasi dari:
Park Chanyeol sebagai Kevin Oh Sehun sebagai Julian
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Secret Boyfiriend
Tentang Aku
Cerita itu dimulai ketika aku masih berusia 11 tahun. Ketika banyak wanita yang jatuh cinta dengan wajahnya yang tampan, suaranya yang merdu dan tinggi badannya yang seperti model profesional. Namun tidak dengan aku, bahkan dia sangat biasa saja dimataku.
Pertemuan pertama dimulai ketika aku menemani kakek pergi ke acara ulangtahun rekan bisnisnya. Pesta yang tadinya aku anggap sebagai pesta ulangtahun biasa ternyata itu adalah pesta ulangtahun termegah yang pernah aku datangi. Kue ulangtahun setinggi 5 meter membuat mataku tak bisa berhenti berpaling walau hanya sedetik. Sempat aku berfikir apa dia sudah gila membeli kue sebesar itu? Tapi sejujurnya aku benar-benar ingin makan kuenya, bahkan hanya untuk mencicipi krim saja aku mau. Aku ingin tahu bagaimana rasa kue mahal itu.
Sebelumnya sempat aku bertanya pada kakek, siapa rekan bisnisnya itu. Namun kakek hanya diam, seperti biasanya. Setelah aku lihat dengan seksama, wajahnya nampak tidak asing. Seperti sering kulihat di koran dan berbagai berita di televisi. Benar saja, rekan kerja kakekku adalah pemilik mobil ab yang harganya sangat mahal, mobilnya juga distribusinya sudah sampai luar negri khususnya Eropa dan Amerika. Tak heran banyak bule yang kutemui ditempat itu. Tidak kusangka, kakekku berteman dengannya. Namun aku masih bingung bagaimana mereka saling mengenal, padahal kakekku juga tidak menggunakan mobil buatannya.
Terlepas dari itu semua sebenarnya aku sedikit bangga karena aku menghadiri pesta ini, jadi aku bisa memamerkan jam tangan mahal ini sebagai tanda mata pesta ulangtahun kepada teman-teman dikelasku. Mereka pasti iri.
Seperti biasanya, aku selalu bosan ketika harus mendengarkan cerita bisnis kakek dengan rekan-rekannya. Kuputuskan untuk mencicipi aneka hidangan yang ada. Saat aku sudah kenyang memakan banyak kue, tak sengaja aku menabrak seorang laki-laki muda dan menumpahkan minuman yang kubawa. Rasanya aku ingin marah, namun aku tahu ini salahku karena aku lari terburu-buru ketika aku mendengar suara pemandu acara membacakan hadiah utama dari pesta ulangtahun ini.
“I’m sorry, are you ok?” Aku berlagak menggunakan bahasa inggris karena kukira dia adalah orang bule. Rambutnya yang di warna pirang membuatku mengira pasti dia orang luar negri karena hanya sedikit aku melihat orang Indonesia pada saat itu.
“Gakpapa kok.” Sahutnya yang menjawab menggunakan bahasa Indonesia.
Sial, dia orang Indonesia, ternyata bule jadi-jadian.
“Maaf aku tidak sengaja.” Aku mencoba mengelap bajunya yang basah dengan tisu yang ku ambil dari dalam tas.
“Ehh, tidak usah.” Dia memegang tanganku yang bermaksud menghentikanku yang hendak membersihkan bajunya.
Setelah itu, aku pulang. Tidak ada yang istimewah di pesta itu. Hanya banyak orang bule yang kutemui. Tapi rasanya ada yang aneh, aku takut ada yang tertinggal namun aku tidak kehilangan apapun. Sempat aku mengingat kejadian memalukan ketika aku menumpahkan minuman pada laki-laki itu. Sepertinya usainya tidak berbeda jauh dariku, hanya saja tubuhnya sangat tinggi. Saat itu aku bingung, aku masih sangat muda dan baru pertama kali mengalami situasi seperti itu.
“Ah ini karena kakek.” Aku menggerutu.
“Kenapa dengan kakek?” Sahutnya.
“Oh, tidak kek, tidak apa-apa.”
Sebenarnya malam itu aku cukup senang karena aku bebas dari belajar. Bosan rasanya hidupku seolah hanya untuk belajar. Dari kecil aku sudah harus mengikuti perintah dari kakek. Orangtuaku bilang terserah aku mau jadi apa asalkan aku harus rajin belajar. Tapi kakek bilang kalau aku harus sekolah bisnis saat kuliah nanti. Aku yang masih SD waktu itu bingung bukan main karena sebenarnya aku ingin masuk sekolah kesenian.
Seolah segala kehidupanku ini sudah direncanakan oleh kakek. Aku menurut saja, karena kupikir dengan aku menuruti kemauan kakek aku masih diperbolehkan untuk ikut les piano, les tari dan les menyanyi. Awalnya kakek marah ketika tahu aku mengikuti les-les itu tanpa seijinnya, tapi setelah aku memenangkan berbagai perlombaan kakek ikut senang dan mendukungku.
...
--Penasaran cerita selanjutnya? Lanjut baca dong🤗 jangan lupa vote dan kasih saran ya, biar aku bisa lebih baik lagi dalam membuat karya. Happy reding guys❤--
