Kali pertama aku melihatmu, Julian

208 10 0
                                    

***

Aku sering ikut kakek kerja dan hal itu sangat menyenangkan. Aku bisa ikut latihan nyanyi dan menari di tempat kerja kakek tanpa ada aturan yang ketat. Surya Dirmawa, pemilik dari salahsatu agensi selebriti terkenal di Indonesia. Nama agensi itu ialah ZiEntertainment. Sudah banyak artis, aktor, penyanyi, grupvokal yang terkenal karena masuk di agensi kakekku ini.

Kakek benar-benar selektif, pintar dan tegas, dulu aku pernah mengatakan padanya bahwa aku ingin menjadi seorang penyanyi terkenal. Hal itu dilarang keras. Entah mengapa dan aku bingung kenapa aku juga menurut saja apa yang dikatakannya. Ketika aku sedang mendengarkan ceramah kakek di ruang kerjanya karena aku menjatuhkan vas bunga tiba-tiba ada laki-laki muda masuk ke ruang kerja kakek yang ditemani sekretaris kakek.

“Loh dia kan...”

Aku mengerutkan alis dan mencoba meyakinkan diriku apa benar dia laki-laki yang kutabrak sewaktu dipesta ulangtahun malam itu. Ternyata benar, sungguh tak disangka.

“Selamat siang kek.” Sapanya pada kakekku dengan senyuman di pipinya yang menggemaskan karena ada lesung pipi yang menghiasi.

“Siang, kamu sudah datang. Bagaimana kabarmu? Sudah siap untuk latihannya?” Tanya kakek.

Dalam hatiku bertanya-tanya siapa dia sebenarnya. Kenapa ia dan kakek bisa saling kenal. Kalau mendengar kata latihan berarti dia adalah calon idola yang akan diperkenalkan kakek ke publik.

“Siap kek.” Jawabnya dengan enteng sambil melihat aku dan tersenyum manis seperti hendak menggoda wanita.

Gila saja, aku masih 11 tahun dan merasa jijik ketika melihat senyumnya itu. walau sebenarnya memang senyumnya manis.

“Ohya ini cucu kakek.” Menunjuk aku.

“Halo, aku Kevin.” Jawabnya sambil menyodorkan tangan kanannya yang mengajak aku bersalaman.

“Prisil.” jawabku dengan singkat. Sekarang kita berdua sudah saling tahu nama satu sama lain.

Tidak lama setelah itu dia langsung pergi ke ruang latihan untuk latihan vokal dan menari. Aku yang masih penasaran diam-diam mengikuti dia. Ternyata dia tak seorang diri. Ada beberapa laki-laki dengannya. Ada 9 laki-laki jumlahnya, semuaya tampan-tampan namun tak satupun aku mengenal mereka.

Aku terkesima dengan satu laki-laki yang bernama Julian. Aku tahu namanya karena mereka semua menggunakan kartu nama pengenal di dada yang ukurannya cukup besar, sehingga aku bisa membaca nama mereka dnegan jelas.

Sungguh tampan sekali Julian itu,

baru pertama kali aku melihat pria setampan dan lucu sepertinya bahkan di sekolahku tak ada yang setampan dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

baru pertama kali aku melihat pria setampan dan lucu sepertinya bahkan di sekolahku tak ada yang setampan dia. Kulitnya nampak lembut seperti pantat bayi. Matanya agak sipit namun tak apalah, senyumnya manis, bibirnya tipis dan alisnya tebal. Aku suka begitu. Sejak saat itu aku merasa bahwa aku harus ikut kakek kerja setiap hari.

Keesokan harinya setelah pulang sekolah aku langsung meminta Pak Mugi untuk mengantarkanku ke kantor kakek. Bahkan guru les juga aku suruh ke kantor kakek.

“Mulai hari ini sampai seterusnya kita les disini ya pak.”

Pak Hendro hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya ketika les akan dimulai di salahsatu ruang di kantor kakek yang kosong saat itu. Dia adalah guru les tersabar yang pernah kutemui. Bahkan sampai aku SMA, Pak Hendro masih setia memberiku tambahan pelajaran. Saat ini Pak Hendro menjadi Dekan di salah satu Universitas terbaik di Jakarta. Aku sangat merindukannya.

Sebenarnya kakek marah ketika tahu bahwa aku seenaknya saja meminta Pak Hendro untuk les di kantor kakek. Lagi-lagi aku merengek dan kakek pun membiarkan kemauanku itu. tentunya semua itu kulakukan agar bisa melihat Julian setiap hari. Bahkan tak hanya melihatnya, aku sudah mulai akrab dengan Julian dan teman-temannya.

Julian benar-benar tampan, aku benar-benar membayangkan dia seperti oppa korea. Sempat terfikirkan bagaimana kalau aku menyatakan perasaanku padanya? Tapi aku malu, yaaa aku masih kecil pasti dianggap hanya bercanda.

Pernah sekali aku melihatnaya telanjang dada saat ia selesai latihan dance. Gila saja, aku merinding, bahkan dia tak malu padaku. Walau saat itu dia masih kurus kerempeng, tapi aku menyukainya.

“JUL!!........... pakai bajumu!” teriakku padanya.

Semua laki-laki itu tertawa ketika aku menutup mata dengan kedua tanganku. Mereka seperti menganggap bahwa aku bukan wanita. Aku hanya seorang adik bagi mereka yang tentunya mereka sudah tidak punya urat malu lagi padaku.

“Kenapa sih sil? Ini kan bukan pertamakalinya kamu melihatku seperti ini.” Sahut Julian.

Berengs*k sekali Julian itu, dia tidak tahu aku hampir mati berdebar jantung ini dengan sangat cepat melihat dadanya barusan. Gugup dan menjadi salah tingkah setiap saat Julian dekat denganku. Apalagi sebenarnya Julian itu memiliki otak mesum.

Pernah sekali dia mendekatkan wajahnya padaku dan tiba-tiba memelukku. Aku bingung harus bagaimana, aku memeluknya juga. Bahkan kurasakan hembusan nafasnya di leherku yang membuat aku semakin gugup. Ternyata dia hanya menggodaku saja, sekalilagi dia hanya menganggapku adik perempuanya (padahal kita lahir di tahun yang sama, dia lahir bulan April sedangkan aku Maret).

...
Ada yang pernah cuma kakak-adek an? Nyesek ya..
.
--hai guys, jangan lupa vote dan kasih saran di comment ya,happy reading❤--

Secret Boyfriend (Chanyeol EXO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang