Cast: Kim Jaejoong, Jung Yunho, Kim Junsu, Park Yoochun, Kim Heechul
Warning: DLDR, BL, Typos, bahasa kadang ga baku.
Ps : No baper: Just fanfic.Genre : Romance/Drama/Hurt
Happy Reading.
Kim Jaejoong kembali menatap namja tampan yang tengah berbincang dengan teman-temannya, mata besar serupa kucing itu sekilas terkesan datar namun, bila diperhatikan dengan seksama tersimpan berbagai emosi dalam manik sehitam malamnya.
"Yah! Kau melakukannya lagi." Bisik suara unik tepat diteliga, sedikit mengagetkannya. ditatapnya manik sipit milik saudara angkat sekaligus sehabatnya. Lalu perhatiannya terarah kembali ke arah jendela, sedikit mengeryit kesal ketika melihat sang pujaan telah berlalu bersama sahabatnya, Choi Seunghyun.
"Apa kau akan selamanya seperti ini?" Ujar Junsu, gemas melihat pergerakan sang sahabat cantik yang sangat lambat. Diabaikannya seruan-seruan para namja di kelas Jaejoong yang dari tadi meminta perhatiannya, dirinya hanya fokus melihat saudara angkat yang selalu membuatnya gemas karena hanya bisa menatap sang pujaan dalam diam.
"Apa maksudmu Junsu-ya?" Jaejoong bertanya datar, dibetulkannya kacamata persegi yang membingkai kedua manik bulatnya, penampilan dan kepribadian Jaejoong terkesan dingin namun sebenarnya Jaejoong hanyalah seorang yang tidak terlalu bisa mengekspresikan diri.
"Kurang dari 4 bulan lagi, Appa dan Umma akan menangani langsung cabang baru perusahaan di Kanada, tentu saja aku, terutama kau harus ikut---" Junsu menghentikan perkatannya balas menatap lekat mata indah Jaejoong yang selalu membuatnya iri.
"Lalu?" Jaejoong kembali bertanya singkat, alis sebelah kanannya sedikit terangkat balas menatap lekat manik sipit salah satu siswa terpopuler di sekolahnya itu.
"Aku tak menyangka kau selambat ini!" Junsu mendengus kesal. "Bila kau melanjutkan sekolah di luar negeri, otomatis kau tidak akan bisa menjadikan Jung Yunho kekasihmu, selamanya perasaanmu hanya kau, aku dan tuhan yang tahu. Aku tahu betapa kau sangat menyukainya. Oleh karena itu, aku akan membantumu." Namja bersuara merdu itu berujar dengan semangat dan yakin.
Jaejoong menatap sang namja yang memiliki kelebihan semangat dan lemak di bokong itu dengan berbinar. Mata indahnya menciptakan ilusi seakan mutiara hitam itu berkilauan, benar-benar cantik, jika seandainya keindahan itu tidak tertutupi oleh kacamata.
"Bagaimana caranya?" Ujarnya pelan namun tidak bisa menutupi semangat dalam suaranya yang merdu.
"Di mulai dengan cara sederhana, Aku akan meminta nomor ponselnya. kau itu kan juga namja, tidak ada salahnya kalau kau yang memulai mendekatinya terlebih dahulu."
"Tapi...kau tahu kan, kalau sangat sulit mendapatkan nomor ponsel Jung Yunho?" Suara Jaejoong tidak terdengar yakin namun, ia mengetahui dengan jelas bahwa saudara angkatnya itu sangat keras kepala dan akan melakukan segala cara untuk mendapatkan keinginannya.
"Kalau itu, serahkan padaku!" Junsu berseru dengan yakin.
.......
+82-2-696-69××Jaejoong menatap lekat nomor yang telah berada di phone booknya. Sudah satu minggu namun ia tak kunjung memiliki keberanian hanya itu sekedar mengirimkan Jung Yunho sebuah pesan.
"Apa yang harus aku lakukan?" Jaejoong yang sedang menunggu jemputan tidak sadar telah mengeraskan suaranya.
"Ne?" Dirinya sama sekali tidak sadar akan keberadaan orang yang berada di sampingnya sejak beberapa menit yang lalu
"Apa yang harus aku ketik eoh!?" Ia berseru frustasi melampiasakan kekesalannya. sampai ia menatap dengan jelas namja yang bertubuh lebih tinggi di depannya, matanya yang besar semakin membulat ketika tersadar apa yang baru saja terjadi.
"Kim Jaejoong." Jaejoong masih terpaku menatap manik musang yang sedikit menunduk menatapnya.
"Maaf, sepertinya aku membuatmu terkejut." Jung Yunho, ketua tim basket itu tersenyum terkekeh hangat menatap namja berkulit putih di sampingnya.
"Ne? Eoh ne, aniyo...emm gwenchana." Jaejoong berujar dengan gugup, wajanya terasa sangat panas, apalagi dari jarak sedekat ini, ia bisa menghirup wangi manyenangkan yang menguar dari tubuh maskulin itu. Jung Yunho menatap paras menawan itu dengan seksama, gemas melihat kegugupan namja berkacamata di depannya.
"Sudah lama ya kita tidak berbincang seperti ini, kalau tidak salah ingat terakhir kali saat kita mengikuti lomba olimpiade fisika semester lalu."
"Ne." Jaejoong tidak bermaksud menjawab sesingkat itu, ia merutuki dirinya yang tidak tahu harus bagaimana agar membuat dirinya terlihat seperti namja yang asik di ajak mengobrol.
"Kau sama sekali tidak berubah, masih terlihat pendiam dan...manis." Yunho tertawa pelan ia menatap ke arah jalan sehingga tidak melihat wajah putih Jaejoong yang semerah kepiting rebus.
'ma..manis ? Kyaaaaaaa' Jaejoong berteriak kegirangan dalam hati.
"Bolehkah aku meminta tolong padamu?" Yunho bertanya dengan ekspresi yang sulit di jelaskan. Terlihat sedikit kebingungan dan kurang yakin.
"Ne?" Jaejoong tentu saja terkejut, terakhir kali ia berbincang dengan Yunho adalah semester lalu dan tentu saja ia akan berusaha membantu Yunho, apupun itu.
"Tentu saja jika kau tak keberatan." Lanjut Yunho lagi.
"Apa yang bisa aku bantu?" Entah kenapa Jaejoong tidak bisa menahan nada semangat dalam suaranya.
"Jaejoong-ah bisakah kau memberiku nomor ponsel Kim Junsu?"
Tbc
Ini fanfic udh lama mendem di draft bahkan aku udh lupa ide2 ceritanya mau diapain aja😂 tp udh terlanjur diketik ya udh di up aja siapa tau ada yang suka dan seiring waktu aku inget Ide awalnya. Gak janji bakal update terus ya.