Tiba-tiba aku berada di sebuah istana yg megah mewah indah tapi nyatanya kelam.
Apa aku dijodohkan?!.
Aku dipaksa menikah dgn orang yg seperti pangeran dingin tapi ternyata dia menyayangi aku, mendukung aku, membela aku dari orangtuanya apalagi ayahnya yg agak kejam, ibunya yg mempunyai banyak rahasia.Perkenalkan aku, ya aku, menjadi 3 peran di mimpi ini, aneh ya?.
Peran pertama/utama ya aku yg menjadi istri yg selalu sedih di istana yg mempunyai 3 sahabat yg sering menjumpaiku.
Kedua aku tiba-tiba menjadi sahabatku sendiri, dia suka masak di istanaku, suka bersih-bersih hampir mirip pelayan sih tp dia bukan pelayanku, dia hanya sahabatku suka khawatir tentangku, dia suka berfikir apakah kelak dia akan menjadi istri orang yang seperti aku.
Peran terakhir ya aku menjadi diriku yg lain entah kembaran atau jiwa/kepribadian yg sama dgn aku yg menjadi istri tetapi disini aku yg mengetahui rahasia-rahasia ibunya suamiku.Suatu waktu, aku sedang menatap jendela di dalam ruang teras istana, suasana hatiku saat itu sedih dan kelam.
Ketika ibu mertua memanggilku menyuruh untuk membantunya beres-beres (gatau beres-beres apaan), aku selalu disuruh-suruh yg tidak jelas oleh mertuaku, membereskan ruang tamu, ruang makan, aku seperti pembantu yang ada di istana.
Suamiku pulang, dialah sebenernya yg 'memilih' alias memaksa aku menjadi istrinya.
Dahulu aku seperti dijadikan sebagai taruhan oleh suamiku dan kekasihku dulu, atauuu aku dulu hanya menginap saja di istana sehingga aku bisa jadi istri dari suamiku ini.
Hatiku masih terpaku oleh kekasihku sedangkan suamiku yg sekarang juga menyukaiku. Mereka berebut aku, tetapi suamiku malah yg mendapatiku tapi aku masih amat menyukai kekasihku maka dari itu aku di istana ini merasa kelam dan suram karena tidak dapat ditemani kekasihku yg berada diluar sana menunggu kepastian meyakinkan diriku dia pasti akan datang lagi kepadaku.
Aku bingung menyebutnya apa, aku mempunyai kekasih atau teman, atau mantan kekasih ya, di luar sana, awalnya ku kira aku akan menikahi dia karena kami sangat saling menyayangi. Kami pun masih mengirimi surat-surat.Anehnya aku mendapati kamar aku dan suamiku berada diluar istana, dekat taman depan istana.
Kamar yg begitu kecil tidak indah, kamar seperti kontrakan kecil, kasur yg kurang nyaman. Aku hanya sedih sekali dgn keadaan ini.
Kami tidur di ranjang yg sama tetapi rasanya tidak hangat sekali keadaannya, kami tidur tidak berhadapan, dingin ditambah pula kasur yg tidak nyamannya.
Suatu hari kami dipinjami kamar, kamar bernuansa ungu maroon yg begitu mewah dgn kasur yg sangat nyaman.
Karena akan ada acara di istana dengan anak-anak kecil, aku diizinkan menginap dikamar itu. Istana mengundang anak-anak untuk datang bermain sambil belajar, mertuaku yg sedang sibuk entah apa tdk bisa mengurusi acara ini jadi melimpahkan ke aku dan hanya aku sendiri yg mengurus acara itu. Padahal itu adalah acara yg penting di istana.
Aku memberi bingkisan kepada anak-anak yg sudah hadir.
Selesai acara bisa dibilang acara ini yg paling sukses aku urusi, sehingga ibu mertuaku akhirnya mengakuiku sebagai menantunya, dan sekarang ibu mertuaku sudah mau bicara dengan baik denganku.Aku mau pergi ke kamarku hampir sampai di ruang makan/teras belakang, ada pintu utk keluar taman dan jalan ke kamarku, aku terlihat oleh kakek? Atau ayah mertua, dipanggilnya aku oleh beliau tapi aku malah kabur begitu saja, tdk ingin bertemu atau bicara dengannya.
Tiba suatu saat sahabatku yg menjadi aku (juga) menghampiri kereta makan yang terdapat banyak makanan, dia mencicipinya makanan itu sedikit dan sambil membawa baki piring dan ditaruhlah makanan itu ke baki piring yang akan diberikan untukku, sambil berkata 'aku hanya mengambil kentang semur dan sayur saja kok tidak lain' tetapi dia mengambil banyak sekali, hampir habis dan hanya menyisakan kuah semurnya saja.
Lalu tiba aku dan suamiku berada di kamar. Kami duduk di lantai menonton televisi memunggungi tembok, sambil kubawa baki makanan yg td sahabat/aku ambil.
Suasana kali ini sangat hangat, aku menyuapinya, kami mengobrol sepanjang waktu
Lalu tiba-tiba aku kaget, aku sambil menyuapinya dia memegang dan mencium tanganku, terasa hangat sekali bibirnya, aku tersipu malu. Aku yang tersipu malu itu terus menerus melihat wajahnya (yg pdhl gak terlalu keliatan jelas) ingin sekali mencium bibirnya (tp gak kesampean ealaaah).
Sehabisnya makanan yg tadi. Kami mengobrol lagi, sambil memikirkan andai saja kami di kamar tamu yg bagus berwarna ungu maroon itu pasti akan menjadi malam yg indah.
Lalu aku menceritakannya sebuah cerita tentang teman pen pal aku, sudah dari lama aku menerima surat dari pen pal aku, aku dan pen pal ku sudah dari kecil saling surat menyurat dan hampir menyukainya tapi hanya sebatas teman. Tiba-tiba dia memelukku sangat erat, hangatnya tubuh dia sambil dia berkata 'sangat susah sekali mendapati kamu, aku tdk mau kamu lepas dari aku lagi'.
*Sebenernya itu aku sambil nyuapin asal-asalan, pokonya aneh deh, kami munggungin tembok aku ada di kiri suamiku aku nyuapin dia pakai tangan kanan tidak menghadapnya, lihat depan televisi, cuma nengok kepala aja, tangannya doang yg gerak, makanya berantakan banget makannya, anehnya dia gak belepotan tapi udah gitu aku nyuapinnya sambil nge tease dia nyuapin sayurnya aja haha tapi dia mau-mau aja.* Oke.Sebenernya pen pal itu adalah kekasihku yg di luar istana, suamiku sebenarnya mengetahui itu, tp dia diam saja, makanya dia memelukku tdk ingin aku kembali dengan kekasihku. Ibunya yg memberitahuku dan ibunya juga tahu aku punya kekasih.
Suatu waktu ibu mertua sedang ngobrol dengan diriku yg lain yg juga tau rahasia.. dimana dia(diriku yg lain) jg tahu sebenarnya pen pal itu adalah kekasih istrinya dan ibunya tidak ingin anaknya tahu jika iya dia(istri) pasti akan kembali ke kekasihnya.
Sebenernya ibunya sangat sayang sama anaknya maupun istri anaknya, hanya dia takut kepada suaminya yg galak dan tua itu.
Aku disini gatau kenapa suaminya galak, seinget aku suaminya galak kejam gitu.Selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Royal
RandomAku berada di sebuah istana yg megah mewah indah tapi nyatanya kehidupanku kelam. Apa aku dijodohkan?! Aku dipaksa menikah dgn orang seperti pangeran dingin tapi ternyata dia menyayangi aku, mendukung aku, membela aku dari orangtuanya apalagi ayahn...