15-Masa Lalu

3 1 0
                                    

Hari ini Mawar kembali bersekolah telah 2 bulan di rawat, dapat terlihat jelas di raut wajah Mawar ia begitu bahagia memasuki gerbang sekolah dengan senyuman manis di bibirnya, tak jarang pula ia menyapa siapapun yang di lewati meskipun ia lupa siapa orang itu.

"Hai, Mawar! "sapa seseorang, Mawar menoleh, dahinya berkerut untuk mengingat siapa perempuan yang tengah tersenyum manis padanya,ah dia tak ingat apapun.

"Maaf, kau manggil ku?" tanya Mawar menunjuk dirinya sendiri, perempuan itu mengangguk.

"Iya, aku memanggil mu,Mawar. Lalu siapa lagi yang bernama itu disini, kecuali dirimu," ucap gadis itu malas, Mawar semakin bingung.

"Tapi-"

"Hai, Sherly! Boleh aku bicara padamu? "tanya Melati tiba tiba dari belakang, tanpa menunggu Sherly menjawab, Melati langsung menarik tangannya menjauh dari Mawar yang mulai kebingungan.

"Lepaskan tanganku! Haish!  Tanganku penuh kuman setelah di pegang olehmu, Dasar buruk rupa! "ejek Sherly sambil memandang sinis Melati.

"Terserah apa katamu, yang terpenting, kau jangan memanggilnya Mawar, tapi panggil dia,Rose!" jelas Melati membuat mata Sherly membulat.

"Rose? Apa maksudmu? Aku tak mengerti!"

Melati menghela nafas jengah.

"Kau tau dia mengalami kecelakaan bukan? Mawar kehilangan ingatannya, oleh sebab itu dokter menyuruhku mengubah namanya sebelum terjadi hal yang buruk dengannya, kau mau jika terjadi sesuatu dengan Mawar?" Sherly terdiam sambil mencerna ucapan Melati.

"Beritahu anak-anak yang lain untuk tidak memanggil nya dengan nama itu, mulailah memanggilnya dengan nama Rose," Sherly mengangguk setuju, Melati bernafas lega, setidaknya ia berhasil membohongi Sherly bahwa dokter menyuruhnya untuk mengganti nama Mawar, padahal yang sebenarnya itu hanya akal nya belaka.

"Baiklah! Aku akan menyuruh anak-anak yang lain untuk memanggilnya dengan nama,Rose. Karna aku juga tak ingin terjadi sesuatu dengan ketua kami,"ucap Sherly lalu pergi begitu saja, Melati bernafas lega, rencananya berhasil.

•••

Seperti yang di katakan Melati, Sherly menyuruh seluruh murid bahkan guru guru yang ada di sekolah menyuruh mereka memanggil Mawar dengan nama Rose, awalnya mereka terkejut dan tidak mau, tetapi Melati berhasil meyakinkan mereka dengan tipuan yang sedemikian rupa.

"Rose, bisakah kau membantuku?" Mawar mendongak setelah mendengar namanya di sebut, ia meletakan pena yang sedari tadi di genggamnya di dalam pertengahan buku lalu menutupnya, Mawar bangkit menuju meja guru yang letaknya tak jauh.

"Apa yang bisa ku bantu?"tanya Mawar ramah.

"Aku ingin membantuku membawa buku buku ini, tanganku terlalu kecil untuk membawa buku sebanyak itu, kau mau membantu ku kan?" harap wanita cantik bertubuh mungil ini, atau mereka lebih akrab menyapa, ibu Sissy

"Baiklah bu, tidak masalah!" Mawar tersenyum ramah, tangannya mulai merambat ke buku itu tapi di hentikan dengan tangan Melati yang lebih dulu mengambil buku buku itu.

"Melati? Apa yang kau lakukan?" tanya Mawar terkejut.

"Maaf bu, tapi Rose baru saja keluar dari rumah sakit, tenaga nya belum sepenuhnya pulih untuk mengangkat beban berat, biar aku saja yang akan membawakannya, tidak apa-apa kan bu? " terlihat guru itu mengangguk ragu membuat Melati diam diam menghela nafas lega, Mawar menggaruk tengkuknya yang tak gatal entah mengapa Melati semakin possesive pada dirinya.

Setelah melihat Melati dan gurunya menghilang dari balik pintu, Mawar mengendikan bahunya acuh lalu kembali duduk di bangkunya semula.

•••

"Melati, apakah benar Mawar kehilangan ingatannya?" tanya bu Sissy di tengah perjalanan mereka menuju kantor.

"Iya bu, Mawar kehilangan ingatannya," jawab Melati santai sambil menghempas buku bukunya yang hampir merosot

"Bagaimana bisa?" tanyanya lagi.

Melati medengus, mungkin gurunya ini ketinggalan info terpenting, padahal Mawar satu satunya murid yang paling di kenal semua murid bahkan guru guru disini, selain cantik, Mawar juga sangat pintar, bahkan ia sering menjuarai berbagai lomba olimpiade, sehingga tak memungkinkan Mawar adalah murid terfavorit di sekolah, bahkan seluruh anak cewek rela menganggap Mawar sebagai ketua mereka semua walaupun Mawar berulang kali menolak.

"Mawar, kehilangan ingatannya akibat benturan keras aspal akibat kecelakaan dua bulan yang lalu di minggu pagi," jawab Melati santai di setiap nadanya, sementara guru itu mengangguk paham.
•••
Flashback on

Sebuah gedung mewah yang ramai di padati para kalangan atas, sebab hari ini adalah pengumuman hasil lomba olimpiade tingkat provinsi.

Dua orang anak perempuan tengah celingukan mencari di mana keberadaan orang tuanya,anak itu adalah Mawar dan Melati.

"Melati, dimana ayah dan ibu?" tanya Mawar kecil dengan Melati.

"Aku juga tidak tau,Mawar! Mungkin ayah dan ibu sedang terkena macet," jawab Melati kecil.

"Jangan terlalu yakin,Melati!"

"Aku hanya berpendapat Mawar, aku juga tidak tau mengapa ayah dan ibu belum datang," jawab Melati agak kesal.

Setelah itu mereka berdua kembali bungkam, pertengkaran memang selalu tak bisa di elak jika mereka berdua telah bertemu, memang seperti ini lah, dua anak yang sama mengutamakan egoisnya masing masing.

"Aku sangat yakin, pasti aku lah yang menang olimpiade kali ini! "ucap Mawar kecil sangat yakin.

"Jangan terlalu yakin, Mawar! Melati kecil malah membalikan ucapan Mawar kecil sambil tertawa mengejek.

"Kau itu bodoh, Melati! Jadi jangan bermimpi kau lah yang menang, sudah sangat jelas aku lah yang lebih pintar dari pada kau! " Mawar kecil tak mau kalah, Melati menggeram kesal, ia tak terima di katain bodoh oleh saudari kembar nya itu, menurutnya Mawar lah yang bodoh bukan dirinya.

"Akan ku buktikan, kalau ucapan mu itu salah! Kita lihat saja siapa yang menang! "Melati kecil pun sama tak mau mengalah, ia malah tersenyum mengejek dengan rencana yang bertengger di otak nya, tanpa memperdulikan Mawar yang mencibir, Melati kecil segera meninggalkan Mawar sendiri.

Rupanya Melati menuju ruangan loker, dengan berjalan mengendap tentu tak membuatnya ketahuan, Melati segera membuka lokernya dengan kunci yang di sulap menjadi kalung, beginilah Melati yang selalu lupa dengan kuncinya oleh sebab itu ia menjadikan nya kalung agar tak hilang.

Setelah loker itu di buka, Melati mengambil sebuah tas kecil atau lebih tepatnya tas untuk laptop, setelah berhasil mengeluarkan nya Melati menutup loker itu kembali dan menguncinya.

Setelah semuanya selesai, Melati menuju lorong yang sangat sepi,meskipun terang namun itu cukup membuat Melati merinding, namun demi reputasinya ia harus memberanikan diri untuk berada disana.

Setelah mendapat posisi yang pas, Melati segera membuka laptopnya, dan mulailah ia melancarkan aksinya lewat bakat yang terpendam tanpa siapapun tau bakatnya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang