Sherina sangat kesal melihat tingkah Dinda. Menjengkelkan sekali, seperti anak usia 7 tahun yang mendapatkan mainan terbaru dari orangtuanya.
"Udah sampaiii--Sherina udah samapaii!!" Ucap Dinda mendekatkan wajahnya ke wajah Sherina.
"Iyaa gue tau kok, jauh ga!" Sinis Sherina menarik kepalanya sedikit dan mendorong wajah Dinda.
"Aduh." Keluh Dinda kesakitan.
"Makanya ga usah gitu amat!!"
"Yuk!!" Ajak Syabila selesai memarkirkan mobilnya.
"Oke!" Jawabnya serentak.
Sherina dan dua temenannya itu langsung menuju pintu butik. Sherina dan Syabila telah sering berbelanja di butik ini. Dan untuk Dinda, inilah pertama kalinya dia pergi ke butik ini.
"Sher. Lo mau beli apa?" Tanya Dinda.
"Ice cream!" Balas Sherina mengejek Dinda.
Dinda mendesis kesal, dan sangat ingin rasanya menjambak rambut Sherina yang kini tergerai rapi.Sherina dan sahabatnya itu kini sedang menaiki eskalator menuju lantai dua. Disitulah baju-baju yang berkelas. Dan pastinya menjadi incaran anak muda.
Setelah tiba di penghujung eskalator Syabila dan Sherina segara berbelok ke arah kanan. Berbeda dengan Dinda, ia memilih belok ke kiri. Sepertinya Dinda melihat abangnya, Rayhan.
"Dinda. Lo mau kemana, sini bajunya!" Tunjuk Syabila, Dinda memasang muka cemas diwajahnya. Ia seperti ketakutan.
"Ehh, jadi gini--Gue kebelet pipis!!" Ucap Dinda kikuk.
"Pipis ngapain belok kiri?" Tanya Sherina binggung.
"Iya-iya belok kiri, emang kenapa?" Ucap Dinda terbata-bata. Seolah-olah dia tau betul dimana toilet di butik yang pertama kali ia kunjungi ini.
"Hmm dimana emang?" Tanya Sherina.
Sherina curiga melihat tingkah Dinda yang aneh ini. Tidak biasanya Dinda seperti ini. Apa jangan-jangan dia udah janjian sama Nino?. Tapi mana mungkin Nino ke butik cewek, lagian disini juga jarang banget ada cowok.
"Yaa disitu yang baru dibuat!" Ucap Dinda mengada-ada.
"Emang lo udah pernah kesini? Sok tau banget kalau itu baru di buat!!" Balas Sherina menyilangkan kedua tangannya.
"Toilet noh dibawah!" Sambung Syabila irit Bicara. Ia sangat malas berdebat. Syabila langsung menarik tangan Sherina halus.
"Iya yang dibawah maksudnya, yaudah pergi sana huss huss." Ucap Dinda cengengesan.
Sherina dan Syabila tertawa geli melihat tingkah Dinda malam ini. Kemudian Ia segera menuju salah satu tempat dan melihat-lihat model baju yang cocok untuknya.
>>>
Dinda langsung mengakhiri dramanya tadi. Untung saja ada Syabila, kalau tidak ia sudah tertangkap basah bersamaan dengan dusta nya itu. Ia segera berjalan kencang menuju ke tempat Rayhan berdiri sekarang. Setelah tiba di tempat Rayhan. Dinda langsung menarik Rayhan mendekatinya.
"Eh-lo. Ngapain disini? Ini kan butik cewek!" Desis Dinda sambil melihat Sherina nan kini sibuk memilih baju.
"Hah. Ada Lo juga disini dek, lo juga ngapain disini?" Tanya Rayhan binggung. Ia tidak sadar kalau dirinya ada dikawasan kaum Hawa.
"Tuh liat sendiri." Tunjuk Dinda mengarahkan telunjuknya ke arah Sherina.
"Jadi dia disini juga?--memang, kalau jodoh gak kemana!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Datang untuk Pergi
Romance• Sherina Chelsea • Hari itu menjadi hari yang sangat sulit terima, kau benar-benar pergi dariku, meninggalkan ku entah sampai kapan? Semua yang ku inginkan lenyap seketika bersama kepedihan ku, keinginan itu belum sepenuhnya terpenuhi, kini aku han...