hello world

11 0 0
                                    


Tanggal 3 april 2020

Aku membaca semua yang telah aku lakukan selama hidupku dan yang pernah aku tulis. Aku mulai menulis diaryku sudah dari tahun kedua aku bisa menulis. Kau bisa sebut aku jenius jika mau, itu hanya predikat dari orang. Selama hidupku ternyata aku lebih banyak berbicara dengan diri sendiri. Hal ini jadi kemampuan terbaik yang pernah kumiliki, karena dengan bisa berbicara dengan diri sendiri dengan nyamannnya kamu tidak butuh orang lain untuk membuatmu tidak kesepian. Sebentar, aku akan kasih tau bagaimana itu bisa terjadi kalo tidak salah di halaman kedua diaryku.

Tanggal 7 april 2005

"Aku sudah bisa mengeja dan menulis aku senang sekali. Mamah papah dan mbak rambut panjang bilang kalo aku itu keajaiban dunia. Aku ga ngerti tapi aku senang tapi aku ga ngerti loh makasih mamah papah".

Tulisanku saat itu bisa kau sebut tulisan pertamaku. Anak yang baru bisa belajar menulis. parah sekali memang tulisanku saat itu 3 baris aku isi satu huruf. Tapi apa yang kau harapkan dari anak kecil yang baru bisa menulis. Kamu gak akan percaya darimana aku belajar menulis. Dari umur 2 tahun aku suka ambil buku komik siksa kubur dari mamahku, kau tahu mamahku ini orang yang aneh. Dia belajar agama dari buku komik. Seakan agama ini adalah becandaan, dan karena dia bukan orang yang berpendidikan . jadi sedikit sulit memahami tulisan yang berat. Komik itu sedikit vulgar, saat itu mamahku selalu menjauhkanku dari buku komik itu. Tapi aku sangat suka gambar siksaan kubur, hal aneh dilakukan oleh anak yang baru bisa ngomong "blab la goo goo gaa gaa" hahaha. Dari suka membaca komik siksa kubur aku mulai mencoba menggambar hal hal disekitarku. Yang pertama adalah mba berambut panjang. Biar kuceritakan sedikit.

Saat itu dirumahku ada sebuah teko, teko berwara emas yang biasa dipakai untuk membuat teh. Ujung yang dipakai untuk mengeluarkan airnya selalu ditutup begitu pula atapnya. Teko ini juga jadi salah satu barang yang mamahku selalu jauhkan dariku. Hingga pada suatu pagi yang masih gelap aku membuka ujung dari teko itu. ujung itu disumpal dengan kertas.

Kertas itu bertuliskan arab yang terlihat sangat kuno. Ingatanku masih tajam, saat aku berusaha memperhatikan tulisan itu. ada mbak berambut panjang mendekat. Mata kanannya tertutup, tapi aku masih bisa melihat ada sesuatu yang keluar dari matanya. Giginya hitam pekat bagai ular mamba. Perawakannya tinggi dan kakinya tidak menapak tanah. Mbak itu sujud kepadaku, aku yang saat itu baru berumur 5 tahun dan tidak memiliki pengetahuan apapun tentang hantu tidak ketakutan sama sekali sekali dengan mbak berambut panjang. Mbak berambut panjang sujud dekitar 15 menit dan membatu tidak bergerak sedikitpun.

"hehe bangun dong, ayo main bareng kenapa deh kamu sakit ya?" candaku dengat endorphin

"ningrattttttttttttttttttttt" teriaknya dengan seakan ditahan

"jangan teriak, nanti pada bangun loh!" ujarku

Mbak berambut panjang menatapku melotot dengan mata kanannya mengeluarkan belatung.

"ningratttttttttttttttttttttttttt" teriaknya sekali lagi, tapi teriakannya seakan memecahkan gendang telingaku. Teriakannya dilakukan dengan satu tarikan nafas. Aku sangat yakin karena itu aku jadi pingsan dan tidur dilantai.

Besoknya badanku membeku kedinginan dan telingaku berdarah tapi sudah kering karena dibiarkan semalaman. Mamah papahku mebawaku ke rumah sakit karena itu. aku tidak bisa berbicara selama hamper satu bulan, mamah papahku selalu menangis dan berdoa setelah melakukan sholat untuk kesembuhanku. Kata pertama setelah sakit selama satu bulan adalah "sakit". Dokterpun tidak tahu harus mendiagnosa apa penyakitku ini namun bisa disembuhkan dengan obat demam berdarah karena sakit ini gejalanya mirip dan juga didoakan oleh ustadz.

Seperti itu kiranya pertemuan pertamaku dengan mbak mbak berambut panjang

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REPRESI DEPRESITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang