Sret!
Dia menangis tersedu sedu.
Entah menangis karena rasa kesakitan atau karena melihat lidah miliknya yang kini tergeletak di lantai.
***
Korbanku selanjutnya ini bernama Karen. Seorang gadis cantik, putih, dan langsing.
Karen pribadi yang ceria, doyan makan, dan terkadang suka ceplas ceplos.
Andai saja saat itu aku tak ikut bergabung di grup gosip miliknya, kupastikan nama Karen takkan berada dicerita ini.
"Kalian tahu nggak cerita 'Am I a Psychopath'?"
Aku tersenyum, tak kusangka Karen menjadi salah satu pembaca ceritaku.
"Menurutku ceritanya biasa aja, nggak serem tuh. Kayaknya si author plagiat deh."
Sekejap kurasakan udara disekitar memanas.
"Oh ya? Menurutmu itu kisah nyata bukan?" Aku tetap tersenyum menatap Karen yang sibuk menyantap makanan ditangannya.
"Hahaha nggak mungkinlah, mana ada yang tega membunuh orang tuanya sendiri hanya untuk sebuah karya?"
Telingaku berdengung mendengar suara tawanya yang melengking.
Sebuah senyuman mungkin menghiasi wajahku. Namun tak ada yang tahu, tanduk runcing kini juga bertengger manis di kepalaku.
Sejujurnya aku merasa kasihan pada Karen yang tak bisa menikmati ketegangan dalam cerita ini.
Tapi tak apa, sebentar lagi gadis cantik itu akan merasakan sendiri seberapa nyata kisahku.
Tepat setelah pulang sekolah, aku mengundang Karen untuk makan malam bersama di rumah. Rencananya, akan kubuat dia kenyang sebelum memberikan rasa takut padanya.
Bermodalkan google, aku mulai mensearch resep masakan yang berbahan utama daging.
Untunglah daging daging itu belum berakhir di tempat sampah. Kalau tidak, aku harus mencari mereka yang mau bersenang hati menyumbangkan daging miliknya.
Kupikir memasak sesulit membuat sebuah karya. Namun nyatanya ekspetasiku salah.
Memasak itu mudah, yang sulit itu memotong daging paha yang sudah mengeras. Maklum, milik Dani memang tak sesegar seorang bayi yang baru saja lahir.
Aku memasukkan potongan daging paha itu kedalam sebuah wadah berisi tepung. Lalu menggorengnya hingga krispy.
Untuk hidangan penutup, aku lebih memilih sosis bertopingkan keju. Rasa puas menghiasi wajahku ketika menghidangkan sosis dengan lelehan keju itu.
Kepuasan yang membuatku merasa harus berterima kasih kepada ibu karena sudah menyumbangkan jari jarinya untukku.
Tepat jam 21:00, Karen tiba dengan penampilan yang cantik. Aku menyambutnya dengan senyum palsu lalu menuntun gadis itu menuju kursinya.
Tak ada yang menarik dari pembicaraan kami. Sesuatu yang menarik baru kurasakan ketika Karen mulai memasukkan potongan daging itu kedalam mulutnya.
Pada suapan kedua Karen berhenti, lalu menanyakan penyebab daging itu terasa aneh saat tersentuh lidahnya.
Sejenak aku tertawa lepas, kemudian mengeluarkan beberapa toples kaca yang sedari tadi berada dibawah meja.
"Bagaimana rasanya memakan daging spesies sendiri?"
Karen terdiam membatu melihat isi dari masing masing toples milikku.
Jantung dan dua buah bola mata milik dani menghiasi dua toples kaca. Lalu dua toples lainnya berisi sebuah hati dan ginjal milik ibuku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I a Psychopath?
HorrorAku suka votemu, Aku suka comment mu Tapi yang lebih kusukai itu, Rintihan kesakitanmu, Darah yang mengalir dari tubuhmu, Juga detakan jantung yang terasa digenggamanku. Ingin tahu siapa aku? Sebut saja aku kematian! Temuilah kematianmu Dengan mene...