BAB 2 Harapanku tuk bersamanya akhirnya terwujud

27 4 0
                                    

Hari itu aku lihat Vanesa sangat bahagia sedang bersama Rafael, membaca novel bersama di pinggir lapangan membuatku iri dan ingin sekali melakukan hal yang sama namun apa dayaku sekarang setelah Rangga melarang Rafael mendekat dan bermain bersamaku begitu pun aku yang dipaksa untuk tidak dekat dengan Rafael juga. Entahlah hari-hariku akan seperti apa sekarang aku rasa tidak ada gairah untuk melewati hari yang gundah ini, semua ini adalah ulahnya Rangga yang keras kepala itu aku sudah muak dengansemua perlakuannya selama ini mulai sekarang dan detik ini aku harus mencari cara agar aku bisa segera akhiri hubunganku dengan Rangga.

Kemudian aku berlari berbalik badan pergi menjauh untuk pergi kekelas rasanya aku ingin pulang lebih awal rasanya ingin menangis sepuasnya selepas sampaiku dirumah. Dan ternyata Mona mengejarku kekelas dan melihat aku yang sedang berkemas untuk pulang karena aku sudah tidak kuat dengankeadaansaat ini. Aku harus menenagkan pkiranku terlebih dahulu.

" Ca!.. Caca! Kamu mau kemana? Kok kamu nangis sih? Ca jawab dong!"

" Aku udah gak kuat lagi Mon, buat jalani ini semua aku mau pualng lebih awal supaya aku bisa tenang."

" kamu mau pulang pake apa? Pak Firman juga kan belum ada terus kamu mau gimana?"

" Aku bisa pake Grab Mon, tolong bilang waktu jam pelajaran nanti hari ini aku sakit dan gak bisa ikut pelajaran."

" Ta...tapi Ca!"

Aku pun pergi menjauh meninggalkan Mona dengan air mata yang mengalir semua orang dikoridor sekolah pandangannya tertuju padaku semua,aku berlari kencang keluar sekolah dan tiba-tiba Rafael ikut mengejarku begitu saja dia meninggalkan Vanesa di pinggir lapangan yang tanya sedang asyik membaca novel bersama. Rafael mengejarku dan memegangtanganku.

" Caca..! what wrong whit you?"

" Aku mau pulang, aku udah gak kuat lagi mungkin kalau aku pulang aku bisa tenang"

" Kamu pulang pake apa? Apa mau aku antar kerumah kamu?"

" Udah gak usah aku bisa sendri ko pake taksi, lebih baik kamu pergi sekarang sebelum rangga lihat kamu sedang dengan ku."

Ketika itu pun rangga sedang berjalan bersama gerombolannya dan melihat aku yang sedang bersama Rafael. Rangga pun mendekat kepadaku dan menarik tanganku tapi aku menolak langsung aku pergi meninggalkan mereka berdua mencari taksi untuk pulang kerumah. Entah apa yang akan terjadi dengan mereka berdua di lapangan, semoga saja tidak terjadi keributan disana.

Sesampainya aku dirumah aku langsung berlari kekamar dan aku menangis sepuasanya untuk lepaskan semua yang mengganjal dipikiranku dengan menangis sepuasnya, takterasa hingga aku tertidur dan tiba-tiba mamaku mengetuk pintu kmarku dan mengajakku untuk makan malam. Aku hanya bisa terdiam dikamar dan tiba-tiba aku tertuju pada laptopku akhirnya aku membuka twieeter dan aku tuliskan sebuah kata-kata tentang perasaaku yang sangat hancur ini.

Tried to take a picture of love

Didn't think I'd miss her, that much

I want to fill this new frame

But its empty

Tried to write a letter in ink

Its been getting better I think

I got a piece of paper

But its empty

Its empty

DIMENSI CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang