3

89 17 1
                                    

Gemercik air mengalir dari shower yang mengguyur tubuh Jeffrey, dia mematikan shower setelah merasa tubuhnya bersih dari sabun dan shampo. Hari itu masih pagi, sangat. Namun Jeffrey sudah membuka mata dan membersihkan diri lalu bersiap membuatkan makanan untuk Rose.

Jeffrey menatap wanita yang dicintainya itu selalu penuh cinta, Rose adalah wanita misterius yang kuat serta hebat dalam segala hal. Sulit mendeskripsikan seorang Roseanne yang sangat-sangat luar biasa di matanya.

Setelah mengenakan kemeja, Jeffrey memilih dasi senada dengan jas yang ia kenakan. Waktu baru menunjukkan pukul enam lewat lima belas menit, tetapi Jeffrey sudah siap dengan setelan rapinya. Dia suka bangun pagi dan menyiapkan makan untuk Rose walaupun kadang Rose akan marah jika Jeffrey menyiapkan makanan untuknya.

"Rose, bangun." Jeffrey berujar sembari membuka tirai gorden berwarna golden yang masih tertutup, tidak lupa Jeffrey mengambil cangkir kopi serta piring berisikan biskuit yang hanya tersisa beberapa. Rose memang begitu, dia akan meminum kopi untuk mengerjakan pekerjaan, sedangkan Jeffrey akan memaksakan diri agar tidak minum kopi.

"Give me five minutes, please?" Rose berujar dibalik selimut yang menutupi tubuhnya.

"Okay, tapi aku berangkat duluan. Sama tetangga yang cantik."

Lalu setelah itu, Jeffrey merasakan guling mengenai kepalanya ditambah dua buah bantal sebagai pemanis. Tidak lupa injakan keras pada kakinya sebagai pembuka, siapa lagi kalau bukan Rose yang melakukannya?

"Pergi aja sama tetangga itu, nyawa kamu juga ikut pergi!" Ancamnya dengan wajah mengerikan lalu meninggalkan Jeffrey yang mengaduh kesakitan.

Jeffrey berusaha mengejar Rose yang sudah bersiap memasuki kamar mandi, namun bukannya mendapatkan tangan Rose. Justru, tangannya harus terjepit karena Rose menutup pintu tanpa aba-aba.

"Babyy!" Jeffrey kadang bisa terlihat manis, romantis, bisa juga jahil pada waktu yang tidak ditentukan. Sudah tahu jika Rose adalah tipe pencemburu malah Jeffrey selalu membuatnya cemburu, tentu saja wanita itu kesal.

"Okay! Aku masak dulu, kamu keluar dari situ harus udah berhenti ngambek."

Jeffrey menghela nafas, tidak ada jawaban dari Rose. Dia memilih berbalik dan berjalan menuju dapur, membuat makanan kesukaan Rose adalah satu-satunya jalan damai yang bisa dia lakukan saat ini.

Drttt....Drtttt

Jeffrey mengeluarkan ponselnya dari saku celana, ia mengapit ponsel sembari mencuci beberapa potong seledri dan beberapa buah tomat.

"Oh Sist!" Jeffrey berseru bahagia saat mendengar suara Renata Kim, kakaknya yang tinggal di Korea bersama suaminya.

"Heol! Call me Jennie Kim!" Renata memiliki nama Korea yaitu Jennie, dan dia sudah tinggal di Korea selama empat tahun bersama suaminya Kalendra atau Kai dan juga putra mereka Yeon Oh yang memiliki nama Indonesia Keanu.

Jeffrey mendelik, "Sudah menyuruhku manggil kakak itu noona sekarang Jennie? Kakak sekarang bertambah gila?"

Renata tertawa terbahak diseberang sana, dia menyuruh Jeffrey memanggilnya Noona agar terlihat seperti kekoreaan. Namun namanya Jeffrey yang menyebalkan, dia lebih memilih memanggil Renata itu Ahjuma yang artinya bibi atau tante.

"Oh no brother, i don't mean it."

"To the point, Jennie Kim. What do you mean?"

Renata tahu betul sang adik pasti sedang memasak karena itu aura Jeffrey seperti mencekam karena pria itu tidak suka diganggu saat memasak, terlebih untuk kekasihnya.

"Ah! Kakak bakal pulang ke New York. Nanti sama Keanu tapi engga sama Kalendra  by the way bahasa Indonesia kamu masih lancar kan?"

Jeffrey belajar bahasa Indonesia dari Rose karena sudah lama tidak tinggal di Indonesia dia kadang selalu mencampuradukan bahasa. Namun sekarang sepertinya kebiasaannya memudar setelah Rose sering mengobrol dengannya memakai bahasa Indonesia.

"Of course, aku bisa. Rose mengajari aku selalu memakai bahasa Indonesia."

Renata belum pernah bertemu perempuan yang dikenal Jeffrey selama enam tahun itu, setiap Rena ke New York dia selalu sulit bertemu Rose bahkan sekarang pun dia belum pernah melihat wanita yang menaklukkan Jeffrey.

"Nanti kakak harus ketemu dia, kakak penasaran sama perempuan manis itu."

"I waiting it sist, aku harap kakak menyukai Rose nanti. Oke aku tutup dulu karena aku mau masak, you know what i mean."

Renata menutup panggilan teleponnya sebelum Jeffrey lebih dulu menutupnya, Jeffrey terkadang mengerikan jika harus dia yang menutup telepon.

AlterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang