coronation & enagegement

549 26 0
                                    

2 thn berlalu kini waktunya aku mengambil t4 yg seharusnya dit4i oleh ibu. 

Inilah hari penobatanku.  Aku mengenakan gaun putih dgn gradasi emas pada setiap sudutnya dgn mutiara dan permata yg menghiasinya sepatu glass high hils tak lupa ku kenakan rambut yg disanggul indah dan dihiasi dgn mutiara.

Ku tatap diriku bagai seorang pengantin yg akan segera menikah.

Hari ini hari penobatanku sebagai ratu masa depan dari kerajaan yg dilindungi oleh semua rakyat dan teman²ku.

Akan kupastikan pengorbanan yg mreka lakukan akan kubayar setimpal juga cinta pertamaku yg slalu ku pendam.

" Kini kunyatakan Izumi Crystalysta Nao sebagai penerusku!" seru kakekku keras pada upacara penobatanku sambil meletakan sebuah tiara yg berkilau terkena cahaya dari mentari yg bersinar.

Tak lama terdengar seru² dari rakyatku dan teman² seakademi menyerukan namaku. hanya senyum lembut yg dapat kusampaikan pada mreka semua.  Kulirikan mataku mencari 'dia' tapi takku temukan.

Setelah upacara yg melelahkan itu selesai aku pergi kembali kekamarku yg penuh dgn hadiah,bunga dan lainnya. Kuharap ada sesuatu darinya walau hanya sebuah surat.  Namun aku tak dpt menemukan hal ygku cari
Hingga seorang pelayan datang dan mengetuk pintu kamarku.

"Yang Mulia, Yang Mulia Raja meminta kehadiranmu di aula kebesaran sekarang. " pesan pelayan tsb.

Kuganti dress yg kugunakan dgn dress selutut berwarna baby blue tanpa lengan juga tiara kugerai rambut merah panjangku.  Kibiarkan dia tampak berkibar terkena angin saat aku berjalan.

Sesampaiku di aula kakek mengenalkanku pada beberapa orang yg ada disana.

" Halk, inilah cucu yg kumaksud tadi." tunjuk kakek kearahku kepada seorang laki² paruh baya. Laki² itu mengenakan pakaian yg sangat mewah.

"Dan Nao ini putra dari Raja Halk, Hans. " lanjut kakek sambil menunjuk pria muda disamping Laki² tadi.

" Izumi Crystalysta Nao,  salam kenal. " ucapku lembut seraya sedikit membungkuk memberi hormat.

"Sulivian Andien Hans, salam kenal kembali tuan putri." balas Hans sambil mencium punggung tanganku.

"Jadi begini Hans, Nao kami trlah merencanakan pertunangan kalian." kata kakek yg langsung membuatku terkejut.

"Tapi, kek aku-" ucapku belum selesai langsung dipotong kakek.

"Aku ingin kau mengenal Hans, biarpun kalian telah bertunangan. Nao kakek ingatkan seorang putri mahkota tidak boleh memiliki hubungan yg tidak jelas dgn pria yg tak jelas juga. Akan kuminta para guardianmu menjagamu dan calon tunanganmu saat kalian bersama. Kuharap kau tak seperti ibumu yg melakukan tindakan menjijikan itu!" seru kakek, aku tak mau mendengar lagi. Aku langsung berlari kembali kekamarku,  kujatuhkan tubuhku keatas kasur dan menangis hingga tertidur. Yg takku ketahui mlm itu 'dia' datang menatapku dgn sendu tatapan yg palingku benci tatapan bersalah karena meninggalkanku.

Esoknya 'dia' telah pergi tanpa meninggalkan pesan atau tanda apapun. Tak mau berlama-lama di istana aku memutuskan kembali ke golden rose dormitory bersama para sahabatku. Setidaknya disana aku memiliki kenangan akan 'dia'.

Biarku ingatkan kini aku adalah siswi senior dari MLA jadi aku dan teman²ku akan melaksanakan ujian kelulusan.

Tapi saat aku akan meninggalkan istana nenek menghampiriku sambil berkata," Nao pertunanganmu akan segera dilaksanalan,  kau ingin pergi kamana? " tanya nenek.

Apa tunggu segera, apa maksudnya? Bukankah aku menolak?

"Apa maksud nenek? " tanya ku bingung.

" Kakekmu telah memberitauku kalau kau akan segera bertunangan dgn pangeran Hans besok jadi nenek berencana untuk memberimu ini. " ucap nenek seraya memberiku sebuah kotak kecil yg indah.

Apa ibu jga seperti ini?  Tapi aku tak yakin karena ibu tidak pernaha pergi dari istana dulu. Akupun membatalkan niat ku kembali ke asrama.

Hari telah berlalu hari ini adalah hari pertunangan antara aku dan Hans sungguh ini sangat menyebalkan kini aku harus mengenakan gaun yg sangat rumit dan berat. Gaun ini mempilkan punggung kecilku dan sedikit dadaku.  Gaun yg berhias intan permata berwarna putih mutiara ini yg katanya sangat indah menurutku adalah neraka dari para putri.

Dan 'dia' disini menatapku dgn pandangan kecewa, bersalah, dan lainnya yg tak kumengerti. Tak mampu menatapnya lebih lama kualihkan pandanganku kedepan dimana keluargaku telah menungguku dgn orang yg akan bertunangan dgnku. Yg takku duga ialah aku melihat seringai dari kakek untuk 'dia' apa maksudnya ini. Ingin aku pergi berlari menuju t4 'dia' tapi aku yakin kakek akan sangat kecewa padaku. Apa yg harus kulakukan.















Tbc........

Story Of The Guardian's {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang