6

746 100 20
                                    

"Hah! Meninggal gimana?" kaget Yuu.

"Dia meninggal 2 bulan lalu. Dia punya adik seumuran sekelas sama aku. Tapi sudah pindah ke Kyoto."

"Antar aku ke Kyoto pulang sekolah ke rumah temenmu itu. Namanya siapa?"

"(F/n) Sanguu. Memangnya kenapa kamu tanya?"

"Aku jelasin nanti."

-*-

Sepulang sekolah Yuu dan Shinoa gaspol ke Kyoto.

"Mi-chan suka sekali bunga sakura," kata Shinoa sambil menatap bunga sakura.

Yuu hanya menjawab dengan deheman. Dia tak bisa berpikir logis sekarang.

"Kayaknya ini rumahnya," Shinoa berhenti di depan rumah besar khas Jepang.

"Wah, besar sekali."

"Mi-chan anak orang kaya."

Tanpa basa basi Yuu langsung menekan bel di gerbang rumah (F/n).

Tak lama, sang empunya rumah membuka pagar.

Muncul gadis berwajah pucat mulus, kulit bak porselen dengan surai panjang berwarna kuning yang menjuntai serta iris (e/c) yang bersinar.

"Yuu, akhirnya datang juga," kata gadis itu dengan senyuman.

"Loh! Mika kok disini!" kaget Yuu yang melihat kejadian Mika di sebelah (F/n)

"Aku disini menyelesaikan semua masalaah," jawab Mika santai.

"Jadi ayo masuk dulu biar kujelaskan."

-*-

Mereka berempat sudah sampai di ruang tamu keluarga Sanguu.

"Mitsuba suka dengammu Yuu-san," kata (F/n) tanpa basa-basi.

"Hah?"

"Dia sudah suka sama kamu sejak awal masuk sekolah di bulan April. Dia berteman baik dengan Mika, teman dekatmu. Aku santai saja. Mitsuba bilang dia mau menyatakan perasaannya ke kamu. Lalu Mika mengatakan hal buruk padanya yang membuatnya bunuh diri. Aku kesal sama Mika," jelas (F/n)

Yuu berusaha mencerna kata-katanya.

"Dia ini gila, cuma terobsesi sama kamu bukan cinta. Aku gamau kamu sama cewek kayak dia. Jadi, aku bilang aja kalo kamu suka ke (F/n) saudaranya yang waras dan lebih cantik. Aku tau, meskipun Mitsuba punya sakit mental dia pasti mau berkorban demi (F/n) tapi aku nggak tahu kalo dia bakal bunuh diri."

Jujur saja Yuu kesal dengan pernyataan Mika.

"Tapi kamu nggak harus bilang gitu," kesal Yuu.

"Yuu, kalo kamu sudah jatuh cinta sama Mitsuba. Sementara Mitsuba nggak, sama aja. Mencintai sendirian itu menyakitkan."

"Aku menerima alasan Mika, cuma sedikit kesal aja. Aku tau dia pasti pengen yang terbaik buat sahabatnya," kata (F/n).

"(F/n) memang kalem dan baik sekali ya, mangkannya Mika suka," ejek Shinoa.

"Apaan!" Pekik (F/n) dan Shinoa bersamaan.

"Terus, surat itu apa? Kok bisa tau masa depan?" tanya Yuu

"Mitsuba membuat banyak surat cinta buat kamu Yuu. Tapi dia takut. Jadi, aku saja yang kirim. Soal masa depan, kalau aku fokus pada seseorang biasanya aku bisa melihat masa depan orang itu."

"Melihat masa depan?" kaget Yuu.

"Iya. Sejak kecil aku bisa melakukannya."

"Berarti Mika?" Tanya Yuu yang ingat diisi surat itu ada yang berisikan umur Mika tak lama lagi.

(F/n) tertawa. "Ah, itu aku sedang kesal dengan Mika saja."

Yuu menghela nafas lega.

"Menyebalkan," Mika menggerutu.

"Ah, ayo ke makam Mitsuba," ajak (F/n)

Semuanya mengangguk.

Mitsuba dimakamkan di makam keluarga khusus dekat rumah keluarga Sanguu.

Yuu meletakkan bunga di makam Mitsuba yang terletak di depan pohon bunga sakura yang bermekaran.

"Maaf tidak bisa membalas perasaan mu," kata Yuu dengan muka sedih.

Shinoa, Mika, dan (F/n) juga ikut sedih.

Hembusan angin membuat bunga sakura berterbangan.

'Cukup cintai saja adikku. Dia gadis baik. Kalian lucu jika bersama. Aku jadi senang.'

Yuu membelalakkan matanya. Dia serasa mendengar bisikan.

Dia langsung menoleh pada (F/n) yang terdiam di sebelah Mika.

Rambutnya berterbangan karena angin diiringi bunga sakura yang berjatuhan.

"Cantik," gumam Yuu.

Kisah cinta Yuu akan dimulai setelah  dia mendapat surat miterius di musim semi.

Sakura Message || Yuuichiro Hyakuya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang