—| |—
Jam istirahat sedang berlangsung. Ada yang sudah makan enak di kantin untuk mengistirahatkan otak mereka, ada pula yang memilih tetap dikelas dan mempelajari materi untuk menghadapi soal ujian selanjutnya.
Jangan tanya Arkan beserta antek-anteknya berada di opsi yang mana, karena siapapun tau mereka akan lebih memilih berada di kantin daripada tetap berada dikelas.
Alasan mereka tidak lain tidak bukan adalah 'Karena kelas hanyalah tempat untuk anak-anak yang niat belajar. Yang niatnya hanya setengah lebih baik berada di luar.' begitulah kalimat yang keluar dari mulut seorang Arkan. Menyebalkan bukan?
Jadi disinilah mereka saat ini. Kantin SMA Ganendra, meja paling ujung. Meja yang memang sudah menjadi meja milik anggota Rextrover. Meja turun temurun dari angkatan sebelumnya.
"Gila gerah banget dah di kelas, AC ada dua juga cuma pajangan doang," keluh Devon.
"Asli gue puyeng banget sumpah, udah belajar susah-susah sekalinya ujian yang gue pelajarin sama sekali ga masuk di soal." ucap Wildan, memelas.
"PAK SAI, PESEN ES TEH MANIS YA. TAPI JANGAN TERLALU MANIS, SAYA UDAH KEBANYAKAN NYIMPEN KENANGAN MANIS" teriak Regan pada Pak Saiman, salah satu pedagang di kantin.
"Gausah teriak-teriak napa gan, malu bego di liatin orang." ucap Dio ketus.
"Susuku dong," jawab Regan.
"Astaghfirullah Regan. Kan gue udah sering bilang jangan kebanyakan nonton videonya tante fatah, begini kan jadinya kalo ga mau dengerin apa kata temennya." celetuk Alvaro asal.
"Sekarang gue paham kenapa lo dikasih nama Alvaro sama orang tua lo," ucap Regan dengan ekspresi datar.
"Karena kayaknya emang dari lahir otak lo cuma seVARO dah Al." lanjutnya dengan nada suara yang stabil tapi cukup menusuk.
Seolah ada magnet dalam diri Regan yang membuat teman-temannya langsung menatap ke arahnya. Dan saat itupula tawa mereka pecah.
"Bangsat," meski begitu Alvaro tetap ikut tertawa.
"Pak bos diem diem bae, udah ngopi belom? Ngopi napa ngopi," celetuk Regan tertuju pada Arkan.
"Gue pengen ngeluh, tapi bingung mau ngeluhin apa. Makanya gue diem sambil mikir," ujar Arkan dengan raut wajah yang sulit diartikan.
"Iya paham dah yang pinter mah ya, orang pada ngeluh soalnya susah lo malah bingung mau ngeluh apaan" cibir Regan.
"Ya ga gitu gan. Gue cuma mikir aja, si Devon udah ngeluh masalah AC terus si Wildan ngeluh soal susah. Kan gue jadi bingung harus ngeluh apaan, masa harus sama keluhannya? Ntar dikiranya ga kreatif dong gue."
"Astaghfirullah, ini temennya siapa woi tolong" ucap Devon.
"Liat sendiri kan lo pada, masih mending gue otak separo jadi ga perlu banyak mikir. Bandingin dah tuh sama si Arkan, otaknya penuh ga kurang tapi di pake kebanyakan mikir. Jadi lemot kan." ujar Alvaro sambil menggelengkan kepala tak percaya.
***
"Hayu gibah di kantin gaes," ajak Retta.
"Tobat woy tobat, lagi ukk bukannya ngajak belajar malah ngajak ngegibah" ucap Vania.
"Ngegibah adalah sebuah bentuk belajar kalo lo mau tau Van," jawab Keana.
Vania menatap Keana dengan raut wajah seolah bertanya, maksudnya gimana?
"Yaiya belajar nambah dosa maksudnya Van." celetuk Keana, tertawa.
"Anjir bener juga Key," ujar Valerie ikut tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEANA
Teen FictionKeana Adara. Panggilannya Key. Ratunya SMA Ganendra. Punya hobi mainin cowok. Sampe pada akhirnya dia berniat menjadikan Arkan Geraldy si Ketua Geng Rextrover sebagai sasaran berikutnya, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Bukan Keana yang mempermai...