3.Menjalankan rencana

2.5K 96 5
                                    

Btw ini masih partnya Keana dkk okayy.

—||—

Pagi-pagi sekali Keana sudah berangkat menuju sekolah. Tapi bukan sekolahnya yang menjadi tujuan pertama Keana. Melainkan menuju SMA Kesatuan. Tempat dimana ia dan teman-temannya akan berkumpul pagi ini untuk menjalankan rencana yang sudah mereka sepakati kemarin.

Sesampainya di SMA Kesatuan, Keana mencari tempat untuk memarkirkan mobilnya dan langsung turun dari mobil karena teman-temannya sudah menunggu dirinya.

"Lama amat sih lo be," protes Vio.

"Yaudah sih maaf elah,"

"Udah-udah ayo masuk, keburu anak-anak makin banyak yang pada dateng." ucap Sinta menengahi.

"Surat yang kemarin gue suruh lo buat nulis, lo bawa ga Van?" tanya Keana.

"Bawa dong." ucap Vania memamerkan suratnya.

"Bunga? Udah belum?" tanya Keana memastikan sekali lagi.

"Udah Key, ada di tas gue." jawab Gab.

"Ok, sekarang kita langsung aja mulai rencananya. Udah pada paham kan?"

"Paham Key," ucap mereka hampir bersamaan.

"Nanti kalo udah selesai, kita kumpul lagi disini." kata Keana.

Merekapun melaksanakan tugas masing-masing..

🌻🌻🌻

"Gue ngebayangin reaksinya Akila, gue yakin dia pasti mikirnya itu beneran dari Reno deh," ucap Gab, terkekeh membayangkan.

"Gue yakin dia pasti seneng banget dah tuh dapet kayak gituan, apalagi dia mikirnya itu pasti dari Reno beneran ahaha" kata Vania disertai dengan tertawa.

Saat ini mereka sudah kembali berkumpul ditempat awal, karena memang mereka sudah menjalankan rencana mereka.

"Yaudah Sin Gab, gue sama anak-anak langsung berangkat deh ya. Jangan lupa kasih tau reaksinya Akila ke kita-kita ya," pamit Keana.

"Uh she up, Bu Bos." kata Gab dengan acungan jempol.

"Yang ngomong ah siap bukan temen gue," ucap Keana.

"ASIYAPPPP," teriak teman-temannya bersama.

"Kalo lo semua ngomong begitu, berarti gue ga punya temen dong bujankk," ucap Keana mengerucutkan bibirnya. Teman-teman Keana pun hanya terkekeh melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Keana itu.

"Yaudah ayo cabut, Key. Udah mulai rame nih, ntar si caker keburu dateng." ucap Vio. Caker adalah cabe kering, sebutan itu mereka berikan khusus untuk Akila. Alasannya agar lebih singkat dan terkesan jaman now.

"Dahh cabe-cabekuhhh," ujar Sinta, melambaikan tangan.

Setelah Keana dan teman-temannya yang lain pergi, Sinta dan Gab langsung masuk ke kelas mereka. Baru saja mereka menjatuhkan diri mereka di atas kursi, Akila masuk dengan membawa beberapa tangkai mawar merah.

"Lo udah mau mati ya Kil? Pagi-pagi gini udah dapet bunga banyak begitu," celetuk Sinta asal.

"Heh kalo ngomong disaring dulu, gue pindahin tuh mulut ketengah-tengah pantat baru tau rasa lo." balas Akila, sengit.

"Lo jalan kaki berasa naik motor matic dah Kil? Ngegas begitu, heran gue." ucap Gab tapi tidak dihiraukan oleh Akila.

Tepat pada saat Akila sampai di mejanya, ia menemukan surat berwarna merah muda. "Ini surat dari lo berdua?" tanya Akila kepada Sinta dan Gab.

KEANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang