back then i adored you

248-250

248
Dia tidak bisa melupakan misteri dan kegembiraan dari Jiayan pada malam dia memberinya hadiah, dan kegembiraan yang tidak bisa disembunyikan di matanya setelah dia mengenakan kalung itu dan menyatakan cintanya.

Jika dia tahu bahwa kalung yang dia berikan kepada saya hilang setelah saya kenakan selama beberapa jam, dia akan kecewa

Semakin banyak yang dipikirkan Qin Zhi'ai, semakin kabur penglihatannya. Bagian bawah air mancur itu penuh dengan kotoran. Mencoba mencari kalung di dalamnya berkali-kali, dia menemukan tutup botol, sumpit, kantong plastik ... semua jenis sampah, tetapi tidak ada kalung.

Beku di sana seperti patung, Gu Yusheng menundukkan kepalanya dan menatap tangannya, yang baru saja dia gunakan untuk merobek kalung Qin Zhi'ai.

Sekelompok orang di sampingnya nampak kaget dengan amarahnya, karena tidak ada yang memberi tanggapan.

Setelah waktu yang lama, Lu Bancheng menendang kursinya di belakang dan berjalan menghampirinya. "Saudara Sheng."

Dengan gemetar, Gu Yusheng terbangun dari keadaan seperti itu. Pertama, dia menoleh dan melirik Lu Bancheng, lalu perlahan-lahan mengalihkan pandangannya ke air mancur. Sambil membungkuk, dia mencari Qin Zhi'ai inci demi inci.

Setelah dia membuang kalungnya, dia tetap diam dengan kepala di bawah untuk waktu yang lama, lalu mengangkat kepalanya untuk menatapnya. Tiba-tiba, ekspresi di matanya muncul di benaknya.

Apakah ada kebencian yang bersembunyi di dalamnya?

Gu Yusheng tiba-tiba menjadi sedikit takut, dan bahkan membiarkan sedikit kepanikan muncul di matanya. Dia jelas menyadari ketakutan di dalam hatinya.

Dibandingkan melihatnya dengan pria lain, dia lebih takut melihatnya membencinya

Dia menggerakkan matanya dengan panik. Tidak menunggu Lu Bancheng di depannya berbicara lagi, tiba-tiba dia berjalan ke arah air mancur.

Tanpa melepas sepatunya, ia melompat ke dalam air, meraih untuk meraih lengannya, dan menariknya ke atas.

"Jangan menyentuhku!" Dia mengulurkan tangan tanpa berpikir dan mendorongnya di dada.

Dengan tangannya yang penuh lumpur, dia mengubah kemeja putihnya menjadi cokelat.

Mungkin karena dia sangat marah dan dipenuhi kekuatan, dan kotoran di air mancur itu sangat licin, Gu Yusheng menyelinap mundur dua langkah. Dia dengan cepat membungkuk dan terus mencari kalung itu.

Air di air mancur itu tidak dalam, hanya sampai ke lututnya. Namun, pakaian di bagian bawah tubuhnya semuanya basah kuyup. Karena agak dingin di malam hari di awal musim gugur, cepat atau lambat, dia akan masuk angin jika dia terus mencari

Gu Yusheng mengerutkan kening, mengulurkan tangan secara langsung, melingkari pinggangnya dengan lengannya, dan membawanya keluar dari air mancur.

Ketika dia baru saja menempatkannya di tanah yang kering, dia segera berbalik dan berlari menuju air. Melihat itu, dia dengan cepat meraih pergelangan tangannya.

"Biarkan aku pergi! Biarkan aku pergi! "Dia berjuang mati-matian, tetapi dia tidak bisa dibandingkan dengan dia dalam kekuatan. Dikendalikan olehnya dengan mudah, dia masih memikirkan kalung itu. Ketika dia gagal membebaskan dirinya, dia menjadi lebih jengkel. Akhirnya, dan dengan ceroboh, dia menundukkan kepalanya dan menggigit lengannya sementara pria itu meraih pergelangan tangannya.

Dia menggigit dengan susah payah, dengan semua keluhan, kemarahan, dan kekesalannya dalam gigitannya untuk melampiaskan mereka.

Merasakan rasa sakit yang tajam, Gu Yusheng sedikit mengernyit, tetapi tidak memiliki reaksi lain.