1

6.3K 201 3
                                    


Dia park jimin,
Pria yang sudah berganti marga sejak satu jam lebih yang lalu,
Usianya baru menginjak delapan belas tahun bulan depan, tapi ia harus merelakan masa remajanya yang sebentar itu untuk menjadi seorang istri dari seorang pengusaha kaya nan tersohor karena sebuah janji,
Jimin adalah anak yang sangat penurut dan sayang keluarga,
Karena hal itulah ia menyanggupi permintaan sang orang tua untuk menikah,
Jarak Dua belas tahun bukanlah sebuah perkara untuk membatalkan pernikahan mereka,
Tidak banyak yang mereka undang dalam pernikahan tersebut, mengingat usia jimin yang belum legal untuk menikah,
Legal,
Ah benar,
Usia delapan belas masih tergolong belum legal untuk usia pernikahan,
Tapi kenapa jimin bisa mendapatkan izin untuk menikah???
Kembali lagi pada sang pasangan yang kaya nan tersohor,
Apa yang terpikir oleh kalian jika memiliki pasangan kaya, ??
Tepat ,
Apapun bisa kalian lakukan asal ada uang dan kekuasaan,
Itulah alasan jimin bisa menikah saat ini,

Kembali pada masa,

Jimin sekarang sudah pulang dan tengah mengamati ruangan yang nantinya akan menjadi tempat tinggalnya bersama sang suami,

Iya,

Setelah acara pemberkatan dan sedikit pesta kecil kecilan,
Jimin langsung di suruh untuk pulang ke rumah pribadi milik sang suami,
Tidak ada alasan penting, hanya sebuah kewajiban setelah berganti status,

"kau hanya perlu membiasakan diri chim, karna bagaimanapun dia adalah suami mu yang nantinya akan mengayomi serta melindungi mu menggantikan kami orangtua mu"

Begitulah sepenggal kalimat yang di lontarkan sang ibu padanya,

Gagang Koper berwarna sebiru langit ia pegang erat di tangan kirinya,
Ransel hitam dengan keychan anjing kuning serta berbagai macam pernak pernik yang menempel pada tali ransel, ia sandang apik di kedua bahu kecilnya,
Sejak mobil mewah milik sang suami berhenti di halaman rumah mewah nan megah serta besar dan juga elegan tersebut, jimin sudah di buat kagum,
Kagum yang dalam artian sesungguhnya,
Hingga bibir cantik nan sexy tersebut terbuka dan juga dengan mata yang dipaksa terbuka lebar demi melihat kemegahan rumah tersebut,

"woah.. "

Hanya kata itu yang bisa ia keluarkan saat berjalan pelan menuju kedalam rumah,

"apa kau hanya akan berdiri diam disana??"

Suara berat yang ia dengar langsung membuyarkan kekaguman nya pada seisi rumah tersebut,
Jimin segera mengedarkan matanya mencari sumber suara,

"lantai atas"

Seketika, jimin langsung menengadah melihat sang pemilik suara,

"maaf kan aku yang lancang karna meneliti rumah milik anda"

Saat tau jika ia diperhatikan, jimin langsung menunduk meminta maaf pada sang pemilik rumah,
Bagaimana pun, jimin adalah orang baru disini,
Ia tidak memiliki hak untuk seenaknya,

"naiklah, dan bersihkan dirimu, "
Tanpa ekspresi dan juga dingin , itulah karakter suami jimin,

Jimin melangkah pelan menaiki satu persatu anak tangga mengikuti langkah sang suami,
Sedikit kesusahan karena roda pada kopernya yang terkadang tersangkut pada tepian tangga, hingga memaksanya mengangkat koper tersebut untuk ia sanggah pada kedua tangan imutnya,

Saat akan melangkah lagi,
Sebuah tangan meraih koper miliknya dan juga melepas ransel yang ia sandang,

"aku tidak akan sanggup mengerjakan urusan rumah sendirian, Karena itu aku mengerjakan beberapa orang untuk mengurus semuanya, termasuk membawa semua barang milik mu, "

Jimin seketika bungkam dan menunduk antara takut dan juga segan pada sang suami setelah kejadian tersebut,
Selama ia menunduk, dapat jimin dengar sang suami memanggil seorang pengurus rumah untuk membawa barang miliknya,
Jimin masih betah menunduk, ia tau jika ia tidak seharusnya seenaknya disini,
Ingat, jimin adalah orang baru disini,

"Ruangan dengan pintu coklat itu kamar milikmu saat ini, sedang pintu putih itu kamar kita, " tunjuk sang suami dengan santai,

Jimin yang penasaran kenapa ia punya kamar sendiri, membuatnya mengangkat kepala dan bertanya pada sang suami,

"kenapa kamar kita dipisahkan??"

Seketika jimin menggigit bibir dalamnya saat tau apa yang ia tanyakan,
"maaf aku lancang"
Tangan kecilnya memukul pelan kepalanya sendiri menyesali sikapnya,

"aku tidak mau membuat mu merasa tertekan dengan pernikahan ini, karena itu aku merenovasi ruangan kosong tersebut untuk dijadikan kamar pribadi milik mu, "

"lalu, kamar yang itu? " tunjuk jimin dengan refleks dengan polosnya kearah kamar kedua,

"itu kamar utama, yang nantinya akan jadi kamar kita, " jawab sang suami dengan gumy smile miliknya,

"apa anda tidur disana?,maksud ku, jika anda merasa tidak nyaman dengan aku yang tinggal di satu lantai, aku bisa tidur di lantai satu, ayah anda bilang, ada kamar kosong di lantai bawah, dengan begitu, anda bisa tidur dikamar satunya"
Jawab jimin dengan pelan,
Jari jari tanganya meremat ujung pakaian yang ia pakai karena merasa segan,

"kenapa aku harus merasa terganggu hanya karena kita satu lantai?,"
"aku melakukan hal ini karena menjaga privasi milikmu, bagaimanapun kau itu masih seorang pelajar, dan aku pernah merasakan menjadi seperti mu"
Sang suami bicara dengan tenang seraya mengusap pelan kepala jimin,
"aku tau bagaimana perasaan mu saat tahu bahwa kau harus menikah dengan pria yang sudah kepala tiga ini, aku juga tau bagaimana perasaan mu yang harus meninggalkan masa remaja mu karena lebih dulu menikah , aku tau apa yang kau rasakan saat ini, "
"karena itu, aku sedang berusaha membuat dirimu nyaman dengan status baru mu, aku Tidak  akan memaksa mu menyandang nama depan keluarga ku saat  di sekolah nanti,  kau masih bisa memakai nama park, marga ayah mu"
Lanjutnya dengan tenang namun lembut saat jimin mendengar suaranya,

Jimin hanya diam, mencoba mencerna kalimat sang suami dengan perlahan,
Seperti ada bohlam yang menyala terang di atas kepalanya,
Jimin tersenyum lebar dan berucap,
"terimakasih karena sudah menjadi suami ku yang pengertian, "
Sekali lagi, park jimin yang hilang kendali atas kontrol mulutnya,

"kalau begitu, apa kau mau kita mulai dari awal, park jimin? "

Jimin langsung menghentikan kehebohan suaranya saat sang suami bicara,

"mulai dari awal? " tanya jimin memastikan

"eum, mulai dari awal, aku harap kau tidak merasa canggung saat berada di dekat ku dan sebaliknya, kau mau? "

"baiklah, dengan senang hati, " balas jimin tanpa menghilangkan senyum manisnya,

"perkenalakan, aku park jimin, siswa sekolah menengah pertama tingkat akhir di BHS ," ucap jimin seraya menjulurkan tanganya memperkenalkan diri,

Sang Suami dengan senang hati menerima uluran tangan sang istri dan menyebut namanya dengan senyum bahagia,

"perkenalkan, Min Yoongi, seorang pengusaha yang berhasil mempersunting seorang pria tercantik yang pernah ia temui selama hidupnya "

Sepenggal kalimatnya mampu membuat wajah jimin memerah hingga ketelinga, dan hal tersebut berhasil membuat sang suami tertawa lepas, namun genggaman tangan mereka semakin erat.

YoonMin oneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang