someday, maybe [daddies]

1.4K 84 6
                                    

Present
Hendra melangkah ke dalam pelatnas. Segala sesuatu masih seperti yang diingatnya setahun yang lalu. Semua begitu familiar bagi Hendra, dari tatanan hingga baunya.

Hari ini spesial bagi Hendra.

Hari ini, ia kembali ke Pelatnas Cipayung.

Entah mengapa, ia merasa gugup. Ia takut jika dirinya tidak bisa kembali ke performa yang baik, takut jika kembalinya dirinya malah akan memperburuk keadaan. Tapi yang paling membuatnya takut? Mohammad Ahsan.



2012
Mohammad Ahsan. Tuhan pasti sedang benar-benar bahagia saat menciptakan dirinya. Imut sekali, indah sekali. Banyak orang berpikir demikian. Salah satunya adalah Hendra Setiawan.

Hendra kaget saat mendapat pengumuman dirinya akan dipasangkan dengan Ahsan. Nanti kalo match malah ga fokus kan ribet, pikir Hendra.

"Halo, Koh! Saya pasangan Kokoh loh mulai sekarang! Tau ga sih Koh, saya tuh bener-bener ngefans sama kokoh, apalagi pas di Beijing! Kita menang lagi yuk di Rio!" Ahsan tiba-tiba datang dan menghampiri Hendra.

Cerewet sekali, pikir Hendra. Tapi lucu.

"Oke san, ayo kita menang lagi!" ujar Hendra, menepuk bahu Ahsan.

Saat itu begitu biasa. Mereka tidak sadar, itu adalah permulaan sebuah kisah cinta.



Present
Hendra selesai merapikan barang-barangnya dan memasuki hall latihan.

"Jengkis!" seru seorang wanita berambut pendek, memanggilnya. Senyum Hendra mengembang saat melihat melihat sosok wanita tersebut.

"Eh Butet!" seru Hendra kembali, membuka tangannya, mengisyaratkan Liliyana untuk memeluk dirinya. Liliyana berlari kecil, menghambur ke dalam pelukan Hendra.

"Gila Kis, udah lama banget ga liat lo! Gimana, baik-baik aja kan?" tanya Liliyana.

"Baik kok, tapi gue kangen banget sama Pelatnas. Apalagi... dia" ujar Hendra, tertawa kecil.

"Yang dikangenin Ahsan doang nih, gue engga?" goda Liliyana.

Hendra tertawa. Ia sungguh merindukan teman-temannya disini.

"Koh Hendra! Udah lama banget! Akhirnya balik juga" teriak seseorang berkulit sawo matang, tiba-tiba memeluknya dari belakang. Wah, dia lagi. Orang paling jahil se-Pelatnas, Tontowi Ahmad.

"Koh Hendra!"
"Koh Kis!"
"Wah Ko Hendra udah balik!"
"Koh kangen Koh!"

Ia tiba-tiba dikerubungi dan dipeluk oleh banyak orang. Ia tertawa-tawa bahagia, senang diberikan hadiah selamat datang yang begitu manis.

Di kumpulan orang-orang tersebut, Hendra mencari sesosok pria. Ia menyipitkan mata, mencari pria tersebut. Ia tidak menemukannya.

Sementara itu, Mohammad Ahsan yang dari tadi memperhatikan kerusuhan tersebut, perlahan pergi keluar dari hall latihan. Orang yang paling dia tidak ingin temui telah kembali ke Pelatnas.



2013
Setelah makan malam di Birmingham bersama Hendra, Ahsan, dan Owi, Liliyana ingin segera pulang ke hotel, tetapi ia tidak ingin pulang sendiri. Ia mengajak Owi pulang bersamanya. Entah apa yang akan dilakukan mereka di hotel.

"Nah itu taksinya udah dateng. Yuk, wi. Pulang dulu ya, kis, san!" Liliyana melambai kepada Hendra dan Ahsan. Saat bertatapan mata dengan Hendra, ia mengedipkan salah satu matanya.

Hendra hanya berdua dengan Ahsan.

Setelah berbasa-basi sebentar, keduanya merasa bosan. Mereka memutuskan untuk pulang.

strings [one shots]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang