3.Friends

19 5 0
                                    


Sejak setengah jam yang lalu, tepatnya pukul sepuluh tigapuluh siang, Bintang dikejutkan dengan kedatangan beberapa teman sekelasnya.

Kala, teman lelaki yang paling jahil dan 'gila' dikelasnya itu mengejek Bintang habis-habisan karena ia sakit.

"Oy, lemah banget sih. Cemen lo, gini aja sakit besok lo jatuh kesandung kaki sendiri aja harus dibawa ke UGD ya?" Tanya Kala sambil tersenyum congkak meremehkan Bintang.

Gadis itu mendengus kesal namun memilih bungkam. Ia memandang ke arah Bella, pacar Kala kasian. "Kenapa sih kamu mau jadian sama dia Bel, kasian aku sama kamu. Jangan-jangan si Kala gunagunain kamu kali biar kamu mau pacaran sama dia."

"sialan lo," Umpat Kala kasar, Bella mecubit  pinggang cowok itu agar ia diam. Dan hal itu membuahkan hasil setelah ia melepaskan cubitannya, Kala meringis kecil lalu mencibir pada Bintang.

Bella tertawa renyah. "mungkin aja gitu kak, lagian mana mungkin aku mau sama cowok kayak dia ya?" Jawaban Bella mencairkan suasana, namun tidak dengan hati Kala yang panas.

"Hahaha, makan tu! Jahat sih lo jadi cowok, gue kalo jadi Bella juga mana mau pacaran sama kucing kampret kayak lo." Rafa, cowok yang sebelas duabelas dengan Kala menimpali, mencoba memanas-manasi Kala.

"Yee, si kampret. Gue juga kagak mau ya jadian sama manusia jadi-jadian macem elo." Kala memeletkan lidahnya pada Rafa.

"Hello, gini-gini gue banyak fansnya, gak kayak elo? Iya ga guys?" Tanya pada para penonton siaran langsungnya, ia melambai-lambaikan tangannya ke arah kamera depan.

Semua orang yang berada dalam ruangan itu tertawa melihat tingkah laku kedua pemuda itu.

"Kak liatin kondisi kak Bintang ke kita dong." Rafa membaca komentar yang juniornya tulis, pasti juniornya ini laki-laki.

"Oh iya, ini Bintang yang lagi sakit guys, doain dia cepat sembuh ya, biar bisa sekolah lagi, terus kalian bisa ketemu dia lagi kan. Hahaha, bercanda kok."

Pemuda itu mengganti kameranya menjadi kamera belakang yang langsung menampakkan seorang Bintang yang terkulai lemas di ranjangnya, gadis itu tersenyum kecil pada kamera menghasilkan banyaknya komentar mendoakan kesembuhan kakak kelas tercantik dan kece seantero sekolah itu di siaran langsung Rafa, Rafa sampai hampir lupa jika yang sedang LIVE itu dia bukannya Bintang yang menjadi bahan pembicaraan penontonnya.

"Guys, diam dulu." Ara menghentikan tawa teman-temannya yang melihat betapa kemayunya Rafa saat nge-LIVE, gadis berkulit sawo matang itu punya hal yang lebih penting untuk di bicarakan dengan Bintang.

Ara mengambil tempat disamping Bintang hingga semua mata tertuju padanya, saat dirasa ia sudah mendapat cukup perhatian Arapun kembali bersuara.

"Ehem, jadi gini Tang, gue punya informasi yang sangat menarik buat lo. Mau tau gak?" Ara menaikkan satu alisnya, "Dan ini tentang cowok yang paling lo benci." Lanjutnya.

Bintang terdiam, jika informasi yang Ara katakan itu tentang cowok yang paling dia benci sudah pasti itu tentang Elang kan?

"Emang Elang kenapa?" Bintang langsung bertanya dengan penasaran, ia tidak bisa menyembunyikan rasa keponya jika itu berhubungan dengan cowok yang telah meninggalkan ruang rawat inapnya empat jam yang lalu dan tidak memberi kabar apapun hingga sekarang.

Teman-teman Bintang langsung bersorak ria dan bersiul siul menimbulkan keributan di ruangan itu.

Sudah mereka duga Bintang pasti akan kepo jika ada hal yang bersangkutan dengan Elang, pasti dugaan mereka jika Bintang sudah jatuh cinta pada cowok yang paling dia benci itu juga segera menjadi realita.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HIS SHOOTING STAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang