Lenganku terasa perih ketika bergesekan dengan lantai yang dingin. Pipiku terasa panas dan pedih. Dunia terasa sedang runtuh.
Aku tersungkur di lantai. Setelah bertemu Chanyeol di tengah kota, aku digiring paksa untuk pulang. Pergelangan tanganku digenggam kuat hingga meninggalkan bekas merah di sana.
Chanyeol menghempaskanku ke lantai. Detik berikutnya ia melayangkan tangan dan mendarat di pipiku.
Tubuhku menggigil hebat. Bahkan saat ini seolah aku sedang melihat kematian yang bersiap menarik jiwaku dengan paksa, lalu menghukumku atas semua dosa yang telah kulakukan di atas dunia.
Air mataku meleleh. "Maafkan aku Tuan! Maafkan aku Tuan?" Berulang kali aku ucapkan kalimat itu. Bahkan suaraku sudah tidak terdengar karena menahan isak tangisku.
Nyatanya, dunia tidak mau berpihak kepadaku.
Chanyeol mencengkram leherku. Terasa kuat hingga aku kesulitan bernapas. Kugenggam tangannya dan memohon dengan suara terbata-bata.
"Kenapa kamu melanggar perintahku?" Suara tanya Chanyeol menggelegar.
Aku memejamkan mata. "Anjing kecil--"
"Diam!" perintah Chanyeol. "Kamu tidak memiliki hak untuk menjawab!" lanjutnya.
Semakin lama aku merasa cekikan di leherku semakin kuat. Dadaku mulai sesak. Aku tidak bisa berkata minta maaf lagi padanya.
"Tunggu Tuan!" teriakan Tiger terdengar sangat pelan. Berikutnya ia juga mengucapkan sesuatu yang tidak terdengar jelas. Beberapa saat kemudian aku merasa pandanganku mengabur. Tepat di saat itulah rasa sakit di leherku berkurang. Chanyeol melepaskam cengkramamnya.
Aku terbatuk. Sebanyak mungkin aku mencoba menghirup udara agar paru-paru tidak perih.
"Bawa dan kunci dia di kamarnya!" perintah Chanyeol terdengar sangat jelas.
Beberapa menit kemudian aku sudah dibaringkan di atas tempat tidur oleh Tiger. Namun sebelum ia pergi, aku menarik lengan bajunya.
"Boleh aku bertanya ... sesuatu?"
Tiger berbalik dan berkata, "Apa?"
"Anne ... Siapa wanita itu?" tanyaku. Entah mengapa, setelah melihat Chanyeol mengamuk, aku teringat akan nama seorang wanita yang pernah diucapkannya Chanyeol.
Tiger tampak berpikir. Ia bergumam panjang sebelum akhirnya berkata, "Kekasih Tuan."
"Kekasih Tuan?" ulangku meminta penjelasan lebih kepadanya.
Tiger mengatupkan mulutnya. Ia berbalik dan pergi begitu saja. Terdengar pintu dikunci.
Aku pikir bisa memanfaatkan sosok Anne untuk menyelamatkan diriku. Namun rupanya, masih cukup jauh bagiku untuk keluar neraka kematian ini. Entah apa yang akan terjadi denganku setelah ini.
.
.
.
.
*** MAFIA ***
.
.
.
.
Lima hari berlalu dengan aku yang terperangkap di dalam kamar ini. Bekas amukan Chanyeol tempo hari juga sudah menghilang. Lalu hari ini aku keluar dari ruangan kamar dengan keadaan terikat.Tiger memberi tahuku bahwa setelah ini aku akan ditukarkan dengan sebentuk sertifikat tanah yang dimiliki oleh Sehun.
Entah aku yang tidak berharga atau tanah itu yang terlalu berharga. Aku tidak tahu mengapa pertukaran ini terjadi. Manusia ditukarkan dengan sebuah benda mati, huh? Sungguh, dunia sudah sangat kejam.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Chanyeol dari tempat duduknya.
Aku menggeleng cepat sambil lebih merapatkan tubuhku ke dinding. Saat ini aku duduk di lantai dalam sebuah kamar bersama Chanyeol dan beberapa anak buahnya. Kamar ini bukanlah kamar biasa. Ruangan ini adalah salah satu dari sekian banyak ruangan di dalam kapal pesiar yang kutebak sangat mewah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia's Man
RomanceWarning 18+ Aku tidak pernah menyangka akan masuk dalam kegelapan dunia ini, di mana terdapat sisi lain yang haus akan darah. Dia, laki-laki yang begitu bengis menarikku secara paksa. Membuatku mengotori tanganku dengan darah yang lebih banyak. "Apa...