Bagian•1

37 3 0
                                    

Langkahmu memang ditakdirkan didepanku, bukan disampingku

- Felicia Rosalia -

Happy reading guys,


"Woi tunggu sa," teriak seorang laki-laki yang berada dibelakangnya

Rosa hanya menolehkan kepalanya belakang sambil menjulurkan lidah, dan semakin cepat mengayuh pedal sepedanya. Sedangkan laki-laki yang tengah berlari mengejarnya hanya mengumpat karena ditinggal sahabatnya.

"Ayo dong Mar, masa gitu aja gabisa ngejar gue! Ah cemen lo!," teriak Rosa dari kejauhan dan menunggu Damar sampai didepannya.

Saat mendengar teriakan dari Rosa, Damar semakin memperlebar langkah kakinya. Setelah sampai didepan sahabatnya itu,ia mendengus kesal.

"Gila ya lo?!, tega banget nyuruh gue lari-lari kaya dikejar anjing!," kesal Damar pada Rosa yang begitu sangat menjengkelkan.

"Hehe gapapa, biar makin kotak tu perut," ucapnya sambil matanya melirik ke perut Damar.

Damar hanya memutar bola matanya malas. Sahabatnya ini memang kelewat menjengkelkan. Selalu ada kalimat yang ia ucapkan. Malas ribut dengan Rosa akhirnya ia memilih melangkahkan kakinya terlebih dahulu, menuju tukang bubur yang berada di ujung taman kompleks ini.

"Woi kok gue malah lo tinggal sih?!," teriaknya pada Damar yang meninggalkannya

Tidak ada jawaban dari Damar Rosa pun mengayuh sepedanya menyusul Damar. Rosa sudah bisa menebak pasti Damar tengah marah karena sikapnya tadi.

"Elah Mar, gitu aja lo ngambek!, bawa perasaan banget sih lo," ucap Rosa

Tidak ada sahutan dari Damar. Ia pun tetap berbicara walau tak digubris. Karena Rosa yang mengoceh tidak jelas dan membuat telinganya sakit. Akhirnya Damar pun angkat bicara.

"Berisik Sa!," bentak Damar pada Rosa

Rosa yang tak biasanya mendapat perlakuan seperti itu dari Damar langsung mengatupkan bibirnya dan pergi meninggalkan Damar. Ia memilih pulang kerumah dan menenangkan diri. Sekelewatan apapun sikap Rosa, pasti Damar tidak akan pernah membentak Rosa. Namun kali ini? Dia sudah marah dan malah membentaknya.

Sedangkan Damar kini frustasi, moodnya saat ini benar-benar buruk  hingga sampai tadi ia membentak Rosa. Dan sudah dipastikan saat ini Rosa yang akan balik marah kepadanya.

*****

Setelah kejadian ditaman tadi ia tidak menggubris handphonenya yang terus saja berdering. Tanpa dilihat pun pasti Rosa sudah tahu bahwa yang menelfonnya pasti Damar. Kini Rosa tengah melihat drama korea kesukannya. Saat tengah asyik melihat drakor kesukaannya bundanya berteriak memanggil namanya.

"Rosa turun!, dibawah ada Damar nyariin Kamu!," teriak Ara.

"Damar ngapain sih harus kesini!," batin Rosa kesal. Karena mamanya tak berhenti-henti memanggilnya ia pun segera menutup laptopnya dan segera turun ke bawah menemui Damar.

Saat berada dianak tangga paling bawah, Rosa terpukau dengan penampilan Damar yang terlihat semakin tampan menggunakan kaos putih polos dibalut dengan jaket maroon serta celana jeans panjang. Bukannya segera menghampiri Damar, ia malah asik memandangi wajah Damar dari tangga.

"Kamu itu udah ditunggu bukannya kesana malah bengong disini!," tegur ayahnya,karena Rosa masih asyik melamun

"Eh ayah," ucapnya sambil menyengir bodoh, kemudian segera menemui Damar di ruang tamu.

Saat sudah berada di ruang tamu, Rosa memilih duduk di sofa single didepan Damar. Sudah hampir 10 menit mereka berdua diam dalam keheningan. Rosa yang jengah pun bertanya tujuan Damar kesini untuk apa.

"Ngapain?,"

Damar menggaruk lehernya yang tidak gatal, ia bingung harus bicara apa. "Emm itu," ucap Damar. 

Rosa tak menanggapi ucapan Damar,ia masih menunggu orang tersebut melanjutkan ucapannya.

Damar mengehela nafas gusar,ia harus meminta maaf pada Rosa karena sudah membentaknya tadi. "Emm sorry Sa, buat kejadian ditaman kompleks tadi pagi," ucap Damar dalam satu kali nafas.

Rosa hanya mengangguk-anggukan kepalanya kemudian tersenyum kepada Damar. "Sans aja, gue juga salah tadi," ucap Rosa.

"Sebagai permintaan maaf gue ke lo, nonton yuk?," ajak Damar

"Gausah ah, lebay!," tolak Rosa

"Udah ayolah Sa, siap-siap sana! Gue tunggu!," paksa Damar sambil menarik tangan Rosa untuk berdiri.

Rosa pun mengalah, ia kembali naik ke kamar dan bersiap diri. Sekarang ia sudah siap dan rapi, menggunakan kaos hitam polos  dibalut jaket jeans dan celana putih panjang.

"Ayo gue udah siap!," ucap Rosa sesampainya di ruang tamu.

Gimana?
Maaf kalau masi gaje,
Jangan lupa vote sama komennya yaa❤

Difficult Choice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang