Bagian•3

36 1 0
                                    

"Apapun yang membuatmu tersenyum akan aku lakukan,sekalipun aku harus menyakiti diri sendiri"

-Fabricia Rosalie-

Seperti hari-hari biasanya Rosa berangkat bersama Damar. Sudah menjadi kebiasaan Damar setiap pagi untuk menjemput Rosa dirumahnya. Kini Rosa sudah siap dengan tas dipundaknya setelahnya ia berpamitan kepada orang tuanya. Kemudian menemui Damar yang sudah menunggunya di teras rumah.

"Yuk berangkat," ajak Rosa

Damar tak menjawab ucapan Rosa, ia memilih jalan lebih dulu dan membukakan pintu penumpang untuk Rosa.

"Bisa romantis juga ternyata," ucap Rosa ketika Damar sudah duduk di kursi kemudi.

"Iya dong Damar gitu," balasnya sambil menginjak pedal gas mobilnya.

"Eh Sa?,"

"Apa?," jawab Rosa sambil menaikan satu alisnya.

"Lo kan temannya Shinta, gimana sih orangnya?," tanya Damar

"Arshinta Kirania temen sekelas gue yang lo maksud?," tanya Rosa yang belum sepenuhnya paham.

"Iyalah siapa lagi, gimana?,"

"Oh, orangnya baik si, friendly juga, sederhana, pinter juga, lemah lembut, manis cantik lagipula," jawab Rosa seadanya.

"Kenalin dong gue sama dia," pinta Damar dengan sorotan mata penuh harap

"Lo suka sama dia?," tanya Rosa sambil berusaha menahan rasa sesak yang menyerang dadanya

"Iya gue suka, jatuh cinta pandang pertama malahan," ucap Damar sambil tersenyum.

Jleb,

Rasanya hati Rosa sangat sakit mengetahui fakta bahwa lelaki ysng ia cintai tak mencintainya.

"Oke nanti kita pulang bertiga aja," ajak Rosa

Setelah percakapan singkat itu tidak ada lagi yang membuka suara, hingga mobil Damar sudah memasuki area lingkungan sekolah. Setelah mengucapkan terimakasih pada Damar, ia segera melangkahkan kaki menuju kelasnya.

*****

Setelah sampai dikelas Rosa menelungkupkan kepalanya diantara kedua tangannya. Ia begitu malas hari ini, setelah mengetahui fakta bahwa orang yang dicintai mencintai orang lain. Dia mengabaikan teriakan teman-temannya yang meminta contekan tugas matematika.

"Woi Sa!, lo kenapa si? Gaada semangatnya gini!," tanya Keisha

"Gapapa, lo kalau mau nyontek ambil aja bukunya di tas, gue mau tidur," ucap Rosa malas

"Jawab pertanyaan gue dulu Sa!, lo kenapa si? Ada masalah sama Damar?," tanya Keisha lagi

"Enggakpapa Kei!, gue lagi badmood aja, dan kemarin gue tidur jam 11 jadi masih ngantuk!,jangan lupa bangunin gue nanti!," ucap Rosa kemudian tidur.

Keisha yang sudah setengah dongkol pun mengambil buku sesuai perintah Rosa dan membawanya ke hadapan Shinta dan Bella. Mereka bertiga menyalin tugas Rosa dengan cepat. Masih ada sisa waktu sekitar 30 menitan, mereka bertiga memutuskan pergi ke kantin untuk sekedar membeli minum dan roti.

*****

Kring... Kring... Kring

Bel masuk pun berbunyi mereka bertiga bergegas menuju kembali ke kelasnya. Sampai dikelas Shinta membangunkan Rosa yang masih tertidur.

"Sa bangun!, udah bel masuk," ucapnya sambil menggoyah-goyah badan Rosa

Rosa yang terusik tidurnya pun membuka matanya malas. Saat ia membuka mata yang ia lihat bukan Keisha namun Shinta. Dan itu membuat moodnya benar-benar semakin hancur. Namun ia tetap bersikap biasa saja dengan Shinta, karena ini bukan salah dia. Hati seseorang memang tak bisa ditebak, dan cinta seseorang tak akan pernah tau akan jatuh kemana. Jadi Rosa mencoba ikhlas dan menerima kenyataan bahwa seseorang yang ia cintai mencintai sahabatnya.

"Makasih Ta udah bangunin gue," ucap Rosa.

"Elah santai aja, lo tadi juga udah nyontekin tugas lo ke gue juga," balas Shinta

"Eh Ta, tadi si Damar ngajak lo purang bareng mau kan?," tanya Rosa pada Shinta

Shinta yang ditanyai seperti itu terkejut, padahal sebelumnya ia tak begitu akrab dengan Damar, namun ia begitu tergila-gila dengan lelaki tersebut yang menurut perfect itu.

"Eh seriusan lo? Jangan ngaco deh Sa?!," sanggah Shinta karena masih tak percaya bahwa seorang Damar mengajaknya pulang bareng.

Rosa hanya memutar bola matanya malas, apa ia terlihat seperti orang sedang berbohong hingga sahabatnya itu tidak percaya. "Iya Shinta, ga percaya amat si!, kalau enggak yakin tanya aja deh sama si Damar!," jawabnya dengan malas.

ting,

Terdengar notifikasi masuk dihandphone Shinta, saat sang pemilik handphone melihatnya ia berlompat-lompat tidak jelas dan membuat beberapa temannya menatap dia aneh.

"Yaampun Sa!,ini seriusan anjir! Damar line gue gila gila! Yaampun gue seneng banget!," ucap Shinta dengan mata berbinar.

Rosa tersenyum, tak apa jika hanya hati ia yang tersakiti, asal dua hati sahabatnya bisa bahagia dengan cinta mereka.

*****

Bel pulang sekolah sudah berbunyi 15 menit yang lalu, siswa-siswi SMA Harapan Jaya mulai berdesak-desakan melewati koridor kelas agar segera sampai rumah.

Rosa memilih pulang sendiri dengan alasan akan pergi ku rumah pamannya terlebih dahulu, padahal sebenarnya ia tak ingin menganggu Shinta dan Damar. Namun ia sudah menunggu taksi selama setengah jam tak ada satupun taksi yang lewat. Akhirnya ia memutuskan untuk menunggu angkuta dihalte depan sekolahnya.

Saat ia tengah menunggu angkuta di dihalte,tiba-tiba ada motor sport biru yang berhenti didepannya. Ia mencoba tak peduli dengan orang yang tengah berjalan ke arahnya. Namun tiba-tiba seseorang itu memanggilnya.

"Cia?," ucapnya begitu lirih seperti berbisik ada nada kerapuhan dalam ucapannya.

Deg.

Rosa sangat tahu dan hapal sekali dengan suara sekaligus nama panggilan orang tersebut, tiba-tiba hatinya semakin sakit. Setelah mengetahui fakta bahwa cinta keduanya tak terbalas, kini cinta pertama yang hilang begitu saja datang kembali dihadapannya tanpa bersalah. Hebat bukan? Rosa tak mampu membendung air matanya sungguh ia rindu dengan sosok laki-laki tersebut,namun rasa kecewa lebih mendominan hatinya, ia memutuskan pergi dari halte, dan kebetulan ada taksi yang lewat ia segera menaikinya. Hatinya sakit rapuh dan sudahlah tak bisa dijelaskan lagi bagaimana hancurnya seorang Rosa

Difficult Choice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang