Sejak hari pertama Harris sekolah di sekolah yang sama dengan Nisa dan Fia, mereka memang selalu ke kantin bersama.
Mereka kerap menghabiskan waktu istirahat dengan bersenda gurau di kantin, kecuali Fia. Sejak kedatangan Harris, dia lebih sering membuang waktunya untuk melamun. Entah siapa yang Fia lamunkan, tapi sepertinya dia sedang merasa terbebani akan suatu hal.Dorr..
Suara Nisa yang membangunkan lamunan Fia."Nisaa.. Kamu iseng banget sih" gerutu Fia.
"Sorry sorry.." Maaf Nisa.
"Kamu mikirin apa sih Fi?" Tanya Harris penasaran.
"Pastinya mikirin aku lah.. Aku kan most wanted girl di sekolah ini" jawab Nisa over confident.
"Iuhh.. Pede amat sih. Dari pada mikirin kamu, mending aku mikirin Justin Bieber" kesal Fia.
"Udah udah, ngga usah pada debat. Mending mikirin gimana caranya kita bisa nonton konser Omar Arnaout besok" ucap Harris menengahi perdebatan mereka.
"Itu lagi itu lagi.. Ngga bosen?" Tanya Nisa.
"Ngga lah. Bosenku kan cuma sama kamuu" Rayu Harris.
"Dasar eeq quda. Masa sih sama temen sendiri bisa bosen" gerutu Nisa.
"Aku balik ke kelas dulu ya" ucap Fia yang mulai bosan.
"Kita ikuutt" ucap Nisa dan Harris bersamaan.
Saat mereka sampai di depan kantin tiba tiba bu Ika menghampiri mereka.
"Assalamualaikum Fia, Saya ingin bicara dengan kamu sebentar saja di ruang saya" Ucap bu Ika guru karya Ilmiah.
"Wa'alaikumsalam bu. Iya nanti saya ke ruangan ibu" jawab Fia dengan tubuh yang mulai keringat dingin berfikiran negatif.
"Ya udah kuta duluan ya Fi" pamit Harris.
"Okey" jawab Fia.
~Ruang Bu Ika
"Fia, kamu bisa duduk" suruh bu Ika.
"Ada perlu apa ya bu?" Tanya Fia penasaran.
"2 minggu lagi akan ada karya ilmiah challenge tingkat kota, dan sekolah kita belum ada perwakilannya. Dan jika saya lihat, kamu berpotensi besar dalam pengembangan karya Ilmiah di sekolah kita. Maka dari itu, saya menunjuk kamu, Harris dan Avtar dari kelas IPA untuk mewakili sekolah kita. Apakah kamu siap?" jelas bu Ika panjang lebar.
"Insyaallah saya siap bu" jawab Fia.
"Ya sudah. Info selanjutnya akan saya informasikan ke kamu nanti, sekarang kamu bisa kembali ke kelas" ucap bu Ika.
Fia bergegas ke koridor koridor sekolah menuju ke kelasnya.
"Kok aku sih yang dipilih, bukannya Nisa atau yang lain. Dia kan juga lebih aktif karya ilmiahnya dari aku. Mana sama Harris lagi" gerutu Fia dalam hati.
Tak terasa Fia sudah sampai didepan ruang kelasnya yang langsung disambut oleh Nisa.
"Tadi ngomongin apa aja sama bu Ika?" Tanya Nisa antusias.
"Aduh Nis, gimana nih. Masa aku kepilih jadi perwakilan sekolah kita di karya ilimiah challenge tingkat kota" jelas Fia.
"Bagus dong, trus tim kamu siapa aja?"
"Yang dipilih sama bu Ika itu aku, Avtar anak IPA trus sama--"jelas Fia yang langsung dipotong oleh Nisa.
"Harris pastinya, iya kan?"
"kamu tau dari mana?"
"Jadi waktu itu,," ucap Nisa.
Flashback on
"Nisa, kamu mau bantu saya ngga?" pinta bu Ika.
"Bantu apa ya bu?" Tanya Nisa.
"Kamu sebagai ketua karya ilmiah disekolah kita, pastinya kamu tau kalau akan ada karya ilimiah challenge tingkat kota di SMA negeri 18. Maka dari itu, saya meminta bantuan kamu untuk memberikan pendapat kepada saya siapa yang berpotensi dalam challenge tersebut, jadi kamu ingin mengusulkan siapa?" Jelas bu Ika.
"Kalo menurut saya sih, Fia teman sekelas saya dan Avtar dari kelas IPA cukup berpeluang bu" jawab Nisa.
"Oh iya, kalau begitu saya terima usulan kamu. Mungkin jika ditambahkan Harris juga berpeluang besar"
"Iya bu. Nanti saya bisa bantu persiapannya"
"Iya terimakasih"
Flashback off
"Oh jadi gitu ya. Dimana tadi lombanya?" Tanya Fia.
"Di SMA negeri 18, eh itu kayanya sekolahnya kembaran kamu ya?" Tanya Nisa melirik ke atas sambil mengingat ingat.
"Iya Nis. nanti kalo aku ketemu Ifa disana gimana?"
"Ya ngga papa, yang penting dia ngga ngapa ngapain kamu"
"Okey deh. Kamu beneran mau bantu persiapan lombanya?" Tanya Fia pada Nisa yang tengah sibuk membenarkan jilbabnya.
"Iyalah.. Masa aku bohong sih"
"Trus Avtar sama Harris udah kamu kabarin?" kepo Fia.
"Kalo Avtar sih udah. Kalo Harrisnya belum. Nanti kamu aja ya yang kabarin Harris, soalnya hari ini aku izin pulang cepet. Ada acara keluarga" ucap Nisa dan Fia mendengus kesal dibuatnya.
"hufth.. Ya udah deh iya.." Ucap Fia memutar bola matanya.
"Okey. Aku pulang dulu ya. Assalamualaikum" pamit Nisa.
"Wa'alaikumsalam"
Dan sekarang di kelas hanya tersisa Fia yang sedang memukul mukulkan pensil dikepalanya, dia terlihat sangat kebingungan.
"Aduh, gimana ngomong ke Harrisnya ya" bingung Fia.
"Fia, apa kamu tadi lihat Nisa?" Celetuk cowo yang tiba tiba menghampiri Fia.
"Nisa udah pulang, katanya dia ada urusan keluarga" jelas Fia.
"Oh gitu ya. Ya udah kalo gitu, saya pergi dulu" pamit Harris.
"Eh Ris. Jangan pergi dulu tadi ada pesen dari Nisa" panggil Fia menghentikan langkah Harris.
"Apa pesennya?"
"Katanya kamu suruh ngabarin kalo kamu mau didaftarin lomba karya ilmiah tingkat kota"
"Yang ikut siapa aja?"
"Cuman aku, kamu--" belum berhenti menjelaskan, kalimat Fia dicegat oleh Harris.
"Aku sama kamu aja?" Tanya Harris keheranan.
Degg... Pyarr
Mendengar kalimat itu, tiba tiba jantung Fia semakin cepat berdebar dan lidahnya menjadi kaku."I..iya. Eh..ng.. Ngga maksudnya sama Avtar juga" jelas Fia gugup.
"Kamu ngga papa kan Fia?" Tanya Harris msnatap mata Fia.
"Ngga kok. Jadi kita bisa mulai merancang makalah besok di ruang karya Ilmiah, kamu ajak Avtar sekalian"
"Siap" jawab Harris bersikap hormat.
Keep stay in my story guys..
Votmennya berharga banget loh..
#SalamAuthorAmatir
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinite Pleasure
Short StoryApa yang ada dipikiran kalian saat mendengar kata twins? Mungkin yang kalian pikirkan adalah dua orang yang memiliki postur yang identik, pemikiran, sikap, hingga sifat yang tak jauh beda. Tapi bagaimana jadinya kalau twins tersebut menaruh perasaan...