chapter 2

29 5 2
                                    

"mengapa kau diam saja tadi? Kau menikmatinya?!" teriak harry sampai diluar frat, tepatnya ditaman.

"ada apa denganmu? Kau menolong ku lalu sekarang kau memarahi ku? Dasar aneh"

"ya kau lebih aneh memasuki ruangan orang tanpa permisi"

Mata ku melotot mengingat kejadian tadi dimana aku menggangu masa bercinta nya bersama wanita jalang. "mana ku tau kalau itu sebuah kamar, aku sedang mencari kamar mandi" jelas ku malu.

"benarkah? Tak bisa kah kau bedakan pintu kamar mandi dan pintu kamar tidur" kata harry sambil duduk Di bangku taman.

"mereka sama saja memiliki knop pintu dan berbentuk kotak" jelas ku.

"persegi panjang" perbaikinya. Whatever. Aku memutar bola mataku malas.

"jadi apa aku punya urusan denganmu? Kenapa kau tidak lanjut bercinta dengan wanita tadi?" tanya ku, ketika ku mengingat kejadian itu lagi.

"kau merusaknya, dan kau harus menggantinya" jelasnya tanpa meliriku.

"apa?! Apa maksudmu? Dengar baik-baik. Jangan kau samakan aku dengan wanita-wanita mu itu."

Harry membuat bibirnya menjadi garis lurus. dia pasti marah. Lalu dia berdiri, "terserah, kau harus membayarnya nanti" jelas nya dan pergi.

Ia aneh.

Baiklah, sekarang apa yang aku lakukan. Kembali ke dalam? Tidak tidak. Aku muak keadaan disana terlebih tadi aku lihat ellen sedang asik bermesraan dengan Niall. Baiklah aku pulang. Tapi aku mengirim pesan terlebih dulu ke Ellen bahwa aku pulang duluan.

Jalanan ini sangat sepi, hanya beberapa kendaraan lewat. Angin cukup kencang, tentu saja ini berada dipinggir kota dan hampir jam 11 malam. Apa kata dad, jika anak perempuannya berada ditangah jalan sepi sendirian hampir tengah malam. Ya tuhan.

Aku melihat segerombolan pria sedang mabuk diujung jalan. Sial. Mau lewat mana lagi, hanya satu jalan menuju kota. Mereka melihat ku, oh tidak. Aku harus memutar arah jalanku kembali ke frat tapi terlambat mereka sudah mengejarku. Mereka ada berlima. Ya tuhan, bagaimana ini.

"hi manis, sendirian? Maukah kau menemani ku diranjang sampai besok pagi?" kata salah satu pria, yang kuyakin dia paling besar diantara lainnya.

"jangan main-main bos, ia ketakutan. Langsung saja. Hahha" kata pria yang lainnya, dan mereka semua tertawa. Tak lama mereka mendekati ku, sebuah mobil mendekat dan berhenti didekat ku, seseorang keluar dan mengahajar mereka satu persatu, sebelumnya ia teriak padaku "Masuk!" dengan nada menyuruh. Sontak aku kaget dan masuk ke mobil.

Harry. Ia melawan lima orang itu, dan kelima nya lari terbirit-birit. Lalu ia masuk ke mobil dengan nafas tidak teratur.

"mengapa kau selalu membawa dirimu dalam bahaya?!" bentak harry sambil menatap ku dengan jarak dekat dan mematikan. Ini terjadi lagi.

Ya tuhan mata hijau nya sangat indah, aku bergetar melihatnya.

"kau pikir aku melakukannya dengan sengaja?" jawabku sambil menatap matanya tanpa kedip. Disusul dengan tatapan harry yang melembut.

"jangan menatapku seakan-akan, kau meminta ku untuk meniduri mu, nessie" canda harry sambil tersenyum nakal dan melajukan mobilnya. Lihat lesung pipi nya.

"kau pikir lucu? Aku Vanessa bukan vanessie" tanyaku malu.

"dan aku harry, aku yakin kau mengenaliku"

"aku tidak peduli" jawabku ketus

Ia tidak menggubris perkataan ku. "thanks harry btw" kataku memecahkan kesunyian ini.

"berarti kau memiliki 3 hutang padaku."

"apa?!" teriakku

"ya, pertama kau menghancurkan moodku saat bercinta, kedua, aku menolong mu di frat, ketiga, aku kembali menolong mu dijlaan tadi." jelas nya.

"kau gila"

"iya, dan kau seharusnya tidak dalam satu mobil bersama orang gila, nessa"

Aku menengok kearahnya cepat, dia aneh. Sangat. Aku melihat luka disudut bibirnya, ya tuhan. Itu pasti karena tadi.

"ada luka diwajahmu"

"dimana rumahmu?" tanya nya, lagi-lagi tidak menjawab pertanyaanku.

"turunkan aku dikota, aku akan menggunakan bus" jelasku, kesal.

"kau pikir aku akan mempercayai mu? Meninggalkan mu dijalan, dan biarkan laki-laki mendekatimu yang ingin berada didalam mu? Lagipula jam segini mana ada bus yang masih beroperasi."

"terserah kau."

Akhirnya aku menunjukan jalan ke rumah ku. Ketika sampai dirumah, aku langsung turun tetapi tanganku ditahan olehnya.

"tidak kah kah menawarkanku untuk mampir, aku tamu yang sudah menghantarmu pulang" tanya harry

"tidak, sudah malam. Lebih baik kau pulang dan istirahat."

"baiklah, ingat kau masih memiliki 3 hutang padaku" jelasnya lalu melepaskan tangan ku. Terserah.

Aku turun dan masuk rumah. Rumah ku gelap, persis seperti terakhir aku meninggalkannya. Ya tuhan, pasti dad tidak pulang. Aku menuju kulkas untuk minum, lalu aku menemukan secarik kertas.

Aku tidak pulang, jaga dirimu baik-baik. Mungkin aku tidak akan pulang dalam jangka waktu lama. Love dad.

Apa-apan ini? Ia meninggalkan ku dengan keadaan aku harus membayar rumah dan listrik? Tuhannn. Kenapa tidak aku ikut dengan ibu saja 12 tahun yang lalu.

-----
Yeayy please voment for next chap...

occasionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang