chapter 3

26 5 5
                                    

Hari ini aku tidak memiliki jadwal dikampus, dan jam ku masuk kerja masih nanti sore. Jadi aku masih memiliki waktu senggang sampai siang nanti. Aku mengisi nya untuk bersih-bersih rumah. Dan mengerjakan tugas. Yup. Aku tergolong mahasiswi yang rajin mengerjakan tugas, kau tau kenapa? Karena aku memiliki jam yang padat sambil bekerja. Jadi lebih baik aku selesaikan langsung jadi aku bisa sedikit bersantai dikemudian hari.

Saat aku asik mengerjakan tugas ku diruang tamu, bel rumah ku berbunyi. Siapa kira-kira yang berani mengganggu aktivitasku saat ini. Lalu aku berjalan membuka pintu depan dengan malas.

Ya tuhan, aku sedikit meloncat melihat Evan berada didepan pintu ku, apa yang ia lakukan?

"hi vanessa" sapa nya tersenyum.

"hi evan, apa yang kau lakukan disini?" jawabku tertawa hambar sambil menutup pintu dan menuntunnya duduk dikursi teras.

"ya aku hanya lewat dan mampir kesini, sambil membawa mu ini" ia memberikan sebuah paperbag yang berisi cokelat.

"ya tuhan terimakasih banyak."

"apa kau sendirian? Terlihat sepi" tanya evan sambil melihat kanan kiri.

"tidak, ada ayah dan sodara-sodara ku. Mereka sedang tidur haha kurasa mereka pulang malam" bohongku

"ohh baiklah, sampai nanti di tempat kerja nessa, bye" pamitnya sambil ia menyalakan motornya.

"bye" jawab ku langsung masuk rumah setelah motornya menghilang diujung jalan.

Apa maksud ia kesini? Dan ini? Cokelat? Tidak kah ia tau aku alergi cokelat. Sudahlah.

Aku menaruh paperbag tadi diatas meja dan kembali mengerjakan tugas. Hingga ellen menelepon ku.

"halo ellen" sapaku

"ohmygod nessaaa, kau dimana? Aku setengah mati mencari mu tadi pagi?" tanya nyaa tanpa henti.

"haha ellen, tadi pagi? Lalu semalamnya kau tidak menyadari kepergian ku? Dan ini sudah siang ellen, please dont act too much" jelasku

"haha sorry aku hanya baru ingat barusan, sorry sayang you know what, ketika kau memberiku pesan bahwa kau pulang duluan, aku langsung ingin menyusul mu tapi harry yang mendengar itu langsung menahan ku dan ia berkata bahwa biarkan ia yang menyusulmu. Ku kira ia sangat baik. Kemarin. Apa dia tidak menyentuhmu?"

Ohh jadi itu lah dia bisa tepat menolongku saat aku dijegat oleh 5 preman jalanan semalam. "tidak ellen, dia tidak menyentuhku sama sekali. Ia mangantar ku sampai rumah"

"ohh syukurlah, kalau begitu aku pergi dulu ya. Niall mencari ku. Bye nessa"

"bye ell" ku menutup telepon nya.

Tidak lama kemudian pintu rumah ku berbunyi. Ya tuhan kenapa mereka semua mengusik aktivitasku saat ini. Aku membuka pintu dengan malas.

"harry?"

"Nessie, apa yang kau lakukan?" tanya nya sambil masuk kedalam, melewati ku dan duduk di kursi tamu.

"kau tidak sopan" kata ku sambil mengekornya.

"kau mengerjakan tugas? Rajin sekali. Tidak aneh kau menerima beasiswa"

"bagaimana kau tahu aku mendapat beasiswa?" tanyaku. Aku bingung tidak banyak orang tau tentang beasiswa ku.

"ku pikir itu pembicaraan umum dikampus" jawabnya kikuk, seperti orang ketahuan basah.

"benarkah? baiklah, jadi apa yang kau lakukan disini?" tanyaku sambil duduk disampingnya.

occasionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang