Aku terbangun dan membuka mataku ketika aku merasakan sinar matahari masuk kamarku, tapi tidak, aku merasakan yang aneh disini. Aku merasakan ada nafas di belakang leherku, aku menengok kebelakang dengan kaget. Ya tuhan apa yang harry lakukan disini?! Jadi semalam ia tidur dengan ku, sambil memelukku dari belakang? Aku teroncat berdiri dan melihat pakaianku. Lengkap. Fiuhh.
"bangun keriting! Apa yang kau lakukan dikasurku?!" teriak ku sambil menarik bantal yang ditidurinya. Ia bergerak tetapi tidak membuka matanya. Gemas, aku memukul lengannya, dan tiba-tiba ia menarikku membuatku berada diatasnya sekarang. Tidak, ini masih pagi.
"ada apa denganmu? Ini masih jam 6. Ayolah tidur lagi" jawabnya tanpa membuka matanya. Tuhan suara seraknya sangat indah dipagi hari. Lalu tangannya menarik kepalaku hingga aku tertidur di atas dadanya. Aku bisa mendengar detak jantungnya sedikit agak cepat. Apakah dia merasakan yang sama denganku?
"tidak harry!" kataku sambil bangkit dari nya, sekarang aku sudah duduk disamping tempat tidur.
"harusnya kau berterimakasih padaku" katanya dengan mata yang dipaksa dibuka.
"untuk apa? Menemani ku tidur? Jadi kau menambahkan hutangku padamu? Terserah kau." kataku sambil bangkit berdiri tetapi tanganku ditahan olehnya.
"kau tidak tahu apa yang terjadi semalam?" tanyanya, sekarang ia sudah setangah duduk, bertumpu pada satu tangannya seperti putri duyung.
"aku tertidur" jawabku singkat.
"ya i know. Selain itu." aku menggelengkan kepala tanda tidak tahu. "kau bermimpi dan kau mengingau sambil menangis. Aku membangunkan mu, tapi kau semakin menangis sambil memanggil mamamu. Akhirnya aku memelukmu, mencoba menenangkanmu dan berhasil. Kau kembali tertidur." jelasnya. Aku tersontak kaget mengingat arti mimpiku semalam. "apa kau ada masalah?" lanjutnya
"tidak, hanya bunga tidur. Aku akan siapkan makanan" kataku sambil pergi menuju kamar mandi dan mencuci muka lalu kedapur untuk menyiapkan makanan.
--@--
"wangi apa ini?" suara dibelakang ku yang membuat ku terkejut. Tentu dia. Si bayi tarzan. Menggelikan, aku melihatnya seperti bayi tarzan jika baru bangun tidur dengan rambut keriting yang megar. " mengapa kau senyum sendiri? Ada yang lucu? "
"kau tahu, melihat mu bangun tidur mengingatkan ku pada... " jelas ku terputus, harus kah aku beri tahu dia. Ini masih pagi untuk bertengkar.
"apa?" tanya nya penasaran mendekati ku yang sedang menyiapkan makanan diatas meja makan.
"lupakan. Anyway, pagi ini aku hanya bisa masak maccaroni karena aku belum belanja bulanan" jelas ku.
"tidak apa, aku menyukainya." katanya sambil duduk dibangku paling ujung meja makan yang bermuat 6 orang ini. Aku menyusul disamping kanan nya.
"tentu kau harus suka, ini rumahku. Kalau tidak mau kau bisa angkat kaki dari sini." kata ku sambil menyuap suapan pertama ku.
"tentu nyonya. Apa kau ada kelas pagi ini?" tanya nya.
"ya, kau?"
"tidak, aku akan mengantar mu. Tapi kau harus menemani ku mengambil mobil ku yang ku tinggal semalam." jawabnya. Lalu aku balas dengan anggukan.
--@--
Ternyata Ia meninggalkan mobilnya di sebuah rumah tidak jauh dari tempat coffeeshop ku.
"rumah siapa ini? Kau dengan mudahnya menitipkan mobil mu disembarang rumah orang?" jawab ku ketika ia sedang merogoh celana nya untuk mengambil kunci mobilnya.
"ini rumah teman ku dulu." jawabnya santai
"dulu? Jadi sekarang kau tidak berteman dengannya?" ledekku sambil menahan tawa. Ini lucu. Membayangkan sikap emosional nya terhadap semua orang membuat dia tidak memiliki banyak teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
occasion
Fiksi Penggemar'Kesempatan tidak datang dua kali' kalimat itu terus terbayang oleh Harry. Ia tidak boleh melewatkan kesempatan ini untuk menyelamatkan kekasihnya yang sekarang sedang diculik oleh seorang germo. Ia harus menyelamatkan Vanessa bagaimanapun caranya...