Tidak ada kabar,dan menghilang begitu saja dari pandangannya.
Sunyi,sepi begitu kentara. Dada nya bergemuruh hebat. Sesak rasanya. Bernapas saja sangat sulit.
Kenapa semuanya begitu tiba-tiba?
Tungkai pendeknya berjalan menyusuri padang rumput itu. Mendekati bangku kemudian mengambil tempat disana.
Mengambil nafas dan menghembuskannya perlahan.
Bibirnya menyunggingkan senyum kecil. Matahari perlahan menghilang. Meninggalkan kekuasaan yang akan digantikan dewi malam.
Setiap sore selalu seperti itu. Menikmati senja seorang diri dengan rasa rindu yang tak terbalaskan.
Jihoon menyukai senja. Ia pikir senja itu seperti jinyoung. Sangat menawan dan juga hangat. Lalu setelahnya pergi. Yah benar-benar pergi. Lalu digantikan oleh dinginnya kegelapan.
Jihoon masih menunggu jinyoungnya. Berharap sang pengisi hati datang dan mendekapnya penuh kelembutan.
Ia tertawa getir saat mengingat kejadian itu. Kejadian dimana tiba-tiba jinyoung menghilang tanpa jejak.
Saat ini jihoon sedang bersandar nyaman pada dada bidang jinyoung setelah aktifitas ekhem keduanya.
Jihoon mendongak lalu tersenyum ketika suara berat jinyoung memanggilnya.
"Hmm?" Melihat tingkah menggemaskan sang tunangan,jinyoung tidak tahan untuk mengecup pipi gembul jihoon.
"I miss you"ucap jinyoung
"Aku disini sayang"balas jihoon kemudian mengelus pipi tirus jinyoung.
"Ji,kamu tau kamu itu kayak mawar" jinyoung memegang tangan jihoon yg berada dipipinya.
"Kenapa bisa?"
"Kamu cantik tapi berbahaya. Banyak disukai orang tapi jika tidak berhati-hati mengambilnya,ia akan terluka karena durinya" jihoon terkekeh
"Berarti durinya itu kamu. Karena yang aku tau, orang yang deketin aku bakal habis ditangan kamu" ucap jihoon terkekeh pelan.
Jinyoung tersenyum dan menatap jihoon dalam.
"I love you bae jihoon" ucapnya serak
"Me too"balas jihoon
Lalu memejamkan mata ketika jinyoung mendaratkan bibirnya dibibir jihoon.
Lalu setelahnya hanya mereka dan tuhan yang tahu.
°•°
Keesokan harinya,jihoon terbangun dan tidak menemukan jinyoung disampingnya.
Ia pikir jinyoung sedang mandi tetapi ketika jihoon memeriksa kamar mandi,ia tidak menemukan jinyoung disana.
Mencoba berfikir positif,jihoon membuka lemari untuk mengambil baju dan setelahnya bisa pergi mencari jinyoung dengan leluasa tanpa takut diterkam oleh sang tunangan. Ia terkekeh ketika memikirkannya.
Nafasnya tercekat ketika membuka lemari dan tidak terlihat satu pun pakaian jinyoung disana.
Dengan cepat,jihoon mengambil setelan pakaian dan memakainya.
Kemudian keluar kamar untuk mencari jinyoung.Nafasnya terengah. Sudah setengah jam lebih,jihoon mengelilingi rumah. Tapi zonk,jinyoung tidak ada dimanapun. Bahkan mobilnya pun tidak ada.
Dari situ awal mulanya. Hingga hari-hari berlalu,jinyoung masih belum juga menampakkan batang hidungnya.
Jihoon merasakan seseorang merangkul pundaknya. Ia menoleh dan menemukan woojin disana.
"Woojin?" Yang dipanggil menyunggingkan senyum tipisnya.
"Kenapa disini? Masih nunggu si brengsek itu huh?" Pukulan pelan woojin dapatkan dari jihoon dilengannya.
"Jangan ngomong kayak gitu ih! Aku yakin dia cuma pergi sebentar. Mungkin dia nyari unicorn buat aku!" Woojin mendengus kesal. Sepupunya benar-benar keras kepala.
"Jihoon..
"Dia pasti kembali hiks..iyakan woojin,jinyoung ngga pergi. Jinyoung cinta sama aku. Dia bakal balik kan jin" woojin membawa tubuh jihoon kedekapannya. Mengelus lembut rambut jihoon tanpa niat membalas perkataannya.
Woojin hanya berharap yang terbaik untuk sepupu tercintanya itu.
"Yah semoga ini yang terbaik jihoonie..." batin woojin
1/2 chap lagi mungkin bakal end:3
Pendek emang ehe. Maap kalo banyak typo yorobun
Annyeong
Vote+coment yaa