Chapter 4

1.8K 236 59
                                    

"Maaf, ada yang namanya Im Yoona?"

Dong Gun menoleh. Seorang wanita berambut coklat gelap panjang berdiri di ambang pintu yang terbuka. Ia terengah, sepertinya baru saja berlari. Jemarinya yang lentik melepas kacamata gelapnya. Matanya yang besar memandang ke sana kemari-sampai akhirnya menemukan sosok Dong Gun yang duduk di mejanya, memegangi ponsel.

Mendengar suara feminin barusan, Dong Gun menoleh. Matanya melotot dan ponselnya terlepas dari tangannya-jatuh. Dong Gun berdeham, mengambil ponselnya dan segera memasukkannya ke dalam laci. Ia buru-buru berdiri tegap. "Ada yang bisa kami bantu?"

Yuri terdiam sesaat. Dipandanginya Dong Gun.

Laki-laki itu, kok tidak menatap matanya? Yuri menunduk, melihat dirinya sendiri. Kaos ketat V-neck membuat dadanya tercetak jelas. Mata Yuri memicing. Ia buru-buru memakai jaketnya lagi, tak peduli udaranya sedang gerah.

Dong Gun tertawa kikuk. "Ah, duduklah dulu, Nona."

Perasaan Yuri mendadak tak enak.

Kali ini, Yoona menyeretnya ke masalah gila apa lagi?

.

.

.

.

.

.

"Kemari! Kubilang kemari!"

Yoona berlari menyeberangi sofa. Ia menunjuk-nunjuk high heels yang tergenggam erat di kedua tangan Yuri. Keduanya tetap saling berkejaran. Yoona harus berulang-ulang melangkah mundur, masih berusaha negosiasi dengan Yuri. Di ruang tamu apartemennya, sudah banyak barang berserakan-mulai buku-buku Yoona, pakaian, majalah, sampai benda-benda tak jelas lainnya yang dari tadi dilemparkan Yuri. "Turunkan sepatu itu dulu! Turunkan! Kita bicara baik-baik!"

Yuri mendengus keras. "Bicara baik-baik kepalamu! Kau membuatku malu di kantor polisi!"

"Ahjussi mesum itu tidak mungkin melakukan pelecehan seksual, kan?" kilah Yoona. "Kkamyool! Sepatu itu kado dari ibuku. Jangan dilempar!"

"Aku ingin mematahkan heels-nya sekalian."

"Akan kutebus. Apa saja! Ayolaaah!" rengek Yoona.

Yuri menghentikan aksi kejar-kejarannya. "Baiklah. Bulan ini, kau yang membersihkan apartemen."

Yoona melirik sekitar. Yuri benar-benar tak main-main ketika memilih hukuman.

"Dan belikan aku shampo untuk jatah bulan ini."

"Baik, baik! Sekarang turunkan sepatuku."

"As you wish!" Yuri melemparkannya pada Yoona-yang langsung dengan sigap menangkapnya.

Yoona tertawa. Keduanya ngos-ngosan, akhirnya memilih duduk berdua di sofa, dengan pemandangan apartemen yang berantakan. "Jadi, apa yang Dong Gun lakukan?"

"Mengatakan hal-hal tidak masuk akal."

Yoona memiringkan kepalanya.

Emergency Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang