Chapter 1

4.8K 281 50
                                    

Segelas kopi, berharap bisa mengurangi sisa pening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Segelas kopi, berharap bisa mengurangi sisa pening.

Perempuan itu terburu-buru. Ia berjalan cepat. Di bahu kanannya, tergantung tali tas selempang, sementara tangan kirinya sibuk membawa segelas kopi dari kedai di dekat rumah sakit. Sampai di pintu masuk ruangannya, ia menepuk pipinya keras, berharap kantuknya bisa segera hilang.

Min-ah mendadak muncul di pintu ruangannya, tepat ketika perempuan itu memakai jas putihnya dengan sedikit malas-leher nya masih kaku karena salah posisi tidur.

"Dokter Im?"

Yoona mendekat ke mejanya, menyesap kopinya sedikit sembari melirik Min-ah, salah satu perawat di rumah sakit. "Wajahmu kenapa pucat begitu?" tanya Yoona tenang.

"Pasien yang kapan hari-" Min-ah mengulum bibirnya cemas.

"Yang?" ulang Yoona."

Yang kau minta pulang, Yoong." Yuri mendadak muncul di belakang Min-ah, memijat kepalanya. "Sungguh, kita akan dapat masalah besar."

"Sebenarnya apa yang kalian bicarakan?" Im Yoona mengernyitkan keningnya, merasa pening menguasainya lagi. "Dan lagi, kalau ada pasien darurat, kenapa kau masih di sini?" tanya Yoona pada Yuri, rekan sesama dokternya.

"Ada ketua Hyori yang menanganinya."

Mata Yoona kali ini melebar. Ia mendadak kehilangan kantuknya. Kalau sampai kepala dokter rumah sakit ini sampai turun tangan, berarti ini masalah serius.

"Kau masih ingat pasien perempuan yang mengeluh sakit kepala? Beberapa hari lalu, kau memberi resep dan menyuruh suaminya yang berdandan emo itu untuk membawanya pulang. Masih ingat? Kepalamu belum terbentur, kan?" Nada Yuri makin meninggi.

"Ada apa dengan pasien itu?"

"Waktu itu kau memulangkannya karena mengira itu hanya sakit ringan karena efek dihajar suaminya. KDRT kaubilang-"

"Yuri! Jangan berbelit-belit. Ada apa?!"

"Wanita itu masuk rumah sakit lagi pagi ini. Pendarahan hebat di dalam kepala. Dan saat itu kau memulangkannya tanpa melakukan tes CT scan, hanya karena kau yakin itu hanya KDRT biasa. Wanita itu koma."

"Ap-apa?" Yoona mengerjap. Tidak bisakah paginya lebih buruk dibanding sekarang?

"Suaminya mengamuk karenamu. Kau salah diagnosa, dan wanita itu, kemungkinan tertolongnya makin tipis. Saking mengamuknya, sampai kita menelepon bantuan 911. Sampai ada petugas terluka juga."

Sadar atau tidak, jemari Yoona bergetar. Mukanya yang putih makin memucat.

"Bersiaplah kalau dia akan menuntutmu. Kautahu kemungkinan terburuknya, kan?"

Yoona menelan ludah. Tentu saja ia tahu.

Ia bisa kehilangan lisensi kedokterannya.

.

Emergency Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang