Lara Hati

166 14 3
                                    

Semangkuk ice cream coklat bertabur choco chips, mampu membuat Kirishima Hiyori, meneteskan air liur. Takafumi dan Masamune hanya menggelengkan kepala mereka ketika gadis berumur sepuluh tahun itu, tampak begitu antusias dengan makanan favoritnya. Namun ia harus menahan diri kala sesuatu harus dikeluarkan dari perutnya.

"Mama, aku mau ke toilet." Ucapnya

"Mau diantar?" Takafumi mendapatkan sebuah gelengan.

Beranjak dari tempat duduknya, gadis itu segera berjalan kearah toilet.

Masamune yang baru saja kembali dari mengangkat telepon menemukan Takafumi duduk sendirian.

"Dimana Hiyori?"

"Toilet."

Takafumi memasukkan sesendok es krim rasa vanilla kedalam mulutnya. Setelah menyantap makan siang, es krim memang cocok digunakan sebagai dessert.

"Jadi kau berencana melupakan Ritsu setelah mengalami penolakan?" ucap Takafumi.

"Melupakan Ritsu sama saja dengan menggali kuburanku sendiri. Sebuah alasan aku bisa bertahan dari semua masalah yang kuhadapi adalah Ritsu."

"Dan pria itu mengatakan menyukai orang lain. Kau benar-benar terlihat seperti seorang Masokis."

"Mungkin kau benar."

Takafumi terdiam.

"Oh ya, kudengar minggu depan kau mengajukan cuti. Tidak biasanya."

"Kami akan pergi ke Paris. Aku tidak bisa membiarkan Zen pergi kesana sendirian. Dia akan melupakan makan dan tidur jika sudah dikelilingi pekerjaan."

"Lihat ini, kau adalah 'istri' yang sangat pengertian. Pantas saja Kirishima begitu cinta padamu."

Semburat merah menghiasi pipi Takafumi, mengundang tawa Masamune.

"Di-dia hanya seorang perayu. Berhenti menertawakanku."

"Menggodamu sangat menyenangkan. Tsundere."

"Cih. Menyebalkan."

Takafumi kembali menikmati es krimnya.

"Harusnya Kirishima melihat wajah malu-malu itu."

"Berisik."

Kekehan kembali terdengar.

"Setidaknya makanlah dengan benar."

Masamune berdiri lalu membungkuk dihadapan Takafumi. Mengusap es krim disudut bibir Takafumi."

"Aku akan dengan senang hati mengijinkanmu cuti lebih lama untuk bulan madu kedua agar Hiyori memiliki seorang adik." bisik Masamune.

Telinga Takafumi semakin memerah mendengarnya.

❄❄❄

"Rencana pernikahan kita akan dibatalkan." Masamune menatap Ritsu dengan mata sendu.

Ritsu menggigit bibir bawahnya. Entah kenapa dirinya merasa kecewa. Bukankah ini sesuai dengan keinginannya?

"Te-terima kasih, Takano-san."

Masamune mengangguk, meninggalkan Ritsu sendiri diruang tamu.

Saat memasuki ruang kerjanya, Masamune menghela napas berat. Diraihnya sebuah kotak dari dalam laci meja. Saat dibuka, kotak berwarna merah itu menampilkan sebuah cincin perak sederhana namun tetap memancarkan sisi elegannya.

It's Just DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang