06: Jalan bareng

14 1 0
                                    

••

Time will answer :)

••

Hari ini hari minggu. Hari yang selalu di tunggu-tunggu Stevani, ia bebas dari pelajaran sekolah.

Stevani masih terlentang di atas kasur pada pukul 07.00. Stevani malas beranjak dari kasur, sepertinya peralatan tidur Stevani sangat bersahabat sehingga membuat rasa nyaman bagi Stevani.

Layar handphone Stevani berkedip. Menunjukkan notifikasi Whatsapp, pesan sedang masuk.

Stevani mengambil handphonenya yang berada di meja dekat dengan kasurnya. Sepertinya Stevani malas bergerak. Gerakan Stevani sangat lemah saat mengambil handphone.

Pesan itu dari Rendy. Stevani terkejut. Ternyata beneran itu Rendy. Dia menyangka kalau Rendy minta nomornya untuk menambah kontak saja. Kenyataannya tidak sekedar yang dipikirkan Stevani. Rendy malah mengirimkan pesan kepada Stevani.

Cowok tampan yang katanya selalu bersikap dingin kepada teman atau pun cewek yang suka dengan Rendy sekarang malah mengirimkan pesan kepada Stevani. Ini sulit dipercaya.

Kak Rendy: Hei, Stevani.

Stevani bingung. Mau menjawab apa dia. Padahal cuma menjawab apa itu saja kok susah.

Iya, ada apa?

Kak Rendy: Sibuk nggak?

Aduh, ada apa ini. Stevani gugup, padahal ini hanya mengirimkan pesan saja, bukan bertatap muka.

Kenapa ya?

Kak Rendy: Bisa nemenin beli sepatu ke mall nggak? kalo mau. Nggak maksa sih.

Terkejutlah Stevani. Cowok ini mau ditemenin Stevani. Siapa yang nggak mau jalan bareng sama cowok keren satu ini. Tapi tidak tahu kalau hatinya baik atau tidak.

Boleh, tapi lo tau rumah gue nggak?

Kak Rendy: Kirim lokasi lo deh, sekarang.

...sedang mengirim lokasi...
..lokasi terkirim..

Stevani bergegas siap-siap dan mencari pakaian yang cocok untuk dikenakan untuk jalan sama cowok keren di sekolah DWI DARMA.

Ia mengusir rasa malasnya tadi demi Rendy yang dulu suka marahin Stevani.

Stevani telah disulap Rendy sepertinya.

Stevani sudah siap untuk nemenin Rendy.

Tak lama kemudian ada bel klakson mobil terdengar sampai di dalam kamar Stevani. Siapa kah pemilik mobil itu yang dari tadi membunyikan klakson mobilnya didepan rumah Stevani.

"Stev! ada temenmu itu. Nyariin kamu" Ibu Stevani berterik dari ruang tamu yang terdengar sampai kamar Stevani.

Stevani membalas kalimat Ibunya dengan teriakan juga, "Bentar, Buu.." Stevani bergegas keluar kamar.

Disana terdapat cowok tinggi yang amat keren sekali dengan style yang cowok itu kenakan. Ternyata, pemilik mobil itu adalah Rendy. Maknanya, mungkin Rendy adalah anak dari orang kaya. Atau mungkin itu hanya mobil sewa agar Rendy terlihat amat keren dihadapan Stevani. Tidak menggunakan mobil pun Rendy juga tetap keren.

Rendy memberi aba-aba ayok kepada Stevani.

Stevani berpamitan kepada Ibunya. Rendy juga, dia berpamitan dengan salam kepada Ibu Stevani. Rendy bersikap sopan kepada Ibu Stevani yang membuat Stevani kagum akan perlakuan itu

Rendy membuka kan pintu mobil di tempat duduk depan yang akan diduduki Stevani. Itu perlakuan yang sweet bagi Stevani. Rendy sehangat itu, dia tidak dingin.

Stevani terbawa perasaan. Rendy telah membuat Stevani mengalami kebaperan tingkat atas akan perlakuan Rendy yang membuka kan pintu mobil untuknya.

suasana mobil saat perjalanan

"Diem mulu dari tadi." Rendy memulai percakapan duluan dengan menyindir Stevani yang dari tadi diam. Stevani takut memulai percakapan lebih dulu.

"Emangnya apa yang dibahas, nggak ada kan. Gue cuma nemenin lo." ketus Stevani. Sok jual mahal padahal dia mulai suka kepada Rendy.

"Judes juga tuh mulut" Rendy menggoda Stevani.

Stevani kesal. Ia tidak mau dikatain judes, Stevani berusaha ramah kepada semua orang. Tapi kalau Rendy sepertinya tidak pantas untuk mendapatkan sikap ramah Stevani, Rendy terkadang sangat menyebalkan.

"Kok diem lagi. Gue minta di temenin tuh biar ada yang diajak bicara. Lha ini malah nggak bisa diajak bicara." omel Rendy.

Stevani kira, Rendy itu cowok yang hemat kata. Setelah tau kenyataannya, menurut Stevani sekarang Rendy adalah cowok yang banyak omong. Mungkin kalau nggak kenal, dia sok dingin sekali.

-

Mall 'City Corner'

Sambil berjalan mencari toko yang bernama 'Sport shop' yang kata Rendy, Stevani memberanikan memulai percakapan duluan, "Sepatu sekolah lo kan masih bagus. Kok beli sepatu lagi. Jadi orang hemat dikit kek." Stevani menasehati.

Telah tiba di 'Sport Shop' Rendy membalas percakapan Stevani, " Gue beli sepatu buat basket. Sepatu basket gue udah jebol masa gue pakek aja. Harus rapi dong jadi kapten basket."

Pertanyaan Stevani saat melihat Rendy memegang bola basket kempis sekarang terjawab dengan sendirinya. Selain menjadi seketaris OSIS, Rendy ini juga menjadi kapten basket di sekolah terbaik pertama. Pastinya Rendy sangat jago main basket kalau sudah dijadikan sebagai kapten.

Cowok yang hampir sempurna. Pantas saja semua cewek-cewek di sekolah DWI DARMA banyak yang klepek-klepek sama ini cowok, si Rendy.

••

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA SAMPAI BAGIAN ENAM.

Jangan lupa dukung melalui komentar dan vote ya :)

@intannn.na

DIFFICULTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang