Episode 1

35 2 0
                                    

Tepat pada pukul 06:00 pagi, aku selalu datang lebih awal dari yang lain. Suana kelas masih sepi, aku duduk di bangku kedua dekat dengan jendela.

Fyuuhh..

Dengus ku, setelah menyimpan tas ke bangku meja ku. Aku pun membuka jendela kelas, dan  pancaran sang mentari menyoroti ku pada pagi hari.
Ketenangan ini hanya datang sesaat, kemudian pergi begitu cepat. Padahal aku ingin ini berlangsung lama. Sayang nya itu tidak akan terjadi, beberapa saat kemudian ketenangan ini akan lenyap begitu saja.

Setelah beberapa menit aku merasa ada seseorang berjalan menunju kelas, kemudian batang hidungnya baru terlihat setelah ia masuk kelas, ternyata Faissal. Ia teman baru ku sebenarnya kami sering bertemu tapi kami baru berteman sekarang.

"Hy, pagi yang indah!". Sapanya ia tersenyum padaku.
"Langitnya sangat cerah!". Jawab ku pada Faissal dengan mengangkat kedua alis.
"By the way kamu datang selalu pagi?". Tanya nya seperti penasaran.
"Iya, kebiasaan hehe!". Jawab ku seadanya.
"Hmm, Fassa rajin ya..". Puji Faissal padaku.
Seketika ekpresi wajah ku menjadi blushing.
Kau tau, satu kata yang paling ku benci di dunia ini ialah di Puji.
Aku mengalihkan pembicaraan pada Faissal.
"Eh.. Nanti kita ke perpus yuk..". Ajak ku dengan nada ringan.
"Okey!". Jawab Faisal sangat bersemangat.

Satu demi satu siswa mulai masuk kelas, bel tanda masuk pun telah berbunyi Faissal pun mulai berjalan menuju bangkunya yang ada di ujung kanan. Aku tersenyum kecil padanya, dan Faissal membalas senyuman dan mengangkat kedua alisnya.

Di kabarkan hari ini akan ada perwakilan drama perkelas, masing-masing kelas harus mengirim kan perwakilan dua orang dan harus berpasangan, ini bersifat wajib.

Oke baru saja tadi tenang sekarang jadi ricuh begitu saja. Karena pengumumman tadi kelas menjadi ramai seperti biasa.
"Siapa ya, aku gak mau ah soalnya gak punya pengalaman!".
"Emangnya aku mau, gak kali!"
"Kamu aja deh.."
"Gak makasih.."
*celotehan siswa-siswi.

Baik siswa laki-laki, maupun siswi perempuan sama recok nya. Karena kondisi jadi ricuh pak guru pun turun tangan dan ia yang akan memilih siapa yang akan jadi perwakilan kelas 9B.
"Mohon perhatiannya sebentar!". Ujar bapak guru dengan tegas.
Seketika semuanya jadi hening.
"Kalian sudah dewasa kenapa hal begini saja harus di ribut kan, kalau begitu bapak yang akan memilih siapa diantara kalian yang akan menjadi perwakilan!".
Tatapannya begitu tajam hingga aku pun tertunduk, karena takut terpilih sebagai perwakilan. Semoga saja bukan aku orang nya.

Kelas ku mendapat bagian Drama Putri Tidur, di butuhkan Putri Aurora dan Pangeran sebagai pemerannya.

"Pagi guys". Teriak Daniel mencairkan suasana. Sepertinya ia kesiangan lagi, dasar makhluk tak punya muka.
" Karena kau istimewa, kau yang jadi Pangerannya!". Ujar pak guru pada Daniel.
"Apa, aku jadi Pangeran, dengan senang hati pak!". Jawabnya cengengesan.
"Kau mau baguslah, kalau begitu kau boleh memilih Putri yang kau sukai!".

Apa-apa an sih pak guru, manusia kayak gitu di jadiin Pangeran, harusnya bukan dia. Aku mulai punya firasat buruk yang akan menimpa ku. Daniel mulai melirik kanan-kiri seperti nya ia mencari incaran, ketika aku akan menunduk ia langsung..

"Fassa, ya Fassa saja pak yang jadi Putrinya..". Teriaknya Daniel dengan sigap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Like a dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang