Chapter | I

176 34 53
                                    

Hanindya Wiranata

"Apa kau masih menyukainya?" tanya Brisia padaku.

Sebenarnya aku bosan mendengar pertanyaan dari temanku ini. Meskipun ia tahu bahwa jawabannya tetap sama.

"Akan lebih baik jika kau tidak mengulang pertanyaan itu selama 3 kali sehari. Cukup lontarkan setahun sekali. Dan aku akan memberikan jawaban yang sama," jawabku pada Brisia Alensia.

"Ayolah, aku tak tahu mengapa kau maniak padanya. Dia bisu, asal kau tahu." kata Brisia lalu meminum jus jeruknya.

"Aku tahu. Bahkan seatero sekolah juga tahu itu."

Apa sebenarnya yang salah dengan orang bisu? apakah orang bisu itu hama yang mesti dilenyapkan? atau apakah penyakit bisu menular sampai-sampai kita harus menjauhinya?

"Dia penyakitan, Hanin. Kau pasti tau itu," katanya lagi.

"Akan lebih baik kau membeli kaca. Bahkan merokok, tawuran, dan suka bolos pun sebuah penyakit bagiku. Ambillah Patrick sebagai contohnya. Bahkan penyakit yang dideritanya itu bisa dikatakan kronis," aku mencibir.

Menurutku, alangkah indahnya jika Brisia melihat kepada kekasih bajingannya itu, yang bahkan lebih pantas dijauhi dan dilenyapkan dibandingkan dengan pria bisu.

"Tak ada yang bisa menyaingi bakat mencemooh sepertimu, Hanin. bahkan kau ahli dalam mencemooh kakakmu sendiri,"

Sebenarnya aku agak jijik jika harus mengingat bahwa pada faktanya manusia bajingan seperti Sam Patrick Wiranata adalah kakak ku.

"Dan satu lagi, jangan panggil dia Patrick. Cobalah belajar memanggilnya Sam. Itu akan terdengar lebih cool di telinga indahku ini," kata Brisia.

"Aha? benarkan? Akan lebih bagus jika aku memanggilnya Patrick, lalu aku juga akan memanggilmu spongeboob. Jadilah kalian dua manusia aneh yang tersisa di era ini,"

Aku mencoba meredam amarahku dengan menghabiskan teh es yang sudah terabaikan sejak tadi.

"Sedang membicarakanku, ya?"

Aku terkejut saat tiba-tiba Patrick datang dan langsung duduk di sampingku.

"Hai, Patrick." Brisia menyapa kekasih bajingannya ini dengan sangat ramah. Jujur, aku muak jika Patrick dan Brisia sudah duduk bersama, berasa dunia milik mereka berdua saja.

"Hai juga,sayang. Biar kutebak, pasti kalian sedang membicarakan ketampananku, kan?" kata Patrick sambil menganbil kentang goreng yang ada di hadapannya.

"Itu punyaku, asal kau tahu." aku bergumam.

"Minta satu saja. Masa tidak boleh,"

Aku hanya memutar bola mata.

"Saat patrick datang, aku merasa bahwa aroma sampah mulai menyelimutiku. Aku pergi dulu,"

Aku bangkit dan mulai pergi meninggalkan kantin. Kubiarkan saja Patrick dan Spongeboob-nya berduaan menikmati perbincangan romantis mereka.

____________________________________

My Boyfriend is A Speech Impaired | feat . Hwang Hyunjin✔ [On going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang