Chapter | II

136 24 32
                                    

Hanindya Wiranata

Hari ini adalah pengunguman juara kelas semester ganjil. Aku suka hari ini. Terlebih saat namaku disebut sebagai peringkat dua - tentunya.

"Menurutmu, siapa yang akan menjadi yang pertama?" Bisik Brisia.

"Seperti biasa tentunya," ku jawab dengan santai. Bisa kulihat Brisia memajukan bibirnya.

"Sebenarnya apa yang dimakan oleh anak itu, hingga dia bisa pintar. Aku heran," kata Brisia.

"Bahkan aku lebih heran. Ada apa sebenarnya dengan dirimu, kawan? Bukankah itu hal yang bagus jika ia bisa membuktikan bahwa ia hebat meskipun berkebutuhan khusus?"

"Iya. Tapi.."

"Brisa Alensia, Hanindya Wiranata! Ada apa? Maju lah ke depan. Saya juga ingin tahu gosip apa yang sedang kalian bicarakan," suara Pak Guru mengguntur di ruangan.

"Maaf,pak."

"Cih, guru baru saja belagu."

Aku dan Brisia hanya bisa diam jika sudah begini.

"Baiklah, kita mulai dari urutan ke tiga," Pak Guru  menjelaskan.

"Bersiaplah, namamu akan dipanggil," aku terkekeh. Dari dulu hingga sekarang Brisia selalu menjadi yang ketiga.

"Brisia Alensia."

Brisia memutar bola matanya. Lalu ia maju dengan senyum yang ia paksakan.

"Yang kedua,"

Aku yakin bahwa namaku akan disebut.

"Hanindya Wiranata."

Tepuk tangan riuh mengiringi langkahku ke depan. Sudah ku duga.

"Yang pertama,"

"Hwang Hyunjin."

Yup! Nama itu yang aku ingin dengar.

Hwang maju dengan wajah datarnya. Dan yang membuatku gugup adalah dia berdiri di sebalahku. Bahkan jarak kami hanya terpaut sejengkal.

Hatiku berdebar kencang sekarang.

"Hwang, ada yang ingin kamu sampaikan?"

Semua terdiam. Apakah tidak ada guru yang sudi untuk memberi tahu guru baru ini jika Hwang itu Speech Impaired?

"Kenapa kau diam? Ayo katakan sesuatu," bujuk guru baru itu.

Setelahnya aku melihat salah satu temanku maju ke depan dan membisikkan sesuatu kepada guru kurang ajar ini (meskipun itu bukan seluruhnya dia yang salah, tetap saja aku kesal.)

"Ah, maafkan bapak,nak. Bapak tidak tahu masalah ini. Baiklah, ambil piala ini dan duduklah,"

Masih punya sopan santun juga guru ini ternyata. Pada akhirnya Hwang mengambil piala itu dan memberi senyum sekenanya lalu duduk kembali.

Senyum sekenanya itu tetap saja membuat diriku berdebar. Sepertinya aku juga punya kelainan.

____________________________________

My Boyfriend is A Speech Impaired | feat . Hwang Hyunjin✔ [On going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang