Sadis

121 20 1
                                    

Tengah malam yang sunyi Ken masih berlari sekuat tenaga demi menghindari Polisi yang terus mengejarnya. Peluh keringat terus menetes dari tubuhnya, dia sudah mulai penat setelah selesai berkelahi dan sekarang malah harus dipaksa berlari karena kejaran Polisi.

"Kita berpencar, kalian ke arah selatan dan kita ke arah timur di pemukimam warga" suara komando Polisi yang samar-samar terdengar ditelinga Ken

"Sialan mereka masih belum jauh dari sini" umpat Ken dalam hati

Ken sedikit lega saat melihat ternyata sudah dekat dengan pemukiman warga, dia berbelok menuju halaman rumah warga yang dirasa aman untuk ia berhenti melepas penat.

"Kayaknya kurang aman kalau gue cuma sembunyi di sini, apa gue masuk aja kedalam rumah ini" ujar Ken dalam hati

Ken masih mencari tempat aman untuk ia sembunyi, setelah mencari-cari akhirnya dia menghampiri rumah yang terlihat pintu belakang rumahnya terbuka. Ken langsung masuk kedalam rumah itu untuk sekedar beristirahat dan menghindar dari kejaran Polisi.

~.~.~.~.~

Ken masih mengatur napas nya yang masih tersengal karena berlari cukup jauh dari area J. Ia melihat sekelilingnya, yang ternyata itu dapur rumah yang ia masuki. Terlihat sepi karena ini masih sekitar jam 1 dinihari, Ken berniat untuk sembunyi 2-3 jam yang ia perkirakan situasi sudah aman.

*Sreek sreek sreek sreek* terdengar seperti suara langkah kaki mendekat ke arah dapur.

Ken langsung mengambil pisau dan bersembunyi di belakang pintu untuk berjaga-jaga. Ternyata memang benar orang itu ke arah dapur, dari belakang tampak dia seorang gadis. Gadis itu berhenti lalu membuka kulkas untuk sekedar mengambil minuman, saat berbalik hendak untuk meninggalkan dapur ia melihat ternyata pintu belakang rumahnya ini masih terbuka.

Gadis itu berjalan ke arah pintu belakang dapur untuk menutupnya. Saat ia meraih gagang pintu, ia langsung di todong menggunakan pisau dapur oleh Ken yang keluar dari balik pintu itu. Tangan kiri Ken langsung mendorong pintu tertutup agar gadis itu tidak berlari keluar untuk memberitahu keberadaan Ken, sementara tangan kanan nya masih nenodongkan pisau ke leher gadis itu.

"Jangan berani-berani teriak, kalau gak pisau ini bakal ngelukain leher lo" ancam Ken kepada gadis itu

"Siii.... siiapaa kamuuu..." kata gadis itu ketakutan

"Udah jangan banyak tanya, dan sekali lagi jangan berani teriak" ucap Ken dengan nada sadisnya sambil mengernyitkan matanya

"Iii.... iiyyaaa aku gak bakal teriak" jawab gadis itu terbata-bata sambil dia mundur perlahan

"Ehh lo ngapain mundur-mundur segala haaa? Mau coba-coba lari dari gue?" bentak Ken yang menyadari gadis itu ingin menjauh darinya

"Enggak kak, aku... akuu cuma mau kembali ke kamar aja kak. Aku gak akan teriak atau kasih tau siapa pun kak" jawab gadis itu masih ketakutan

"Oke, gue percaya. Lo boleh balik ke kamar lo, tapi tetap harus gue awasin biar lo gak berani macem-macem" kata Ken mengancam

"Iyaa kamu boleh ikutin aku dari belakang" jawab gadis itu sambil menatap mata Ken meyakinkan

Ken menurut, ia membuntuti gadis itu dari belakang menuju kamar gadis itu.

~.~.~.~.~

Under The Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang