1

4 2 0
                                    

"sebatas mengenal. Sudah itu saja tidak lebih" -Mauren

Mauren melihat teman-temannya yang sekarang ini berada di hadapannya. Tampak sosok-sosok sang ceria, dan seorang pemilik lesung pipi yang membuatya hampir diabetes. Satu lagi yang terasa ganjil, iya cowok yang sekarang duduk di pojok belakang, duduk saja tak berdaya, terlihat sekali anak pemalas yang tak punya semangat hidup.

"Auren, silahkan duduk kembali"
Seketika lamunan nya bubar.
"Owh iya pak,"
"Eh Man, cowok yang nggak punya semangat hidup tu namanya siapa sii??" Tanya Auren kepada Manda sembari menunjuk bangku pojok belakang.
"Owh itu namanya Renzeno, cowok cakep tapi kaku nya minta ampun, dingin nya aja sampe nglebihin kutub es," jawabnya santai
"Owh, btw dia emang selalu duduk di pojok belakang dan nggak punya semangat hidup gitu yaa??"
"Iya Ren, dia itu orang yang nggak peduli sama sekali alias 'bodoamatan' kek nggak punya hati,"
"Owh gitu" jawab singkat dari Auren
Dalam benak Auren penuh tanda tanya dan penuh penasaran. Tampan? Dia kepo dengan wajahnya yang saat ini tertutup kedua tangan menghadap ke bawah. Dingin? Sedingin itu kah??
Kringggg, istirahat tiba, kringgg.
Seketika lamunannya terhenti mendengar bel istirahat berbunyi.
"Ren, lo ke kantin kagak??" Sontak Amanda.
"Ya santai elaahh tanyanya, iya gue laperr" jawabnya dengan gerutu
"Wkwk ya sorry, kuyy"

Mata Auren terfokus kepada pria yang digeromboli banyak cewek-cewek.
Amanda yang melihatnya langsung mengikuti tatapan Auren.
"Itu Renzeno, cowok populer di Nep School yang tadi gue bilang" penjelas dari Amanda
"Owh secakep apa sih dia? Banyak banget fan.." katanya terhenti seketika

" Eh gue boleh gabung ngga?" Tanya seorang yang datang tiba-tiba bersama temannya.
" Ya bolehh, duduk aja," jawab Amanda
"Eh btw kenalin gue Jack, temen sekelas" ucapnya pada Auren dengan ramah.
"Gue Leo, temen nya Jack, temen lo sekelas juga whehe" sahut nya dengan ramah.
"Owhh iya salam kenal ya gue Auren"
Auren menatap kembali letak segerombol semut betina mengelilingi Renzeno, tetapi ia tidak melihat seorang pun di sana.
"Ren udah kan makannya? Anterin gue ke koperasi yokk!" Pinta Amanda
"Owh okok"
" Btw ngapain ke koperasi?" Tanya Auren memecahkan keheningan.
" Gue mau fotokopi materi IPA tadi, lo juga mau nggak?"
"Iya dehh, habis gue tadi nggak ndengerin pak Len sih hehe"

Selesai fotokopi, Mauren dan Amanda kembali ke kelas menanti bel masuk.
Mata Mauren menuju ke bangku pojok belakang, lagi-lagi ia melihat cowok itu tak bernyawa, menutup wajah nya dengan kedua tangan menghadap ke bawah.

"Ren, lo dipanggil kepala sekolah tuh," panggil Jack yang mengejutkan Mauren
"Owh iya pak," jawab Mauren menghadap kepala sekolah.
"Lo ngapain ke sini juga Jack?" Tanya bingung Auren kepada Jack.
"Gue juga dipanggil vrohh," jawab Jack dengan nada yang tak biasa.
"Mauren, saya lihat dari raport mu, nilai-nilai IPA bagus-bagus," tanya pak kepala sekolah yang bernama pak Geo.
"Nggak bagus-bagus amat juga pak," sahutnya.
"Baiklah, maksud saya memanggil kalian berdua untuk menanyakan dan mengusulkan buat kalian mengikuti olimpiade Sains, bagaimana?"
"Owh kalo saya siap-siap aja pak," sahut Jack langsung.
"Bagaimana dengan mu Mauren?" Tanya pak Geo lagi.
"Hmm saya pertimbangkan dulu ya pak," jawab Mauren dengan lembut.
"Baiklah, kalian bisa kembali ke kelas"
"Iya pak" jawab Jack dan Mauren serentak.
Mereka memasuki kelas dan mengikuti pelajaran kembali.
Amanda yang selalu kepo langsung bertanya kepada Mauren. Mauren pun menjelaskan dari A sampe Z walaupun tadi nggak ada X nya.

Sekolah pertama Mauren selesai dan berakhir lancar. Ia melihat pak Geo yang sedang kesusahan membawa banyak buku yang dibawanya.
"Pak, gimana kalo saya bantu bawa?" Tawaran Mauren.
"Owh iya iya terimakasih Mauren. Hmm gimana klo kamu ikut ke rumah saya dulu?! buat data plus proposal olimpiade Sains mu"
"Owh iya pak"

Setelah bermenit-menit lalu, Mauren dan pak Geo sampai.
"Buku-buku nya taruh sini saja Ren!"
Mauren masih melongo kagum melihat rumah bertingkat bercat kuning emas seperti istana.
"Mauren," panggil pak Geo sekali lagi.
"Owh iya pak, maaf hehe" langsung sahut Mauren.

"Ren, kesini!" Ucap pak Geo memecahkan keheningan
Hendak saja Mauren menjawab nya, tapi sudah datang seorang lelaki gagah dengan tak ada senyuman yang teriris.
"Ren, kenalin ini Mauren, Mauren ini anak saya Renzeno" ucap pak Geo membuat Mauren seketika melongo.
"Renzeno, mulai hari ini kamu akan belajar bersama dia," pinta pak Geo
"Hahhh saya??" Sahut Mauren dengan terkejut.
"Iya, tidak apa kan?"
"Hmm" gerutu kesal Renzeno.
"I iya pak," jawab Mauren gugup.

Mauren bingung harus memulai dari mana dan apa. Ia bahkan tidak terlalu mengenal lekaki ini. Cobaan apa inii. Batin Mauren kesal.

THX-U Star!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang