((ga komen gua terkam))
---
Pemuda itu tak acuh dengan panggilan bernada kasar yang diterimanya. Walaupun bisa dibilang ia tidak terlalu lelah untuk menghajar barang satu atau dua orang yang meneriakinya.
Mungkin ia sedang tidak ingin memancing keributan di tempat yang isinya hanya para pemabuk setengah teler itu. Sedikit menyesali pilihannya untuk tidak minum di kelab VIP seperti yang biasa ia lakukan dan malah memilih bar kecil di pinggir jalan. Salahkan saja dirinya sendiri yang kalah berjudi dan membuat sebagian besar hartanya berpindah tangan.
Ah—
Alasan lain yang lebih tepat yaitu karena ini adalah akhir pekan dan Sabtu adalah hari untuk memberi hadiah pada dirinya yang telah bekerja keras. Ia ingin merasakan hidup damai satu hari tanpa harus menghajar orang lain.
"Oi, Tuan." Dua berandalan itu menahan bahunya dari belakang. "Kau mau main-main dengan kami, eh?"
Pemuda itu memutar bola matanya. Ia membalikkan badan dan mendorong dada mereka. "Kau yang cari mati."
Tatapan mengintimidasi yang dilayangkan pemuda kelahiran Osaka itu berhasil menciutkan nyali berandalan yang tadinya berniat mengajaknya main-main. "Cari tahu dulu dengan siapa kau mencari ribut, Bocah."
Dengan sedikit bergaya, jaket jins yang sempat tertarik ke belakang, ia rapikan kembali. Pembawaan yang tenang dan terkesan angkuh itu mempesona wanita murahan yang sempat dilewatinya.
"Bar-mu berisik sekali," keluhnya sesaat setelah mendudukkan diri di kursi tinggi di hadapan seorang bartender. "OH!" serunya.
"OH!" Bartender itu juga ikut berseru. "Kazuma?!"
Kawamura Kazuma melebarkan senyuman menyebabkan matanya sedikit menyipit. "Zin-san?!" Sebagian dari wanita yang memujanya di sana mungkin bertanya-tanya, bagaimana bisa pemuda angkuh tadi berubah menjadi pemuda semanis itu?
"Lama tidak melihatmu. Kau sehat?" Sakamoto Zin, pemuda yang lebih tua tiga tahun darinya itu bertanya.
"Lucu kalau jawabannya aku tidak sehat sedangkan aku malah mampir untuk minum," jawab Kazuma. "Kau bekerja di sini?"
Zin menggaruk tengkuknya sambil tersenyum malu-malu. "Oi, kenapa ekspresimu seperti anak gadis begitu!" protes Kazuma diiringi tawa.
Lemparan kain lap bekas gelas basah diterima Kazuma. "Aku tidak mau menyombongkan diri dengan bisnis ini, Bodoh!"
"Eh, kau sudah menjadi pebisnis rupanya!" Kazuma mengembalikan kain lap itu dengan lemparan yang lebih kuat dari yang diterimanya tadi.
Zin mendecak. "Sopan sedikit, begini-begini aku lebih tua darimu." Masih dengan tawanya Kazuma mengucapkan maaf singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side [The Rampage from Exile Tribe/AU]
FanficJika pembunuhan itu dilakukan oleh yakuza, tapi mengapa polisi menutup kasusnya? [an alternate universe x the rampage from exile tribe] amazing cover by @slutherin_