十 | Ke Pasar Malam #1

6.1K 994 138
                                    

Jangan forget to vote ya :'>





Jangan forget to vote ya :'>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Line!

Line!

Line!




Bundanya Yangyang💞
|sayaaaaaaang
|nanti malem keluar yaaa
|mau kepasar malem 👌





"Hp siapa itu bunyi?!" suara pak Jae menggelegar begitu dua detik berlalu sejak ponsel Jeongin berbunyi.

Jeongin merutuk sekaligus merinding. Pasalnya ponsel dia yang baru saja berbunyi. Menampilkan pop up notifikasi line dari kamu.


Jeongin tuh lupa. Lupa mode silent ponselnya. Tadi sebelum dia berangkat ke musholla untuk menunaikan ibadah, dia langsung menaruh ponselnya di tas. Buru-buru banget itu Jeongin ke mushollanya sampai gak ingat.

Padahal jam pelajaran sesudah istirahat tuh matematika peminatan. Gurunya pak Jaelani yang terkenal killer. Lebih sialnya, hari ini ulangan bab trigonometri. Jeongin sedih. Dia gak buka ponsel selama istirahat gara-gara sakit abis diculik jurig China. Jadilah dia tidak tau sama sekali kalau hari ini ada ulangan.

Iya. Jeongin udah masuk sekolah lagi. Pengennya di apartemen aja sama kamu. Dimanja gitu. Cuma kamunya kuliah lagi sejak kemarin. Awalnya Jeongin ngelarang permintaan kamu yang tiba-tiba pengen kuliah lagi. Tapi melihat kamu menangis di depannya dan semalaman dikacangin, alhasil Jeongin memperbolehkan kamu kuliah. Asal berangkat dan pulang harus dia yang antar jemput.

"Bapak tanya heh! Malah dikacangin!" suara pak Jae menggelegar lagi. Guanlin yang kebetulan melirik pak Jae, langsung menunduk dengan hikmat. Takut Guanlin tuh. Pak Jae lagi melotot.

Sebentar, emang pak Jae bisa melotot?

Satu kelas gak ada yang jawab. Pak Jae mulai menunjukkan cakra ekor sembilannya. Langsung saja aura di kelas mendadak suram. Tadi sih sudah suram. Malah bertambah suram sekarang. Melebihi kesuraman saat ngechat doi tapi tidak ada balasan sama sekali. Padahal si doi baru bikin status di Whatsapp.

Kan

Minta ditampar pipinya biar tidak tuman.

"Mau jadi apa kalian ini hah? Kalau budaya kacang kalian terapkan pada orang tua?!" pak Jae kembali berkoar-koar. Satu kelas saling pandang. Kecuali Jeongin, Samuel, dan Guanlin.

Jeongin nunduk. Takut.

Samuel sibuk ngitung jawaban. Bodo amat. Bukan urusan dia.

Guanlin ketar-ketir. Pak Jae menatapnya bengis.

'Njay, jadi tua aja bangga' batin Guanlin

"Udah Je, ngaku aja sana. Ketimbang dihukum bikin vlog," bisik Ningning di bangku samping Jeongin.

[2/2] Papah Muda ✖ Yang JeonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang