Haiii
Jangan lupa bintangnya ya sayang
Biar aku update lagi
Hari ini gue dan Jeongin ke rumah sakit lagi untuk melakukan check up dan konsultasi terkait persalinan nanti. Yah, usia kandungan gue sudah menginjak sembilan bulan. Sebentar lagi anaknya Jeongin (anaknya gue juga sih) bakal keluar dari perut.
Waktu berlalu begitu cepat sampai gak terasa kalau gue akan melahirkan. Padahal gue merasa kemarin masih baru pertama kali ketemu Jeongin terus marah-marah sama dia gara-gara dia nyaris berhubungan intim dengan Jiheon. Tak terasa sekali. Di usia gue yang menginjak dua puluh satu, gue menjadi seorang bunda.
Selama empat bulan terakhir, gue yah beraktivitas seperti biasa. Gue kuliah, ikut senam ibu hamil, ikut sosialisasi ibu-ibu hamil muda dan lain sebagainya. Gue selain memikirkan akademik di kampus, gue juga memikirkan persiapan persalinan gue. Gue mau gak mau harus memikirkan nasib gue sebagai mahasiswa dan calon ibu. Terkadang saking capeknya sehabis kegiatan, gue menangis. Sebabnya gue berpikiran kenapa gue harus hamil di saat gue masih kuliah. Gue terkadang menyesali apa yang telah terjadi ke gue saat ini.
Selama empat bulan terakhir ini juga, Jeongin jadi tambah protektif sekaligus jadi babu di rumah. Gak babu, sih, tapi segala bentuk pekerjaan rumah dia yang melakukan. Alasannya dia agar gue gak capek dan si dedek gak kenapa-napa. Asli deh, si Jeongin lebih khawatir dengan anaknya ketimbang gue yang notabenenya emaknya si adek, dan yang susah payah mengandungnya.
Untung gue sayang.
Tapi ya gue bersyukur dengan Jeongin yang begitu. Dia lebih fokus dengan keluarga kecilnya dibanding dengan Jiheon. Entahlah gue gak pernah tau Jeongin deket sama gadis itu lagi. Gue pun berharap tidak akan pernah lagi.
Kalau keluarga gue mah biasa aja. Mama ya kadang memberi gue wejangan terkait pra dan pasca melahirkan. Bang Kevin sering ajak gue jalan kalau dia pulang ke rumah. Papa sendiri suka mengirimkan baju-baju dan perlengkapan bayi. Sama aja kayak ayah Sungjin dan bunda Mina.
Kalau temen-temen gue malah hebring karena perut gue yang semakin besar. Mereka tuh nyuruh gue cuti dari usia kandungan gue delapan bulan. Takutnya gue tiba-tiba kontraksi sewaktu di kelas atau bangku kuliahnya gak cukup untuk gue duduki. Yah, akhirnya gue pun ambil cuti di minggu terakhir bulan ke delapan. Tapi temen-temen gue tetap men-support gue sampai sekarang.
Oke balik lagi ke gue dan Jeongin.
Setibanya di rumah sakit, gue digandeng Jeongin masuk ke dalam bangunan berbau obat-obatan tersebut. Kita berdua ambil antrian di lobi sebelum menemui dokternya. Saat ini gue dan Jeongin duduk berdua di kursi tunggu di lobi. Gue mengusap perut, sedangkan Jeongin main game. Dia akhir-akhir ini suka main game. Bukan game FF, mobile legend atau apalah yang kebanyakan orang main. Dia main game piano tiles 2.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2/2] Papah Muda ✖ Yang Jeongin
Hayran Kurgu[papah muda season 2] ❝Jadi papah muda itu rasanya nano-nano...❞ imagine lowercase nonbaku