• Takdir Cinta •
Roda itu berputar, adakalanya kita berada diatas, dan adakalanya kita berada di titik terendah.•
•
•
"Ibukk! Buka pintu nya Buk!" Teriak Naya setengah sadar, tubuhnya sempoyongan menahan agar tidak ambruk ditempat. Kepala nya pusing, serasa mau pecah.
Ceklek
Pintu rumah Naya terbuka. Disana tampaklah Sisil yang terkejut dengan kondisi Naya. Dengan segera Sisil membopong tubuh Naya.
"Ya Allah Nak, Nak. Kamu mabuk lagi Nak?" tanya Sisil dengan keadaan panik dan khawatir. Tidak dapat di pungkiri, Naya adalah satu-satunya harta bagi Sisil.
Sisil mulai melepaskan Sepatu milik Naya, kemudian berlarian mengambil Selimut, karena tubuh Naya benar- benar dingin sekarang.
"Nay, kamu kapan berubah Nay? Ibu cuma minta kamu rubah penampilan kamu, perbaiki akhlak kamu, dengan begitu ibu tidak akan merasa bersalah lagi kepada ayah kamu karna sudah menjalankan tugas sebagai ibu yang baik."
Sisil menangis melihat tingkah laku Naya yang tidak pernah mau mendengarkan semua nasihat dari nya. Sisil menatap sendu Wajah Naya, kini tubuh Naya sudah terbalut dengan Selimut yang tidak begitu tebal. Tetapi mampu mengurangi Dingin Suhu tubuh Naya.
"Nggak usah liatin Nay sampe segitunya deh bukkk!!!" Mata Naya terbuka lebar. Meskipun Naya masih dalam keadaan mabuk, tapi Naya masih bisa mendengarkan Perkataan ibunya.
"Ibuk tau??? Oma itu jahat Bukkk!!!! Oma lebih memilih Aisyah!!!! Ibuk tau Aisyah??? Iya, Aisyah itu anak dari selingkuhan Ayah kan buk???? Iya kan!!!!! Hiks ... Hiks ... kenapa buk??? Kenapa ibuk nggak cerita buk????! Oke, Nay tau, karena ibuk malu, iya!!!! Ibuk malu cerita kalau Aisyah itu saudara tiri Nay. Iya!!!! Iya bener Buk. Nay emang nggak solehah kayak Aisyah. Nay juga nggak se kalem Aisyah, Nay juga nggak secantik dan sepintar Aisyah!!! Nay juga nggak Bisa baca Qur'an Buk!!!! Iya, Naya tau buk!!!! Naya sedih. Hiks ... hiks ... kenapa Takdir begitu jahat sama Naya buk!!!! Kenapa!!!!! Naya juga sedih buk!!!! Oma jahat!!!! Kemarin Nay liat Oma, Oma lagi meluk Aisyah dengan sangat erat buk!!! Erat banget."
Isakan Naya sangat membuat hati Sisil sakit, Sisil tau apa yang Naya rasakan, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Keluarga itu telah mencampakkan dirinya. Selama ini Sisil kubur dalam-dalam masa lalu nya. Tapi Sisil lupa, sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh juga.
"Maafin ibu Nay, Sekarang Nay minum Jeruk Nipis ini dulu ya, biar Mabuk nya hilang." Sisil memberikan segelas air jeruk nipis yang sudah dia peras tadi. Namun Naya segera menepis nya dan membuangnya ke lantai Rumah.
"Nggak!!! Nay nggak mau!!!! Kalian jahat sama Nay, kalian jahattt!!!! Oma pilih kasih!!!!! Oma malu buk!!! Oma malu punya Cucu kayak Nay buk!! Oma sendiri yang bilang gitu kan buk???" Naya tidak dapat menahan egonya lagi. Kali ini, Naya ambruk di pelukan Sisil. Naya menangis sejadi-jadinya.
Ternyata selama ini ibu nya memikul semua beban yang tidak Naya tau, selama ini Naya salah paham terhadap ibu nya. Naya benar-benar menyesal sekarang.
"Ibuk, Hiks ... Hiks ... Nay minta maaf buk. Nay minta maaf karena selama ini, Nay udah nyakitin perasaan Ibu. Nay sayang sama ibu. Nay nggak mau kehilangan ibu juga. Cukup Ayah aja, yang tinggalin Nay bu, ibu jangan tinggalin Nay yah bu."
"Janji?" Naya mengacungkan kelingkingnya kepada Sisil. Kemudian Sisil menangkup jari kelingking Naya.
"Ibu janji sayang."
tak lama dari situ Naya pun tertidur di pangkuan Sisil. Sisil tersenyum senang.
"Nak, ibuk senang kamu sedikit berubah. Dan semoga besok, kamu bisa menjadi lebih baik lagi dari sekarang."
🌼🌼🌼
Naya bersiap-siap untuk pergi kekampus, ia mulai memasukkan semua kebutuhan belajarnya. Tak lupa pula ia menyemprotkan sedikit parfum ke tubuhnya. Waktu menunjukkan pukul tujuh, Naya segera berpamitan kepada ibunya."Ibu Nay pamit ya."
Naya mencium Tangan Sisil dengan lembut. Sisil tersenyum senang, sekarang Naya sudah berubah pikirnya."Nay, Kamu mau ibu anter?" Tawar Sisil ketika melihat ada sepeda di depan rumah. Walaupun sepedanya tidak sebagus sepada orang lain. Setidaknya Naya bisa sampai kekampus dengan Selamat.
"Wahh, mau lah buk."
Mata Naya berbinar senang. Untuk kali pertamanya ia senang Sisil mau mengantar dirinya. Padahal dulu juga setiap hari Sisil menawarkan Naya untuk di antar, tapi Naya selalu menolak dengan alasan sepadanya terlalu butut.
Mereka berdua pun pergi ke kampus Naya dengan menaiki sepada lama Sisil. Sepanjang perjalanan mereka bersenandung ria sambil bercerita kemudian tertawa.
Sesampainnya dikampus, banyak sekali mahasiswa yang Mencemooh Naya. Namun Naya hanya menatap datar kearah mereka. Ia tidak peduli dengan tatapan orang-orang. Toh sudah biasa juga kan di tatap sinis seperti itu.
Sisil melihat penampilan Naya yang sedikit berubah. Saat ini, Naya menggunakan Celana Jeans. Bajunya sudah panjang, hanya saja Naya belum siap memakai Hijab.
"Buk, Nay Masuk yaa."
Sisil mengangguk pelan, setelah Naya masuk kedalam kampus, barulah Sisil bisa pergi dan bernafas lega karna tidak ada yang mengganggu Naya.
"Assalamualaikum---" Salam Naya terhenti ketika melihat Fotonya berserakan di Mading kampus.
Bulir-Bulir Air mata Naya mulai jatuh. Naya segera merobek Foto dirinya yang tengah berada di Cafe milik Bella. Dan difoto itu juga, terlihat Naya yang sedang Mabuk. Ada satu foto yang membuat Naya marah. Dia melihat Foto ibunya lagi memungut sampah Plastik.
"Siapa yang ngelakuin ini!!!!!!!!!!!"
🌼🌼🌼
jum'at 3 Mei 2019
Direvisi tanggal: 29 Desember 2021
Pukul 14.43
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA [TERBIT]
Short StorySEBAGIAN PART DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBIT "Kalau seandainya kita tidak berjodoh, apa kamu masih mau nunggu aku?" "Aku akan menunggu mu jika benar kamu adalah jodohku." lelaki itu tersenyum selepas membaca surat dari orang yang paling dia b...